wisata langit
Image by Cool Text: Logo and Button Generator - Create Your Own Logo

Sabtu, 20 Januari 2018

Menginstal Qur'an Dalam Diri

   MANAJEMEN LANGIT 


Mungungkap Rahasia 5 Prinsip Manusia Langit 

 ISI BUKU

Muqaddimah

 SUMBER DASAR MANAJEMEN LANGIT

 Al Qur’an

 Al Qur’an dan surat pe Al Fatihah.

Tujuan Diturunkan Al Qur’an

 Tujuan membaca Al Quran

 Tiga Kelompok Pewaris Al Qur’an Isi Kandungan Al Qur’an Yang Tersurat ( Manthuq ) Al Fatihah Induk Manajemen Al Qur’an Isi Kandungan Al Qur’an Yang Tersirat ( Mahhum ) Sifat Malaikat Fitrah Manusia Interaksi antara Al Qur’an, malaikat dan manusia PEMOGRAMAN AL QUR’AN DALAM DIRI MANUSIA Membumikan Al Qur’an dan Melangitkan Manusia Bagaimana Proses Pemrogramannya Kepada Manusia ? Aplikasi Ilmiyah Apliksi Amaliyah Apa Fungsi Aplikasi Ilmiyah Apa Fungsi Aplikasi Amaliyah Apa target dari kedua aplikasi ini FUNGSI LIMA PRINSIP LANGIT Apa Fungsi 5 prinsip Langit Untuk Manusia ? Dari Mana Sumber Dasarnya ? Dari Mana Fermentasinya ? Dari Mana Sumbernya ? LANGIT PERTAMA 5 PERINSIP LANGIT ( 5 Star principles of human celestial ) Hakikat Kebahagiaan Manusia Lima Prinsip Langit Adalah 5 Inti Kandungan Al Qur’an Yang Tersirat Lima Perinsip Langit Adalah 5 Sifat Malaikat Lima Perinsip Langit Adalah Lima Fitrah Manusia LANGIT KE DUA Manajemen langit ( Managemen celestial ) Cahaya Bintang 1. Visi Misi Hidup Seorang Muslim Cahaya Bintang 2. Aplikasi Dengan Menerapkan Segi Tiga Sukses Cahaya Bintang 3. Bagaimana sukses dalam ibadah 5 Langkah Sukses Dalam Ibadah Cahaya Bintang 4. Bagaimana sukses dalam profesi Cahaya Bintang 5. Bagaimana sukses dalam pergaulan LANGIT KE TIGA Kecerdasan langit ( intellegence celestial ) Cahaya Bintang 1. Membentuk manusia SDM ( Suci Dan Mulia ) Cahaya Bintang 2. Sifat sifat malaikat dalam Al Qur’an Cahaya Bintang 3. Mengkonversi manusia KDH ( Kotor Dan Hina ) Cahaya Bintang 4. Sifat sifat iblis dalam Al Qur’an Cahaya Bintang 5. Ulul Albab LANGIT KEEMPAT Menjalin Komunikasi Langit Cahaya Bintang 1. Menjalin Komunikasi Dengan Sang Maha Pencipta Cahaya Bintang 2. Menjalin Komonikasi Dengan Diri Sendiri Cahaya Bintang 3. Menjalin Komunikasi Dengan Sesama Manusia Cahaya Bintang 4. Menjalin Komunikasi Dengan Makhluq hidup yang lain Cahaya Bintang 5. Menjalin Komunikasi Dengan Alam LANGIT KELIMA Hukum Tarik Menarik Langit (Law of attraction celestial ) Cahaya Bintang 1. Hukum Tarik Menarik Antara Manusia Dan Malaikat Cahaya Bintang 2. Hukum Tarik Menarik Antara Manusia Dan Iblis Cahaya Bintang 3. Hukum Tarik Menarik Antara Manusia Dan Alam Semesta Cahaya Bintang 4. Hukum Tarik Menarik Antara Manusia Dan Hewan Cahaya Bintang 5. Hukum Tarik Menarik Antara Manusia Dan Manusia LANGIT KE ENAM Membentuk Generasi langit ( Form generation celestial ) Cahaya Bintang 1. Generasi Yang Sehat Generasi Bintang Cahaya Bintang 2. Generasi Yang Sakit Generasi Binatang Cahaya Bintang 3. Generasi Yang Sekarat Generasi Bangkai Cahaya Bintang 4. Bagaimana Terbentuknya Generasi Bintang Cahaya Bintang 5. Potret Generasi Bintang LANGIT KE TUJUH Menyambut datangnya Kerajaan Langit Jilid II Cahaya bintang 1. Sinyalemen Rasulullah Yang Terang Benderang Cahaya Bintang 2. Pasca Jatuhnya Sovyet Musuh Bersama Barat Adalah Islam Cahaya Bintang 3. Geliat islam di Barat Cahaya Bintang 4. Gejolak Di timur Tengah Cahaya Bintang 5. Menyambut Datangnya Khilafah ‘Ala Minhajun Nubuwwah Kepustakaan Tentang Penulis Muqaddimah SUMBER DASAR MANAJEMEN LANGIT Al Qur’an Al Qur’an adalah Kitab Langit yang terahir.Kitab Suci ini diturunkan kebumi dari sisi Allah Rabbul AlaminMelalui Malaikat Jibril kepada utusan-Nya yang terahir yaitu Nabi Muhammad saw. sebagai pedoman dan panduan hidup ummat manusia di akhir zaman. Sebagai kitab langit yang terahir, Al Qur’an disamping telah memuat seluruh isi kandungan kitab kitab langit terdahulu, seperti suhuf Ibrahim, suhuf Musa, kitab Taurat, kitab Zabur dan kitab Injil, ia pun berperan sebagai kitab penyempurna dari seluruh kitab kitab langit sebelumnya tersebut. Oleh karena itu, di dalam Al qur’an ini telah tersimpan seluruh program program aplikasi langit yang harus diinstal dan di programkan kepada manusia di muka bumi. Sehingga Untuk tugas besar ini Allah Rabbul Alamin telah mengutus Rasul-Nya yang terahir yaitu Nabi Muhammad saw . agar beliau menginstal dan memogram softwer aplikasi langit ini kepada seluruh ummat manusia di seluruh permukaan bumi ini sampai hari kiamat. Karena besarnya proyek dan tugas ini Allah juga melibatkan seluruh ummat beliau untuk bekerja sama dan saling bahu membahu dalam menjalankan tugas besar nan suci ini. Untuk apa Al Qur’an ini di instal dan diprogramkan kepada manusia ? Tentu saja hal ini berkaitan dengan tujuan penciptaan manusia itu sendiri dan tujuan diturunkannya dimuka bumi; yaitu beribadah kepada Allah dan menjadi khalifah Allahdimuka bumi. Bagaimana Al Qur’an di instal kepada diri manusia ? Jawaban dari pertanyaan ini menjadi pembahasan pokok dalam buku ini,teruslah anda baca buku ini, karena nanti anda akan mendapat jawabannya pada babnya. Namun terlebih dahulu saya akan memberitahukan kepada anda bahwa Manusia telah diciptakan oleh Allah dengan penciptaan yang sempurna, baik bagian lahirnya maupun bagian batinnya. Dalam hal ini untuk penciptaan lahirnya Allah berfirman : لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ “sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” . Dari sisi batinnya Allah berfirman : وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya)” Artinya kalau di ibaratkan komputer, Allah telah menciptakan manusia dengan hadware ( perankat keras )yang sempurna dan software ( perangkat lunak ) yang lebih sempurna. Dan tujuannya adalah dipersiapkan untuk menerima penginstalan dan pemograman software aplikasi langit, yaitu Al Qur’an.yang akan membawa mereka kejalan yang lurus. Namun apabila manusia tidak diinstal dengan software aplikasi langit ini maka dengan sendirinnya ia akan terinstal dengan software aplikasi bumi, yaitu setiap informasi bumi baik melalui media cetak atau media elektronik yang tidak ada hubungannya dengan informasi langit yang membawa manusia kejalan yang sesat. Perhatikanlah firman Allah sebagai terusan ayat Asy Syams diatas : فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا “maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”. Cobalah anda perhatikan sekali lagi ayat ini dan hubungkan dengan ayat sebelumnya, maka anda menemukan satu makna, bahwa Allah bersumpah dengan jiwa dan kesempurnaan penciptaannya dimana Allah melengkapinya dengan aplikasi penerima ilham ilham dari langit dan aplikasi penerima ilham ilham dari bumi. Kemudian perhatikan firman Allah berikutnya : قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا () وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. Maksud orang yang mensucikan jiwanya dalam ayat diatas adalah orang yang yang telah berhasil memprogram dirinya dengan Al Qur’an sedang orang yang mengotori jiwanya adalah orang yang enggan memogram dirinya dengan Al Qur’an. Kenapa orang yang telah terprogram dengan Al Qur’an mereka menjadi orang yang beruntung ? Sebabnya adalah karena mereka telah tersambung dengan cenel langit, yaitu Malaul A’ala, malaikat malaikat langit atas, atau malaikat moqorrobun dan karobiyun yang di pinpin oleh malaikat jibril. Dimana ALLAH telah menjadikan mereka pemancar ilham ilham kebaikan kemuka bumi. Maka siapa saja yang telah terprogram dengan program Al Qur’an berarti dia telah terprogram dengan program malaikat langit atas ini. Ia telah memiliki frekuensi dan gelombang yang sama dengan frekuensi dan gelombang malaikat atas ini, dan ini artinya ia telah siap menangkap siaran langit berupa ilham ilham kebaikan yang Allah pancarkan melalui malaikat-Nya kedalam hatinya yang suci. Sedangkan siapa saja yang tidak terprogram dengan program langit ini, berarti dia tidak bisa menangkap siaran dari canel langit yang berupa ilham ilham kebaikan, akan tetapi secara otomatis dia akan tersambung dengan siaran canel bumi yang berupa ilham ilham keburukan yang dipancarkan dari Allah melalui pemancar bumi yaitu setan dan iblis, karena dirinya telah terprogranm dengan program bumi yaitu program iblis, sehingga ia telah memiliki frekuensi dan gelombang yang sama dengan frekuensi dan gelombang iblis. Itulah sistem media informasi yang terjadi antara langit dan bumi yang Allah rancang untuk kebaikan hamba hambanya.di muka bumi. Sesuai dengan ayat ayat Al Qur’an diatas Bagaimana itu semua terjadi ? Buku ini akan memaparkan secara lengkap kepada anda, Apakah Allah swt juga memrogram malaikat langit atas dengan program Al Qur’an ? Perlu diketahui bahwa jauh sebelum program program langit ini diturunkan kebumi untuk di instal kepada manusia dibumi, sesungguhnya Allah Pencipta langit dan bumi ini telah menginstal program program langit ini kepada penduduk langit yaitu para malaikat. Sehingga para malaikat ini selalu dalam keadaan islam atau selalu dalam keadaan menyerah total kepada Allah SWT. Inilah salah satu maksud dari firman Allah dalam Surat Ali Imron : إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ Sesungguhnya agama yang ada di sisi Allah adalah Islam. Dalam ayat yang lain Allah menginformasikan : إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ () فِي كِتَابٍ مَكْنُونٍ () لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ “Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia,pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh),tidak menyentuhnya kecuali Para Malaikat yang disucikan.” Termasuk yang menjelaskan hal ini adalah ayat dibawah ini : الرَّحْمَنُ () عَلَّمَ الْقُرْآنَ () خَلَقَ الْإِنْسَانَ () عَلَّمَهُ الْبَيَانَ (Tuhan) Yang Maha Pemurah,Yang telah mengajarkan al Quran.Dia menciptakan manusia.Mengajarnya Al Bayan (Al Qur’an) Menurut sebagian Ahli tafsir, makna ayat ini adalah ; “ Allah Ar Rahman “mengajarkan” Al Qur’an kepada malaikat langit atas sebelum manusia di ciptakan, Lalu Allah Menciptakan manusia kemudian mengajarkan Al Qur’an kepada Manusia (lihat tafsir Kabir ). Salah satu bukti Para malaikat telah mengamalkan Al Qur’an adalah Pada surat Ali imron ayat 18 dibawah ini : شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Begitu pula surat Al A’raf ayat 206 dibawah ini: إِنَّ الَّذِينَ عِنْدَ رَبِّكَ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيُسَبِّحُونَهُ وَلَهُ يَسْجُدُونَ Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada- Nya-lah mereka bersujud Sebagaimana juga ditunjukkan dalam surat An Nahl ayat 50 dibawah ini : وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ دَابَّةٍ وَالْمَلَائِكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ () يَخَافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para ma]aikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka). Dalam surat Ghafir ayat 7 Allah berfirman : الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا “(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman.” Para malaikat dalam hal ini benar benar telah mengamalkan Al Qur’an, Sebagaimana kita tahu bahwa inti dari kandungan Al Qur’an telah tersimpan dalam surat Al Fatihah,yaitu mengenal Allah, mentauhidkan-Nya dan menyembah hanya kepada-Nya. Itulah shirotol mustaqim ( jalan yang lurus )dimana para nabi, para shodiqin, para syuhada’ dan para shalihin telah berada di jalan ini. Mereka telah menyerupai malaikat dalam hal ini. Yaitu sama sama berada di shirotol mustaqim, tentu saja Para Nabi lebih dekat keserupaannya dengan para malaikat, karena Allah telah memilih mereka untuk di jadikan panutan kepada para pengikutnya, sehingga Allah telah menjadikan mereka MAKSUM, yaitu terjaga dari makashiat seperti para malaikat. Dalam ayat ayat yang menjelaskan tentang keaadan malaikat yang selalu mentauhidkan Allah, dan terus beribadah dengan penuh rasa takut kepada Allah, tidak pernah bermaksiat kepada Allah dan selalu taat kepad perintah-Nya, memberitahukan kepada kita bahwa di dalam diri malaikat telah terinstall Al Qur’an, dan bahwa mereka selalu didalam wilayah shirotol mustaqim. Keadaan seperti inilah yang teringkas dalam surat Ali Imram ayat 51, dibawah ini : إِنَّ اللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus." Dan karena itulah Para malaikat ini khususnya malaikat papan atas ( Mala’ A’la ) Allah telah menjadikannya pemancar ilham ilham kebaikan kepada manusia di muka bumi. Kenapa iblis tidak terprogram dengan program Al Qur’an ? Sejak iblis membangkang peritah Allah untuk bersujud kepada Adam kemudian mendapat laknat dari Allah dan di usir dari surga, sejak saat itu ia berjanji kepada Allah untuk menggelincirkan anak anak cucu Adam, dan minta di tangguhkan umurnya sampai hari kebangkitan, dan Allah mengabulkan permintaannya itu. Maka sejak saat itulah iblis dan anak buahnya Allah jadikan pemancar ilham ilham keburukan kemuka bumi. Dan ini semua berjalan atas sekanario Allah. Sesuai dengan tujuan di ciptakannya manusia untuk di uji siapa yang paling baik amalnya. Jadi apa yang di programkan kepada Iblis ? Segala program yang bertentangan dengan program aplikasi langit yang telah di programkan kepada Malaikat, dari program program bumi. Allah berfirman dalam surat ayat : قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ () وَإِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat." Jadi, kalau malaikat di program dengan program aplikasi langit sebagai rahmat Allah kepada mereka seperti program tauhid dan keimanan maka iblis diprogram dengan program aplikasi bumi sebagai laknat Allah kepada mereka seperti program Syirik Dan kekafiran. Kalau malaikat diprogram dengan program aplikasi langit Kesucian dan kebersihan maka iblis di program dengan program aplikasi bumi kekotoran dan kehinaan. Kalau malaikat di program dengan program aplikasi langit ketundukan dan kepasrahan maka iblis diprogram dengan program aplikasi bumi pembangkangan dan pembelotan. Kalau malaikat diprogram dengan program aplikasi langit kemerdekaan dari hawa nafsu dan kelapangan hati maka iblis diprogram dengan program aplikasi bumi penguasaan nafsu ammaroh dan dendam kusumat. Kalau malaikat diprogram dengan program aplikasi langit keadilan dan kasih sayang maka iblis diprogram dengan program aplikasi bumi kedhaliman dan kebencian. Pemograman Al Qur’an Untuk Melangitkan Manusia Maka dengan demikian untuk melangitkan manusia, atau untuk memalaikatkan manusia, Allah menurunkan al Qur’an kebumi. Sebab Didalam Al Qur’an ini telah termuat program program langit yang harus di instal kepada diri diri manusia dibumi, sebagaimana Allah telah menginstal program ini kepada para malaikat-Nya diatas langit. Tujuan penginstalan ini tidak lain adalah, agar manusia keluar dari jajahan sifat sifat kebinatangannya, sebagai bawaan badannya yang terbuat dari bumi yang bersifat dhulumat (gelap ), menuju penguasaan sifat sifat malaikatnya sebagai bawaan ruhnya yang datang dari langit yang bersifat nur (terang ). Kenapa manusia harus dibawa kepada sifat sifat malaikatnya yang terang ? Sebab, Allah SWT telah menetapkan dalam sunnah-Nya (sunnatullah) bahwa kebaikan manusia di muka bumi ini sangat tergantung kepada keserupaan sifat sifat manausia dengan sifat sifat malaikat di atas langit. Semakin mirip dan serupa sifat sifat manusia dengan sifat malaikat maka semakin shaleh dan mulia keadan manusia tersebut. Begitu pula sebaliknya, bahwa keburukan manusia sangat tergantung kepada keserupaan sifat sifat manusia dengan sifat sifat binatang dan iblis di bumi. Semakin mirip dan serupa sifat seseorang dengan sifat binatang dan iblis maka semakin buruk dan hina keadaan orang tersebut. Inilah hukum kemiripan sebagai sunnatullah yang terjadi dialam semesta ini. Inilah Law of attaraction di dalam ajaran islam. Jadi, dengan kata lain, Allah SWT, menurunkan Al Qur’an kebumi adalah untuk mengeluarkan manusia dari dzulumat ( kegelapan ), yaitu kegelapan sifat sifat binatang dan sifat sifat iblisyang ada di dalam diri manusia, kepada nur ( cahaya ), yaitu cahaya fitrah manusia ( hati nurani ) dan cahaya sifat sifat malaikat yang ada dalam diri manusia.. Inilah bentuk terbesar kasih sayang Allah kepada manusia. Sebab apabila manusia berada dalam gelapnya sifat sifat binatang dan setan mereka tidak akan selamat dalam kehidupan dunia ini dan akhirat kelak. Sebab Allah telah menjelaskandalam Al Qur’an, Surat Al A’raf ayat 179 : وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi ( yaitu iblis ). Mereka itulah orang-orang yang lalai. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manusia sangat mebutuhkan pemrogaman Al Qur’an melebihi kebutuhannya kepada apapun selain Al Qur’an yang mereka cari dengan segala daya upaya dalam kehidupandi dunia ini. Sebab hanya dengan pemograman Al Qur’anlah manusia bisa memiliki sifat sifat seperti malaikat. Dan dengan memiliki sifat sifat malaikat inilah akan terjadi persamaan frekuensi antara dirinya dengan para malaikat dilangit. Sehingga dengan persamaan frekuensi inilah pada gilirannya ia dapat menerima ilham ilham ketakwaan dari jibril as. Yang datangnya dari sisi Allah swt. Dengan itu dia akan selalu berada di jalan yang lurus. Yaitu jalannya orang orang yang Allah berikan nikmat atas mereka dari golongan para Nabi, para syuhada’ dan para shalihin. Yaitu mereka yang berhasil terprogram dengan program malaikat melalui kitab suci yang Allah turunkan dari langit khususnya kitab suci yang terahir yaitu Al qur’an. Yang nanti akan menjadi teman yang baik di surga Allah swt. Dan mereka kemudian memiliki kemuliaan melebihi Para Malaikat. Tapi sebaliknya, manakala ia gagal memprogram Al Qur’an dalam dirinya, maka dengan sendirinya ia akan terprogram dengan program program bumi, yaitu program program binatang dan iblis. Dengan progaram progaram bumi tersebut dia akan memiliki sifat sifat binatang dan iblis, yang pada gilirannya akan terjadi persamaan frekuensi antara dirinya dengan binatang dan iblis. Sehingga ilham ilham kejahatan selalu dia terima dari iblis yang membawa dia pada kemurkaan dan kesesatan yang nyata. Dan kelak ia akan menjadi teman setan dan iblis di neraka Allah swt. Dan ia terjatuh pada kedudukan yang lebih hina dari pada binatang dan iblis. Disinilah pentingnya pemrograman Al Qur’an. Karna untuk mengerti darimana kita hidup. Untuk apa kita hidup. Bagaimana kita menjalani hidup. Kapan kehidupan ini berahir. Ada apa setelah kehidupan di dunia ini. Dimana tempat tinggal kita yang sesungguhnya nanti untuk selamanya?. Pertanyan pertanyaan ini hanya bisa kita jawab setelah memahami isi kandungan al Qur’an dan membumikannya dalam kehidupan. Selanjutnya, mari kita mengenal Al Qur’an jauh lebih dalam sehingga pelan pelan pemrograman ini mulai berjalan dalam kehidupan anda. Sebab langkah awal dalam pemrograman ini adalah membaca dan memahami Al Qur’an tahap demi tahap. Al Qur’an dan surat pertamanya. Al Fatihah Kitab suci ini memuat 30 juz, 114 surat, 6236 ayat. Dan proses penurunannya terbagi pada dua periode ; yaitu periode Mekkah dan periode Madinah. Ayat ayat yang diturunkan di Mekkah disebut dengan ayat ayat Makkiyah. Ayat ayat Makkiyah ini secara keseluruhan terdiri atas 19 juz, 90 surat, 4870 ayat. Sementara ayat ayat yang diturunkan di Madinah di sebut ayat ayat madaniyah. Ayat ayat Madaniyah ini adalah sisa dari ayat ayat makkiyah. Yaitu sekitar 11 juz, 24 surat dan 1456 ayat. Dan seluruh makna yang terkandung dalam 30 juz Al Qur’an ini secara global telah termuat pada surat pertamanya, yaitu surat Al Fatihah. Makanya surat ini disebut sebagai Ummul Qur’an. Lebih dari itu, ulama tafsir mengatakan, ‘bahwa surat Al fatihah adalah makna Al Qur’an yang mujmal ( global ). Sedangkan seluruh surat selain Al Fatihah dari surat al Baqarah sampai surat An Nas adalah makna Al Qur’an yang mufashshal ( terperinci ). Sehingga untuk memahami yang global haruslah memahami yang terperinci. Dan untuk memahami yang terperinci haruslah mengetahui yang global. Kemudian ketahuilah, bahwa turunnya Al Qur’an pada dua periode ini sangat berkaitan dengan penciptaan manusia. Dimana Allah telah menciptakan manusia terdiri dari dua bagian, dua unsur, dua kekuatan. Dua bagian manusia dimaksud adalah ; bagian dalam( bathin ) dan bagian luar( dhahir ). Sedang dua unsur yang dimaksud adalah unsur langit ( ruh ) dan unsur bumi ( jasad ). Sementara yang dimaksud dengan dua kekuatan manusia adalah kekuatan pikiran dan kekuatan perbuatan. Hadware dan Software dalam Diri Manusia Kalau diumpamakan dengan komputer, manusia sebenarnya adalah komputer hidup. Badan manusia adalah hadwarenya yang memiliki dua kekuatan, yaitu: 1. kekuatan hati dan otak untuk merasa dan berfikir, 2. kekuatan badan untuk berbicara dan berbuat. Sedangkan softwarenya juga ada dua; yaitu : Pertama : software sistem, yaitu ruh yang diinstal oleh Allah pada usia empat bulan dalam kandungan ibu, yang dengannya manusia menjadi hidup dan bernafas. Ini posisinya seperti windows yang harus diinstal pertama kali pada komputer supaya komputer bisa hidup dan siap untuk diinstal dengan software aplikasi. Kedua: software aplikasi.Sofware aplikasi ini juga ada dua yaitu: 1.Software aplikasi langit 2. Software aplikasi bumi. Software aplikasi bumi adalah semua informasi bumi yang masuk kepada otak dan hati manusia yang diserap dari berbagai media bumi melalui panca indranya. Kemudian hasil serapannya ini terus mengerakkan tingkah lakunya dalam kehidupan. Sedangkan software aplikasi langit adalah semua informasi langit yang diturunkan oleh Allah sebagai kitab suci yang harus di instalkan pada pikiran dan perbuatan setiap manusia untuk menjalankan misinya sebagai hamba Allah dan khalifahnya di muka bumi. Dengan kata lain, Al Qur’an adalah software aplikasi langit yang harus di instal dan di programkan kepada setiap manusia di bumi agar manusia dapat menjalankan misi hidupnya di dunia ini yaitu ; sebagai hamba Allah dan khalifah Allah serta menjadi ummat terbaik di muka bumi. Adapun software langit ini terdiri dari dua bentuk aplikasi, yaitu: Pertama: Aplikasi imaniyah, Kedua : Aplikasi amaliyah. Aplikasi Imaniyah Software langit yang pertama berisi aplikasi imaniyah. Aplikasi ini memuat konten informasi informasi ilmiyah imaniyah yang harus diketahui dan diimani oleh manusia dan harus diinstal dalam dirinya. Cara menginstalnya adalah dengan cara mengulang ulang aplikasi ini dalam pikiran manusia sehingga membentuk keyakinan yang kuat serta aqidah yang kokoh dalam hati manusia. Aplikasi imaniyah ini berfungsi seperti mesin dan bahan bakar dalam diri manusia yang akan mengerakkan diri manusia untuk menjalankan misinya sebagai hamba Allah dan khalifahnya dimuka bumi ini. Aplikasi imaniyah ini, diturunkan di Mekkah selama 13 tahun yang terdiri dari 19 juz, 89 surat, 4780 ayat Al Qur’an. Fungsi utama dari pemograman aplikasi imaniyah ini adalah untuk menghidupkan kembali setiap hati manusia yang telah mati, memulihkan kesehatan setiap hati yang sedang sakit, memberikan cahaya yang terang ditengah gelapnya kehidupan ruhiyah manusia di dunia ini. Tanpa pemrogaman alplikasi imaniyah ini, hati manusia akan terus mati dan terus berada dalam kegelapan rohani, karena aplikasi ini merupakan RUH dari ruh jasmani manusia. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat as Syura ayat 52 yaitu : وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ () صِرَاطِ اللَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ أَلَا إِلَى اللَّهِ تَصِيرُ الْأُمُورُ “Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu RUH (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Yaitu) jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan “. Aplikasi Amaliyah Sedangkan software langit yang kedua, yaitu : software aplikasi amaliyah. Sofware ini adalah software aplikasi yang memuat program langit yang berisi informasi informasi ilmiyah amaliyah yang harus di ketahui dan dipahami oleh manusia. Selanjutnya aplikasi ini harus diaktifkan dan diamalkan secara berulang ulang dalam amal perbuatan manusia dalam kehidupannya sehari hari.Sehingga amal amal perbuatan ini berfungsi seperti badan mobil yang digerakkan oleh mesin dan bahan bakar –yaitu aplikasi imaniyah- untuk keperluan pemiliknya; Yaitu beribadah kepada Allah dan menjadi khalifah-Nya dimuka bumi serta menjadi bagian dari ummat yang terbaik. Aplikasi ilmiyah amaliyah ini secara garis besar diturunkan di madinah selama kurang lebih 10 tahun, yang terdiri dari 11 juz, 25 surat, 1456 ayat Al Qur’an. Fungsi utama dari pemograman aplikasi amaliyah ini adalah untuk memberikan nutrisi ruhiyyah kepada rohani manusia. Nutrisi ruhiyah inilah yang membuat rohani manusia terus terjaga kesehatan dan kebugarannya. Hal ini sebagaimana badan manusia yang banyak membutuhkan fitamin dari berbagai macam makanan, buah dan sayuran agar mendapatkan gizi yang seimbang, begitu pula rohani manusia sangat membutuhkan banyak amal ibadah yang Allah hidangkan dari langit yaitu dari ibadah ibadah yang wajib dan yang sunnah, seperti shalat, puasa,zakat, haji dan seterusnya, agar mendapatkan gizi ruhiyyah yang seimbang pula. Selain itu, manusia harus pula menjahui yang haram dan yang makruh, karena yang haram dan makruh itu membawa firus firus penyakit ruhiyah yang sangat membahayakan kepada kesehatan rohani manusia. Untuk mengetahui lebih luas dan dan dalam mengenai dua aplikasi langit diatas, maka kita harus mengetahui secara garis besar isi kandungan al Qur’an, baik yang tersurat ( manthuq ) maupun yang tesirat ( mafhum ). Dibawah ini anda akan saya bawa pada suatu informasi baru berkaitan dengan makna makna Al Qur’an yang tersurat dan tersirat Isi Kandungan Al Qur’an Yang Tersurat ( Manthuq ) Isi Kandungan Al Qur’an Yang Tersurat ( Manthuq ) ada lima ( 5 ). Syah Waliyyullah Dahlawiy dalam salah satu kitabnya "Fauzul Kabir Fi Ushulit Tafsir" menjelaskan,bahwa isi kandungan al Qur'an secara manthuq (jelas) itu ada 5 yaitu : 1.Memberi peringatan kepada manusia tentang Allah swt,sifat sifat-Nya,nama nama-Nya, nikmat nikmat-Nya (perbuatan-Nya) التذكير بالله وصفاته وألائه 2.Memberi peringatan kepada manusia tentang kematian dan apa yang akan terjadi setelah kematian, sepertihari kiamat, hari berbangkit, hari mahsyar, hisab, shirot, surga dan neraka. التذ كير بالموت وما بعده 3.Memberi peringatan kepada manusia tentang hari hari Allah, Yaitu hari dimanaAllah memuliakan dan menyelamatkan para kekasihnya, seperti para Nabi,para sholihin di masa lalu. Begitu pula hari di mana Allah telah menghinakan dan mebinasakan musuh musuh-Nya, seperti Namrud, Fir'aun dan bala tentaranya,Qorun, dan seterusnya. التذكير بأيّام الله 4.Memberi peringatan kepada manusia tentang bantahan Allah kepada 4 kelompok golongan manusia yang tidak mau menerima Al Qur’an, yaitu orang musyrikin, nashoro, yahudi dan munafik. التذكير بالمخاصمة بالفرقة الأربع 5.Memberi peringatan kepada manusia tentang Hukum hukum Allah, yaitu yang berkaitan dengan perintah perintah dan larangan larangan Allah, baik ibadah, mu'amalah, mu'asyaroh dan akhlak. Serta sangsi sangsinya. التذكير بأحكام الله Untuk lebih mudah memahaminya, lihat bagan di bawah ini : Bagan 5 Isi Kandungan Al Qur’an Yang Tersurat ( Manthuq ) Setelah anda mengetahui 5 kandungan Al Qur’an diatas maka anda akan cepat mudah memahami mengenai sebab sebab Al Qur’an di turunkan. Maka perhatikan dengan teliti pembahasan di bawah ini : Tujuan Diturunkan Al Qur’an Ada 3 tujuan diturunkan Al Qur’an yaitu : 1. Membersihkan jiwa manusia 2. Menghancurkan keyakinan keyakinan yang bathil 3. Menghilangkan perilaku manusia yang rusak. Pertama : Al Qur’an turun untuk membersihkan jiwa manusia. Sebab jiwa jiwa manusia pada saat Al Qur’an diturunkan masih dikotori oleh kekafiran, kesyirikan dan kebodohan. Hal itu disebabkan karena mereka belum mengenal siapa Tuhan mereka sebenarnya, bagaimana sifat sifat-Nya, Nama Nama-Nya dan Nikmat nikmat-Nya. Mereka juga tidak menyadari tentang hari hari Allah dan tidak mengetahui apa yang akan terjadi setelah kematian mereka. Keadaan keadaan inilah yang menjadi sebab di turunkannya ayat ayat Al Qur’an yang berkenaan dengan : Allah, Nama Nama-Nya Sifat Sifat-Nya serta nikmat nikmat-Nya. Begitupula ayat ayat tentang hari hari Allah serta aya ayat yang berkaitan dengan kematian dan apa yang akan terjadi setelah kematian. . ( Lihatlah kembali poin 1.2,3 pada 5 kandungan Al Qur’an diatas ). Kedua : Al Qur’an turun untuk menghancurkan aqidah aqidah yang bathil. Sebab pada saat masa al Qur’an diturunkan sudah banyak penyelewengan aqidah, seperti aqidahnya musyrikin Mekkah, Munafiqin Madinah serta aqidah orang orang Yahudi dan Nasrani. Kenyataan inilah yang menjadi sebab diturunkannya ayat ayat Al Qur’an yang berkenaan dengan bantahan dan penolakan Allah kepada kelompok kelompok sesat tersebut. ( lihat kembali di poin 4 pada kandungan makna Al Qur’an diatas). Ketiga : Al Qur’an turun untuk melenyapkan amalan dan perilaku perilaku manusia yang rusak. Karena pada saat al Qur’an di turunkan sudah banyak amalan amalan yang rusak, padahal mereka mengaku sebagai pengikut agama Ibrahim as. Bigitu pula pada saat itu banyak sekali terjadi kedhaliman diantara sesama. Kenyataan dan keadaan seperti itulah yang menjadi sebab di turunkannya ayat ayat tentang hukum yaitu peraturan peraturan Allah kepada manusia, dari yang wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram. Serta sangsi sangsi pelanggaran pada peraturan peraturan tersebut. ( lihat kembali di poin 5 pada 5 kandungan makna Al Qur’an diatas ). Untuk lebih mudah memahaminya, lihatlah bagan dibawah ini : Diagram 3 Tujuan Pokok Diturunkan Al Qur’an Dengan penjelasan diatas anda akan memahami apa saja tujuan membaca Al Qur’an. Bacalah terus pada pembasan berikut ini. Tujuan membaca Al Quran Sebagian besar ummat islam, jika anda bertanya kepada mereka, “Mengapa anda membaca Al Qur’an ? “ Mereka akan menjawab, “Karena membaca Al Qur’an merupakan amalan yang paling utama, dan pada setiap hurup yang dibaca akan diberi pahala sepuluh kebaikan dan satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.” Mereka kebanyakan hanya membatasi diri pada tujuan dan maksud mendapatkan pahala saja, sedangkan tujuan dan maksud yang lain mereka abaikan. Ada sebagian orang islam yang disibukkan dengan hafalan Al Qur’an, namun ketika membacanya tujuannya hanya sekedar menguatkan hafalannya saja. Sementara makna makna yang agung dan memiliki pengaruh kedalam hati dilepas begitu saja tanpa direnungkan dan dirasakan, karena tujuan dan konsentrasinya hanya terfokus pada huruf huruf Al Qur’an saja dan mengesampingkan maknanya. Karena itulah anda mendapati seorang yang telah hafal Al Qur’an namun tidak mampu mengamalkannya dalam kehidupan serta tidak berahlak dengan ahlak Al Qur’an. Mengumpulkan beberapa niat dan tujuan dalam satu waktu dan pikiran kadang memerlukan usaha yang serius serta tekad dan konsentrasi. Padahal dalam setiap amal apapun yang kita lakukan, semakin beragam dan semakin banyak niat, maka amalan tersebut akan lebih besar pahalanya dan lebih besar pengaruhnya pada diri pelakunya. Didalam membaca Al Qur’an terkumpul padanya lima macam tujuan yang kesemuanya adalah agung. Masing masing dari tujuan tersebut sudah cukup dalam memberikan dorongan kepada seorang muslim untuk membaca Al Qur’an, memperbanyak dan menyibukkan diri dengannya serta selalu bersamanya. Tujuan membca Al Qur’an terangkum dalam ungkapan(ثم شع ) sebagaimana yang disebutkan oleh syaekh khalid dalam kitab mafatihnya, seperti tergambar dalam bagan dibawah ini : 1. Mengharap Pahala Dalam banyak hadits di jelaskan tentang pahala membaca Al Qur’an. Akan saya sebutkan berapa diantaranya, yaitu : Dari Ibnu Mas’ud ra, ia berkata Rasulullah sa bersabda : “ Barangsiapa yang membaca satu huruf dari ktabullah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan, dan satu kebaikan di balas dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan Alif laam miim adalah satu huruf, namun alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” Dari A’syah ra, ia berkata, “ Rasulullah saw, bersabda : “ Orang yang mahir dalam membaca Al Qur’an, maka ia bersama para malaikat penulis yang mulia lagi berbakti. Adapun orang yang membaca Al Qur’an dengan terbata bata lagi susah payah maka ia mendapatkan dua pahala.” Dari Utsman ra, ia berkata, Rasulullah saw, bersabda : “ Sebaik baik kalian adalah yang belajar Al Qur’an dan yang mengajarkannya.” Dari Umamah ra, ia berkata, saya mendengar Rasulullah saw, bersabda : “ Bacalah Al Qur’an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat kepada pemiliknya.” Dari Jabir ra, dari Nabi saw, beliau bersabda : “ Al Qur’an adalah pemberi syafaat dan dapat memberi syafaat, penguat dan pembenar. Barangsiapa yang menjadikan Al Qur’an di hadapannya maka ia akan menuntunnya ke jannah. Dang barangsiapa menjadikan Al Qur’an di belakangnya maka ia akan menyeretnya keneraka. “ Dari Ibnu Mas’ud ra secra marfu’, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang senang dicintai oleh Allah dan Rasul –Nya maka hendaklah ia membaca Al Qur’an.” Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, “Rasulullah saw, bersabda : “Tidaklah sekelompok kaum berkumpul di salah satu rumah Allah, mereka membaca kitabullah dan saling mempelajarinya diantara mereka, melainkan ketenangan akan turun kepada mereka, rahmat akan meliputi mereka, para malaikat akan mengitari mereka dan Allah akan senantiasa menyebut nyebut mereka pada makhluk yang ada di sisi-Nya. Dan masih banyak lagi hadits hadits yang menjelaskan tentang keuntungan dan pahala membaca Al Qur’an. Penulis mencantumkan sebagian kecil darinya agar pembahasan ini tidak kosong dari hadits hadits tersebut dan sebagai pemantap tujuan dari membaca Al Qur’an. 2. Munajat Dari Abu Hurairah ra. Bahwa ia mendengar Nabi Muhammad saw bersabda : “ Tidaklah Allah mendengarkan sesuatu suara yang baik dari Nabi saw, melainkan ketika membaguskan bacaan Al Qur’an dan mengeraskannya.” Dari Fadhalah bin Ubaid ra, ia berkata, “Rasulullah saw bersabda : “ Allah lebih menyimak bacaan Al Qur’an seseorang yang bagus dan keras suaranya dari pecinta nyanyian yang mendengarkan nyanyiannya.” Dari Abdullah bin Mubarak Rah.A, ia berkata, “ Saya pernah bertanya kepada Sufyan Ats Tsauri Rah.A, “ Seseorang yang melaksanakan shalat, apa yang ia niatkan dengan bacaan dan shalatnya ?” “Beliau menjawab, “Hendaklah ia berniat bahwa ia sedang munajat kepada Rabb-Nya. Seorang muslim hendaklah selalu menghadirkan tujuan yang agung ini ketika membaca Al Qur’an. Agar kelezatan membaca Al Qur’an dapat dirasakan. Dengan menghadirkan perasaan bahwa Allah selalu melihatnya, mendengar bacaannya, memujinya, dan membanggakannya kepada para Malaikat –Nya yang terdekat. Seeorang yang membaca Al qur’an di hadapan orang tuanya, atau pemimpinnya yang memperhatikan bacaannya, tentulah ia akan membacanya dengan sebaik mungkin. Lalu bagaimana jika yang mendengar bacaannya itu rajanya para raja yang memiliki segala yang di langit dan di bumi ini ? Seorang yang membaca Al Qur’an hendakalah merasa bahwa Allah sedang berdialok langsung dengannya dan mendengar bacaannya. Apabila ia mebaca ayat yang mengandung tasbih, hendaklah ia bertasbih. Apabila membaca ayat yang mengandung ancaman, hendaklah ia meminta perlindungan. Dan apabila ia melewati ayat yang mengandung permuhonan, hendaklah ia memohon. Inilah yang dimaksud dengan munajat. Beginilah yang dimaksuk dengan berdialog dengan Al Qur’an. Yaitu bacaan yang hidup, dimana seorang hamba menyadari apa yang sedang dia baca ? Kenapa membacanya ? Siapa yang ia ajak bicara dengan bacaan tersebut ? Apa yang ia butuhkan dari-Nya ? Serta mengetahui kewajibannya terhadap Al Qur’an, yaitu mengagungkan dan mensucikannya. 3. Berobat Allah swt berfirman dalam surat Yunus ayat 57 seperti ini : يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” Dalam surat Al Israa ayat 82 Allah juga berfirman : وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” Begitu pula dalam surat al Fushshilat ayat 44 Allah swt berfirman : قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. 4. Memperoleh Ilmu Inilah tujuan yang paling penting dan paling agung dari diturunkannya Al Qur’an dan tujuan paling penting dari perintah untuk membacanya. Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an surat Shaad ayat 29, yaitu : كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” Ilmu apakah yang kita inginkan dari Al Qur’an ? Apakah ilmu keduniaan ; ilmu bangunan, ilmu pertanian, ilmu perkantoran atau ilmu agama ? Al Qur’an diturunkan membawa ilmu yang berisi petunjuk bagaimana menjadi orang yang sukses dan bahagia di dunia dan akhirat. Petunjuk kepada kehidupan yang baik, jiwa yang tenang, rezeki yang halal dan lapang. Al Qur’an diturunkan membawa ilmu yang bisa mewujudkan rasa aman dalam hidup di dunia dan di akhirat, serta mampu melahirkan keinginan tinggi dan tekad suci yang mampu menumpas kegagalan dan keputusasaan dalam semua sisi kehidupan. Ilmu yang dimaksud adalah ilmu yang berkaitan dengan Allah dan hari akhir. Ilmu yang berkaitan dengan Allah, Sifat Sifat Nya, Nama Nama-Nya dan Perbuatan-Nya. Ilmu yang berkaitan dengan perintah perintah dan larangan-Nya. Ilmu yang dimaksud adalah ilmu yang berkaitan dengan kematian dan apa yang akan terjadi setelah kematian. Ilmu yang telah diajarkan, di dakwahkan dan telah dicontohkan pengamalannya oleh seluruh para nabi, para shadiqin, para syuhada dan para shalihin. Yaitu mereka yang telah Allah beri petunjuk kejalan yang lurus. Dan mereka itulah orang orang yang sukses yang telah mendapatkan nikmat yang besar dari Allah swt. Ilmu ilmu inilah yang melahirkan makrifatullah dan berujung pada istighfar sebaimana difirmankan oleh Allah dalam surat Muhammad ayat 19 yang berbunyi: فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.” Ilmu ini pulalah yang membawa mereka takut kepada Allah. Sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah surat Al Fathir ayat 28 Yaitu : إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” Memurut Ibnu Abbas yang dimaksud dengan ulama dalam ayat ini adalah mereka yang mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Adapun orang orang yang berpaling dari ilmu dan pengamalan yang mereka miliki, mereka itulah orang orang yang gagal dalam kehidupan didunia dan akhirat. Mereka adalah orang orang yang dimurkai oleh Allah dan merekalah orang orang yang sesat. Sekalipun secara materi mereka dianggap sukses oleh manusia. 5. Mengamalkan Dari Abdurrahman As Sunnah Sulami rah,a. Dari Utsman, ibnu Mas’ud dan Ubay bin Ka’ab ra. Bahwa Rasulullah saw, senantiasa membacakan sepuluh ayat kepada mereka. Mereka tidak pindah kepada sepuluh ayat yang lain sebelum mempelajari pengamalannya. Sehingga kami mempelajari Al Qur’an dan pengamalannya sekaligus.” Ali bin Abi Thalib ra. Berkata, “ Wahai pembawa Al Qur’an atau wahai pembawa ilmu ; ketahuilah, bahwa seorang alim ( ahli Ilmu ) adalah orang yang mengamalkan apa yang telah ia ketahui dan amalannya sesuai dengan ilmunya. Akan ada sekelompok kaum yang memiliki ilmu namun tidak melebihi kerongkongan mereka. Amalan mereka bertentangan dengan ilmu mereka, dan yang tersembunyi berlainan dengan apa yang nampak. Mereka duduk melingkar saling membanggakan diri satu sama lain, hingga seeorang akan marah kepada temannya apabila duduk duduk dengan selainnya dan ia akan meninggalkannya. Merek itulah orang orang yang amalannya di dalam majlis tersebut tidak pernah naik sampai kepada Allah Ta’ala. “ Ada seorang laki laki datang dengan membawa anaknya kepada Abu Darda’ ra, ia berkata, “Anakku ini telah menghafal Al Qur’an. “Dijawab oleh beliau, “ Ya Allah ampunilah ia. Sesungguhnya orang yang menghafal Al Qur’an adalah orang yang mendengarnya dan melaksanakannya.” Aisyah ra, pernah ditanya tentang firman Allah Ta’ala dalam surat Al Qalam ayat 4 yaitu : وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” “Bagaimana Akhlak Rasulullah ? maka Aisyah menjawab, “Akhlak beliau adalah Al Qur’an. Beliau marah dengan sebab Al Qur’an dan beliau ridha dengan sebab Al Qur’an.” Dari Al Hsan Al Bashri Rah,A, ia berkata, “Manusia diperintahkan mengamalkan Al Qur’an, maka jadikanlah bacaannya itu sebagai yang di amalkan.” Al Hasan bin Ali Rah. A, berkata,” Bacalah Al Qur’an sehingga bisa mencegahmu melakukan dosa. Bila belum demikian maka pada hakikatnya anda belum membaca. Al Hasan Al Bashri Rah,A. Berkata : Manusia yang paling berhak atas Al Qur’an adalah orang yang mengikutinya walaupun belum membacanya. Al Jurri Rah. A, mengatakan, “ Hendaklah seseorang membuka lembaran lembaran Al Qur’an agar jiwa dan tujuannya terasah untuk : Kapan saya bertakwa ? Kapan saya bisa khusyu’ ? Kapan saya termasuk orang yang sabar ? Kapan saya mampu hidup zuhud di dunia ini ? Kapan saya mengekang hawa nafsu ? Nah setelah anda membaca pada poin mendapatkan ilmu dan mengamalkannya ini anda harus berlatih untuk mempraktekkannya dengan metode Al Fauzul kabir ini. Sebagaimana nanti akan dibahas pada bab inti pada buku ini. Untuk sementara berkaitan dengan ini, simaklah pembasan dibawah ini. Cara mempraktekkan tujuan ini Untuk mengamalkan hal ini, Bacalah Al Qur’an dengan adab adab yang telah di jelaskan dalam hadits dan selalu hendaklah anda berhenti di setiap ayat Al Qur’an untuk diperhatikan apa isi yang di kandung nya : adakah ayat ayatnya mengandung makna yang harus di ulang ulang perenungannya dalam fikiran ? yaitu kandungan ayat ayat makkiyah yang memuat informasi tentang empat kandungan makna Al Qur’an diatas, yaitu : 1. Tentang Allah, Sifat sifat Nya, Nama Nama-Nya, Nikmat Nikmat-Nya 2. Tentang kematian dan apa yang akan terjadi setelah kematian. 3. Tentang kisah kisah dan hari hari Allah 4. Tentang bantahan Allah kepada 4 kelompok sesat dan dimurkai Allah. Apabila anda membaca ayat ayat yang berkaitan dengan empat inti makna Al Qur’an diatas, maka berhentilah sejenak, renungkanlah maknanya, rasakan keagungan dan kedahsyatannya di dalam hati. Selanjutnya secara perlahan, nur ayat ayat ini akan tertanam dalam hati anda dan terus menguat dan membesar. Sehingga hati anda akan menjadi hidup dan semakin sehat, karena obat Al Qur’an terus bereaksi dalam ruhiyah anda. Teruskan bacaan Al Qur’an anda, baca terjemahannya kalau anda belum bisa memahamimya secara langsung, dan renungkan maknanya lebih mendalam manakala berjumpa dengan ayat ayat yang mengandung empat inti Al Qur’an diatas. Selanjutnya rasakan, dan kemudian perhatikan apa yangakan terjadi dalam hati terdalam anda setelah itu. Berikutnya perhatikan, adakah ayat ayatnya mengandung makna yang harus diulang ulang pengamalannya dalam amal perbuatan ? yaitu ayat madaniyah yang umumnya menjelaskan tentang perintah dan larangan sebagaimana dijelaskan pada poin 5 pada kandungan makna Al Qur’an diatas . ( Sebagaimana nanti akan di bahas pada tempatnya ). Maka manakala anda membaca ayat ayat yang mengandung perintah dan larangan tersebut maka perhatikanlah perintah dan larangan itu, dan yakinkan bahwa perintah dan larangan tersebut adalah untuk kebaikan dan kebahagiaan anda dalam kehidupan dunia ini dan kehidupan akhirat kelak. Dan berdo’alah kepada Allah agar di beri dorongan dan kekuatan untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjahui larangan-Nya. Kemudian setelah membaca Al Qur’an pada ayat ayat yang mengandung perintah dan larangan tersebut, bacalah pula hadits hadits Nabi yang berkaitan dengan ayat ayat yang anda baca tadi. Selain itu bukalah buku buku fikih pada bab yang membahas materi materi tersebut. Atau bertanyalah kepada ulama, ustad atau siapa saja yang anda anggap bisa menjelaskan materi ayat ayat tadi. Kemudian langkah berikutnya bumikanlah atau amalkanlah atau kerjakanlah apa yang telah anda pahami itu. Dan terus ulangi pengamalannya dalam lembaran hari hari anda sesuai keinginan ayat ayat dan hadist tersebut. Setelah itu perhatikan perubahan perubahan positif yang akan terjadi dalam kehidupan anda. Dengan istiqamah menjalankan cara ini, maka berarti anda telah memprogram diri anda dengan program al Qur’an yaitu program malaikat langit dan anda telah siap menjadi manusia langit yang menjadikan Al Qur’an sebagai Manajemen hidup anda. Nah, jika anda telah mempraktekkannya dan mengamalkannya, maka ukurlah pengamalan anda dengan barumeter Al Qur’an yang ada di surat Fathir pada ayat 32 . untuk lebih jelasnya simaklah pembasannya berikut ini. 3 KELOMPOK PEWARIS AL QUR’AN Dilihat dari sisi manusia yang telah menerima Al Qur’an atau yang diesbut juga para pewaris Al Qur’an, yaitu orang orang yang mengimani Al Qur’an dan mengamalkan dalam kehidupan, maka didalamnya ada tiga kelas manusia yaitu : Pertama : Sabiqun bil khairot yaitu orang orang yang selalu menjadi juara dalam kebaikan, ( Kelas atas ) , yakni mereka yang telah mampu mengerjakan semua perintah Allah yang wajib dan yang sunnah dan telah mampu meninggalkan semua larangan Allah yang haram dan yang makruh bahkan telah mampu meninggalkan sebagian yang mubah. Kelompok inilah yang termasuk dalam golongan sepertiga ummat nabi Muhammad yang akan masuk surga tanpa hisab Kedua : Muqtashid ( Kelas menengah ), yaitu mereka yang telah mampu mengerjakan perintah Allah yang wajib dan telah mampu meninggalkan larangan Allah yang haram, walaupun baru mampu mengerjakan sebagian yang sunnah dan baru mampu meninggalkan sebagian yang makruh. Kelompok inilah yang termasuk dalam golongan sepertiga ummat Nabi Muhammad yang akan masuk surga dengan hisab yang ringan. Ketiga : Dhalimun linafsih ( Kelas bawah, atau mereka yang masih menganiaya dirinya sendiri ). Yaitu mereka yang masih berani meninggalkan sebagian perintah Allah yang wajib dan masih berani melakukan sebagain larangan Allah yang haram. Kelompok inilah yang termasuk dalam golongan sepertiga ummat Nabi Muhammad yang akan tertahan selama 50000 tahun di arena hisab di mahsyar pada hari kiamat. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam sura Al Fathir ayat 32 ; ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِير “Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.” Ketika Rasulullah membaca ayat ini, beliau kemudian menjelaskan, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu Darda’ di bawah ini : عن أبي الدرداء، رضي الله عنه، قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: "قال الله: { ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ } ، فأما الذين سبقوا فأولئك الذين يدخلون الجنة بغير حساب، وأما الذين اقتصدوا فأولئك يحاسبون حسابا يسيرا، وأماالذين ظلموا أنفسهم فأولئك الذين يحبسون في طول المحشر رواه احمد “Dari Abu Darda’ ra, dia berkata, “ Aku mendengar Rasulullah saw bersabda : “Allah swt berfirman “ ( Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah ).Maka adapun orang orang yang lebih dulu berbuat kebaikan, mereka adalah orang orang yang akan masuk surga tanpa hisab. Sedangkan mereka yang pertengahan, merekalah orang orang yang akan mendapatkan hisab dengan hisab yang ringan. Sementara mereka yang masih menganiaya diri mereka sendiri, mereka adalah orang orang yang akan tertahan sepanjang hari mahsyar “ ( HR. Ahmad Diagram Tiga Kelompok Pewaris Al Qur’an Setelah anda membaca beberapa penjelasan tentang Al Qur’an diatas, disini penulis akan melangkah lebih masuk lagi pada pembasan tetang 5 kandungan makna Al Qur’an sebelum ini. Teruskanlah membaca, anda akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan lebih dalam tentang metode Al Fauzul kabir ini. Penjelasan Isi Kandungan Al Qur’an Yang Tersurat ( Manthuq )Dan Yang Tersirat. Isi Kandungan Al Qur’an Yang Tersurat ( Manthuq ) ada lima dan inti kandungan Al Qur’an yang tersirat ( Mafhum ) yang merupakan perasan dari isi kandungan Al Qur’an yang tersurat, juga ada lima : Yaitu sebagaimana penjelasan Syah Waliyyullah Dahlawiy dalam salah satu kitabnya "Fauzul Kabir Fi Ushulit Tafsir" dan kitab fenomenalnya “Hujjatullah Al Balighoh “ . Isi Kandungan Al Qur’an Yang Tersurat ( Manthuq ). Menurut syah waliyullah Dihlawiy, isi kandungan Al Qur’an yang tersurat ( manthuq ) ada lima : 1.Memberi peringatan kepada manusia tentang Allah swt,sifat sifat-Nya,nama nama-Nya, tanda tanda keagungan-Nya,nikmat nikmat-Nya (perbuatan-Nya) التذكير بالله وصفاته وألائه 2.Memberi peringatan kepada manusia tentang kematian dan setelah kematian, sepertihari kiamat, hari berbangkit, hari mahsyar, hisab, shirot, surga dan neraka. التذ كير بالموت وما بعده 3.Memberi peringatan kepada manusia tentang hari hari Allah, Yaitu hari dimanaAllah memuliakan dan menyelamatkan para kekasihnya, seperti para Nabi,para sholihin di masa lalu. Begitu pula hari di mana Allah telah menghinakan dan mebinasakan musuh musuh-Nya, seperti Namrud, Fir'aun dan bala tentaranya,Qorun, dan seterusnya. التذكير بأيّام الله 4.Memberi peringatan kepada manusia tentang bantahan Allah kepada 4 kelompok sesat, yaitu orang musrikin,nashoro, yahudi dan munafik. التذكير بالمخاصمة بالفرقة الأربع 5.Memberi peringatan kepada manusia tentang Hukum hukum Allah, yaitu yang berkaitan dengan perintah perintah dan larangan larangan Allah, baik ibadah, mu'amalah, mu'asyaroh dan akhlak. التذكير بأحكام الله Keterangan Mulai dari isi kandungan al Qur'an yang ke 1 sampai ke 3 diatas adalah merupakan inti ajaran aqidah, tauhid dan keimanan. Yaitu berkaitan dengan keimanan kepada Allah dan sifat sifat-Nya, keimanan kepada kitab kitab-Nya, keimanan kepada Para malaikatnya, Rasul Rasul-Nya dan keimanan kepada hari akhirat. Oleh karena itu, mayoritas ayat ayat al Qur'an yang berkaitan dengan aqidah ini merupakan ayat ayat makkiyyah. Dan ayat ayat inilah yang secara sistematis dan sempurna terprogram kedalam fikiran, hati dan perbuatan para shahabat selama kurang lebih 13 tahun di Mekkah. Pengaruh dari ayat ayat inilah yang telah merubah mereka 180 derajat dari keadaan sebelumnya. Sebab tidak ada lagi tuhan tuhan selain Allah dalam hati mereka, dimana sebelum itu mereka meyakini banyak tuhan. Tidak ada lagi yang di takuti di alam ini selain Allah. Kebesaran Allah telah memenuhi seluruh lubuk lubuk hati mereka. Fikiran, hati , perbuatan dan seluruh kehidupan mereka, mereka berikan hanya kepada Allah semata. Seperti itulah orang orang yang telah berhasil terprogram di dalam dirinya program program ayat ayat makkiyyah, yang merupakan pemograman aplikasi ilmiyah imaniyah langit yaitu pemograman tahap pertama dalam manajemen langit yang Allah ajarkan kepada Rasul-Nya. Sedangkan Isi kandungan al Qur'an yang ke 4 diatas adalah untuk memperjelas konsep tauhid dalam islam dengan membongkar kesesatan keyakinan orang orang yang tidak mau menerima ajaran tauhid. Al qur'an membantah musyrikin Mekkah yang menjadikan patung patung bikinan mereka sendiri sebagai tuhan, dengan hujjah yang sebenarnya telah di terima oleh akal dan hati nurani mereka, namun kesombongan merekalah yang mumbuat mereka bertahan dalam kemusyrikan. Al Qur'an membantah orang orang yahudi yang telah menjadikan Uzair sebagai anak tuhan, dengan hujjah yang sesuai dengan akal sehat dan nurani mereka. Begitu pula kepada orang orang nasrani yang telah menjadikan Isa sebagai anak tuhan.Tidak ketinggalan kepada orang orang munafik yang telah menyembunyikan kekafirannya di balik ucapan dan penampilan luar mereka. Ayat ayat al Qur'an yang mejelaskan tentang hal ini semua, menjadikan keyakinan akan ke Esaan Allah semakin tertanam jauh kedalan fikiran dan hati para shahabat dan semakin dalam kebencian mereka terhadap kekafiran kemusyrikan dan kemunafikan. Inilah salah satu cara pemograman tauhid kedalam fikiran dan dada manusia, yaitu di samping memasukkan materi materi tauhid dan keimanan dalam fikiran dan hati manusia, juga bersamaan dengan itu menjelaskan tentang kerendahan dan kerusakan konsep konsep kesyirikan, kekafiran dan kemunafikan, dan menjadikan semua itu sebagai jalan munuju penderitaan yang abadi di neraka. Dan inilah salah satu keunggulan manajemen Al Qur'an. Adapun isi kandungan al Qur'an yang ke 5, adalah berkaitan dengan amalan fisik dan seluruh anggota tubuh berikut harta benda yang di miliki manusia, yang tercakup dalam ibadah mahdhoh (langsung) seperti wudhu' , sholat, puasa, zakat dan haji. Begitu pula ibadah ghairu mahdhoh (tidak langsung) yang berkaitan dengan muamalah mu'asyarah dan akhlak. Pemograman ayat ayat al Qur'an yang berkaitan dengan hukum hukum atau perintah dan larangan ini keberhasilannya sangat tergantung kepada keberhasilan pemograman tahap pertama di atas, yaitu pemograman ayat ayat iman atau aplikasi ilmiyah imaniyah langit. Sehingga apabila pemograman pada tahap pertama belum berhasil maka akan sulit dan terasa berat untuk menjalankan perintah perintah Allah dan menjahui larangan larangan-Nya yang merupakan program lanjutan dari program iman. Yaitu program tahap pertama. Inilah wujud ungkapan para shahabat : نحن تعلّمنا الايمان ثمّ تعلّمنا القرأن "Tahap pertama kami belajar iman lalu pada tahap kedua kami belajar (hukum hukum) al Qur'an" Inilah manajemen al Qur'an, yang merupakan manajemen langit, yang di programkan oleh Allah untuk kebaikan manusia di seluruh alam sampai hari kiamat. Barangsiapa yang ikut andil di dalam tugas pemograman ini, baik dengan cara mentaklimkan al Qur'an atau mendakwahkan isi kandungan al Qur'an kepada manusia, akan mendapatkan bantuan dan pertolongan dari Allah di dunia dengan memberi keberkahan dan bertambahnya hidayah kepada kehidupan mereka dan keluarga mereka. Demikian pula kelak di akhirat, yaitu dengan memberikan kedudukan yang tinggi di surga bersama para Nabi dan kekasih kekasih Allah swt. Dan barangsiapa yang menghalang halangi tugas pemograman ini, dia akan mendapatkan laknat Allah dan para malaikat di dunia dan akhirat. Isi Kandungan Al Qur’an Yang Tersirat Setelah kita mengikuti penjelasan tentang makna kandungan Al Qur’an yang tersurat diatas, maka kita dapat menyimpulkan, bahwa isi kandungan al Qur'an sebagaimana di jelaskan oleh Syah Waliyullah di atas, dari poin ke 1 sampai ke 4, adalah berkaitan dengan Nilai : 1. TAUHID dan KEIMANAN. Sedangkan pada poin yang ke 5, adalah berkaitan dengan nilai : 2. Kesucian dan kebersihan, ( inti dari syari’at wudhu ). 3. Ketundukan dan kepasrahan,( inti dari syari’at sholat ). 4. Kemerdekan dan kelapangan hati, ( inti dari syari’at puasa ). 5. Keadilan dan kasih sayang antar sesama, ( inti dari syariat Zakat, shodaqoh ). Dengan kata lain, Al Qur’an memiliki dua inti makna ; yaitu, makna yang tersurat ( manthuq / tek ), yaitu lima inti al Qur’an yang pertama diatas. Dan makna yang tersirat ( mafhum /kontek ), yaitu lima inti yang terahir yang merupakan perasan dan hasil dari pengamalan makna inti yang tersurat diatas. Lima inti kandungan 30 juz Al qur’an ini garis besarnya telah tersimpan dalam Ummul kitab, yaitu surat AL FATIHAH sebagaimana bisa di lihat pada penjelasan di bawah ini PUSAT MANAJEMEN AL QUR'AN ADALAH SURAT AL FATIHAH بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala pujibagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” • Memberikan informasi tentang Allah swt, Nama Nama-Nya, Sifat Sifat-Nya, Nikmat Nikmat-Nya مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ “Yang menguasai di Hari Pembalasan” • Memberikan informasi tentang kematian dan apa yang akan terjadi setelah kematian إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ “Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus,” • Memberikan informasi tentang tauhid amali dan hukum hukum serta peraturan peraturan Allah swt, dari yang wajib, sunnah, mubah sampai yang makruh dan haram serta sangsi sangsinya صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ “(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” • Memberikan informasi tentang hari hari Allah swt. Yaitu, hari dimana Allah mengangkat para kekasihnya dan menghinakan musuh musuh para kekasih-Nya غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ “Bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat” • Memberikan informasi tentang bantahan Allah swt, kepada 4 golongan manusia yang tidak mau beriman kepada Al Qur’an. Yaitu golongan musyrikin, munafiqin, yahudi dan nasrani SURAT AL FATIHAH MERANGKUM SELURUH ISI KANDUNGAN AL QUR’AN YANG TERSURAT DAN TERSIRAT Kemudian secara lebih jelas dan terperinci lima inti kandungan al Qur’an yang tersurat ini telah terperas dalam rukun iman, rukun islam dan rukun ikhsan sebagaimana anda akan mendapatkan penjelasannya berikut ini Rukun Iman, Rukun Islam, Rukun Ikhsan Merupakan Perasan dari inti kandungan Al Qur’an yang tersurat. Rukun iman, rukun islam, rukun ikhsan adalah merupakan pondasi, tiang dan pokok dari seluruh ajaran agama islam. Rukun rukun tersebut tidak lain adalah merupakan perasan dari seluruh isi kandungan Al Qur’an yang tersurat dimana garis besarnya telah termuat dalam surat pertamanya, yaitu Al Fatihah. Rukun rukun inilah yang telah diajarkan langsung oleh Allah melalui malaikat jibril yang datang menampakkan diri seperti manusia biasa dihadapan Rasulullah dan para sahabat beliau yang terkenal dengan hadist Jibril. Rasulullah kemudian bersabda “ Itulah Jibril Yang datang Untuk mengajarkan agama kalian kepada kalian”. Inilah haditsnya secara lengkap : عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ, لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ, حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم, فأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ, وَ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمِ, فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِ لَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ, وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ, وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ, وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً. قَالَ : صَدَقْتُ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْئَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ. قَالَ : صَدَقْتَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ قَالَ : مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا, قَالَ : أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا, وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِيْ الْبُنْيَانِ, ثم اَنْطَلَقَ, فَلَبِثْتُ مَلِيًّا, ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرُ, أَتَدْرِيْ مَنِ السَّائِل؟ قُلْتُ : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ : فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu berkata : Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasululah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi, kemudian ia berkata : “Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.” Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab,”Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah; menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya,” lelaki itu berkata,”Engkau benar,” maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya. Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”. Nabi menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.” Dia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan”. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.” Lelaki itu berkata lagi : “Beritahukan kepadaku kapan terjadi Kiamat?” Nabi menjawab,”Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.” Dia pun bertanya lagi : “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!” Nabi menjawab,”Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya; jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin papa) serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.” Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga Nabi bertanya kepadaku : “Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?” Aku menjawab,”Allah dan RasulNya lebih mengetahui,” Beliau bersabda,”Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.” [HR Muslim, no. 8] Dari hadist ini ulama kemudian menyebut pokok pokok ajaran Al Qur’an ini sebagai rukun iman, rukun islam dan rukun ikhsan seperti urutandibawah ini : Rukun Iman ada 6, yaitu : 1. Beriman kepada Allah SWT. 2. Beriman kepada para malaikat. 3. Beriman kepada kitab kitab Allah. 4. Beriman kepada para Rasul Allah. 5. Beriman kepada hari akhr. 6. Beriman kepada qodo' dan qodar. Rukun Islam ada 5 , Yaitu ; 1. Mengucapkan dua kalimat syahadat. 2. Mendirikan sholat. 3. Mengerjakan puasa di bulan Romadhan. 4. Menunaikan zakat. 5. Menjalankan ibadah haji. Rukun Ikhsan ada 1 , yaitu ; Beribadah kepada Allah seolah olah melihat-Nya. Walaupun kita tidak melihatnya tapi Dia selalu melihat kita. Kemudian, Rukun Iman, Islam dan Ikhsan ini telah tersirat pula dalam kandungan Surat Al fatihah, liatlah diagram dibawah ini : بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ 6 Rukun Iman Perasan dari 4 inti Kandungan Al Qur’an Tersurat Dari rukun iman yang 6 ini, ditambah rukun islam yang pertama yang di proses dalam prosesor rukun ikhsan, - yaitu materi keimanan yang tercakup dalam rukun iman yang 6 yang telah di ikrarkan dengan rukun islam yang pertama yaitu pengucapan dua kalimat syahadat,- dihayati dan diyakini dengan sungguh sungguh sehinngga materi materi keimanan yang sifatnya ghaib itu menjadi terasa nampak dalam hati dan fikiran seeorang. Dari kondisi inilah akan mengkristal kekuatan TAUHID dan KEIMANAN dalam hati seorang muslim, yang pada gilirannya akan memancar keseluruh amalan amalan dhahir, seperti pada wudhu, shalat, puasa, zakat, haji dan amalan amalan yang lain dalam kehidupannya. Sebagaimana tergambar pada diagram di bawah ini : Atau yang lebih jelas lagi seperti bagan dibawah ini: 5 Rukun Islam, Perasan dari 1 inti kandungan Al Qur’an Tersurat Seperti terlihat pada diagram dibawah ini : Apabila rukun islam ini diproses dengan prosesor rukun ikhsan, maka ia akan melahirkan karakter kesucian, ketundukan, kemerdekaan, dan keadilan. Sebagaimana anda bisa lihat pada bagan di bawah ini : Untuk lebih jelasnya perhatikan Diagram bagan di bawah ini : Sholat yang didirikan secara ikhsan akan melahirkan dua sifat pada diri pelakunya, yaitu : suci dan tunduk kepada Allah swt. Untuk mengetahui secara keseluruhan pembahasan diatas lihatlah bagan di bawah ini : Diagram Ajaran Pokok Agama Islam MENGENAL LIMA PRINSIP LANGIT Lima Prinsip Langit Adalah Lima Inti Kandungan Al Qur’anYang Tersirat ( Mafhum ) Lima inti kandungan al qur’an yang tersirat adalah merupakan lima prinsip langit yang didalamnya terdapat kebahagiaan manusia. Sebagaimana berikut ini : 1.Tauhid dan Keimanan 1.Kesucian dan Kebersihan 3.Ketundukan dan Kepasrahan 4.Kemerdekaan dan kelapangan hati 5.Keadil dan Kasih Sayang 5 Inti Al Qur’an Yang Tersirat LIMA PRINSIP LANGIT ADALAH 5 SIFAT MALAIKAT Lima ( 5 ) prinsip langit ini telah diprogramkan oleh Allah kepada para malaikatnya sejak awal penciptaannya sebagai karakter ( mentalitas ) dan sifat sifat mereka. Baik malaikat lapisan atas maupun lapisan bawah. Sebagaimana kita ketahui dari al Qur’an dan sunnah, bahwa malaikat selalu dalam keadaan: 1. Bertauhid dan berkeimanan yang tinggi 2. Suci dan bersih dari hadast dan kotoran 3. Tunduk dan pasrah kepada perintah Allah 4. Merdeka dari hawa nafsu dan lapang hati 5. Adil dan penuh kasih sayang kepada manusia Sifat malaikat ini telah di jelaskan dalam Al Qur’an seperti penjelasan berikut ini : Sifat pertama : Tauhid dan Keimanan. Penjelasan sifat ini bisa kita temukan dalam surat Ali imron ayat 18 dibawah ini : شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dalam surat Ghafir ayat 7 Allah berfirman : الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا “(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman.” Sifat malaikat yang kedua : Kesucian dan kebersihan. Bisa kita dapatkan penjeasannya dalam surat Al Waqi’ah ayat 77-79 berikut ini: إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ () فِي كِتَابٍ مَكْنُونٍ () لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ “Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia,pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh),tidak menyentuhnya kecuali Para Malaikat yang disucikan.” Sifat malaikat yang ketiga : Ketundukan dan kepasrahan. Bisa kita dapatkan keterangannya dalam surat Al A’raf ayat 206 seperti dibawah ini: إِنَّ الَّذِينَ عِنْدَ رَبِّكَ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيُسَبِّحُونَهُ وَلَهُ يَسْجُدُونَ Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada- Nya-lah mereka bersujud Sebagaimana juga ditunjukkan dalam surat An Nahl ayat 50 dibawah ini; وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ دَابَّةٍ وَالْمَلَائِكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ () يَخَافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para ma]aikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka). SifatMalaikat yang Keempat : Kemerdekaan dan Kelapangan hati Sebagaimana ditunjukkan dalam surat An Nahl ayat 50 dibawah ini; وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ دَابَّةٍ وَالْمَلَائِكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ () يَخَافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para ma]aikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka). Sifat malaikat yang Kelima : Keadilan dan Kasih sayang, Bisa kita dapatkan keterangannyaDalam surat Ghafir ayat 7 dimana Allah berfirman : الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَلِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ “(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala”, Inilah sifat sifat malaikat Yang Allah SWT jelaskan dalam Al Qur’an, dimana suluruh isi kandungan Al Qur’an, telah terperas di dalam lima sifat ini. Dan ternyata pula lima sifat ini telah berada dalam fitrah ruhiyah manusia sebagai bahan dasar penciptaannya, sebagaimana akan di jalaskan setelah ini. Dengan sebab inilah malaikat telah di jadikan sebagai barumeter bagi makhluk yang ada di bawah mereka, yaitu manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa kebaikan setiap manusia sangat tergantung kepada kemiripan mereka dengan makhluk yang ada di atas mereka, yaitu malaikat. Sedangkan keburukan manusia sangat tergantung kepada kemiripan keadaan mereka dengan makhluk di bawah mereka, yaitu binatang dang iblis. Sifat malaikat diatas sebagaimana tergambar pada bagan di bawah ini : 5 Sifat Malaikat 5 Prinsip Langit Adalah 5 Fitrah Manusia Lima prinsip langit ini juga telah diprogram oleh Allah kepada seluruh manusia sejak awal penciptaannya, sebagai FITRAH dasar dari penciptaan manusia. Sebagaimana penjelasan al Qur’an tentang ruh manusia ketika masih di alam ruh, yaitu dalam surat Al A’raf 172 dimana Allah berfirman : وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", Pada saat itulah tercetak dalam ruh ruh manusia potensi keyakinan kepada agama tauhid. Itulah yang disebut fitrah manusia. Dengan demikian didalam diri manusia sebagai bawaan ruh terdapat 5 inti agama tauhid, yaitu inti al Qur’an. Sehingga didalam diri manusia ada 5 inti fitrah, yaitu : 1. Tauhid dan keimanan 2. Kesucian dan kebersihan 3. Ketundukan dan kepasrahan 4. Kemerdekaan dan kelapangan hati 5. Keadilan dan kasih sayang Sebagaimana nampak pada gambar di bawah ini : 5 Fitrah Manusia Sehingga, lanjut Syah Waliyullah Dahlawy, barang siapa yang telah diberi pengetahuan tentang 5 prinsip langit ini oleh Allah SWT, maka ia telah di beri Al Hikmah( Pemahaman yang dalam tentang Al Qur’an dan sunnah ) oleh Allah SWT.. Dan barangsiapa telah diberikan Al Hikmah oleh Allah SWT, maka ia telah diberikan kebaikan yang sangat banyak. Sebagaimana Firman Allah, dalam surat Al Baqarah ayat 269 yaitu : يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ “Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi al hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang sangat banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” Hubungan Segitiga Pada tulisan sebelumnya pembaca telah mendapatkan pemahaman tentang inti fitrah manusia, inti sifat malaikat dan inti isi kandungan Al Qur'an. Untuk lebih mengetahui hubungan ketiga inti tersebut simaklah penjelasan dibawah ini; Manusia menurut dasar penciptaannya (fitrahnya) memiliki kecenderungan kepada agama tauhid. Yaitu Kecenderungan kepada : 1.Nilai Tauhid 2.Nilai kesucian 3.Nilai ketundukan dan kepatuhan 4.Nilai Kemerdekan 5.Nilai Keadilan Sedangkan agama tauhid (islam), membawa ajaran yang memuat nilai nilai yang di cenderungi dan di butuhkan jiwa manusia tersebut. Yaitu : 1.Ajaran Tauhid (Rukun iman dan syahadatain) 2.Ajaran Kesucian ( Thoharoh ;wudhu',mandi, kebersihan, taubat,tazkiyyah ) 3.Ajaran Ketundukan ( Sholat,tilawah, dzikir, do’a,mengikuti aturan Allah ) 4.Ajaran kemerdekaan ( Puasa,menundukkan hawa nafsu, zuhud, wara',Qonaah,ridha,syukur, tawakkal, takwa, dll ) 5.Ajaran keadilan. ( zakat, shodaqoh,saling menyayangi,tolong menolong (ta'awun),menyebarkan ilmu, dakwah, amar makruf nahi mungkar, jihad dll). Maka, apabila kecenderungan dan kebutuhan jiwa manusia ini telah di penuhi dengan sempurna, dengan cara mengamalkan ajaran agama tauhid ini dengan baik dan sempurna, ia akan mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan hidup di dua alam, yaitu alam dunia ini dan alam akhirat kelak. Inilah yang dijanjikan Allah kepada mereka. Sebagaimana tertuang dalam Al Qur’an surat An Nahl ayat 96 sebagai berikut : مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baikdan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” Selain itu, orang yang telah mampu menjalankan ajaran agama tauhid ini dengan baik dan benar ia akan memiliki kemiripan (tasyabbuh) dengan sifat sifat malaikat dilangit. Sebab para malaikat di langit adalah makhluk Allah yang sejak penciptaannya Allah telah memprogram mereka dengan 5 nilai langit secara sempurna.Mereka para malaikat sejak pertama kali di ciptakan senantiasa dalam keadaan ; 1.Bertasbih dan metauhidkan Allah 2.Suci, ( mereka suci dari kotoran, hadats kecil dan besar juga tidak punya dosa ) 3.Tunduk kepada Allah ( mereka melakukan apa yang di tugaskan dan tidak pernah maksiat (menentang perintah Allah ) 4.Bebas dan tidak memiliki hawa nafsu ( merdeka ). 5.Memiliki sifat kasih sayang yang luas ( keadilan) Inilah salah satu makna dari ayat al Qur'an ; ان الدين عند الله الاسلام "Sesungguhnya agama disisi Allah adalam Islam" Terjadinya Resonansi ( Getaran ) Antara Manusia Dan Malaikat Adapun kitab kitab Allah yang di turunkan ke bumi kepada para Rasul-Nya adalah memuat program program yang telah Allah programkan kepada para malaikatnya di langit, agar di programkan pula kepada manusia di muka bumi.Sehingga apabila seseorang berhasil terprogram dengan program program langit ini maka antara dia dengan malaikat di langit akan terjadi kemiripan sifat. Kemudian dengan sendrinya ia akan bisa menarik sifat sifat positif para malaikat di langit sana kedalam dirinya yang ada di bumi. Antara dia dan malaikat selalu terjadi resonansi (getaran) di mana malaikat di langit selalu akan memberikan ilham ilham kebaikan kepadanya yang akan menuntunnya kejalan yang lurus. Bahkan lebih dari itu para malaikat itu akan turun kepada mereka dalam kehidupan dunia untuk menemani mereka dalam berbagai keperluan, begitu juga disaat saat menjelang kematian, di kubur, dan setrusnya. Sebagaimana hal ini telah dijelaskan oleh Allah dalam Al Qur’an surat Al Fushshilat ayat 30-33 sebagai berikut : إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ () نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ () نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Ibnu sa’diy dalam tafsirnya menjelaskan; yang dimaksud dengan ayat “ Malaikat akan turun kepada mereka “ adalah; malaikat selalu datang kepada mereka, bahkan pada saat mejelang kematian malaikat memberikan kabar gembira dengan mengatakan “ janganlah engkau merasa kuatir tentang apa yang akan engkau hadapi saat ini dan yang akan datang, dan jangan pula engkau merasa sedih mengenai apa yang engkau tinggalkan”, sehingga hilanglah rasa kuatir dan sedih tentang dua keadaan tersebut pada yang bersangkutan. Begitu pula dalam menafsiri ayat “ Kamilah pelindung pelindung mu dalam kehidupan dunia dan akhirat “ Ibnu Sa’diy menjelaskan : mereka para malaikat yang turun itu selalu membisikkan semangat dan dorongan untuk selalu melakukan kebaikan kebaikan dan menjadikan kebaikan kebaikan itu selalu tampak indah dalam hatinya. Dan sebaliknya para malaikat yang turun itu selalu memberikan dorongan penghindaran dari segala bentuk keburukan dan kejahatan dan menjadikan keburukan itu selalu nampak menjijikan dalam hatinya. Mereka juga selalu mendoakan kepada Allah untuknya kebaikan, memberikan keteguhan hati dan ketabahan di saat terkena musibah dan kesulitan.” Mungungkap Rahasia Langit Allah SWT. Berfirman dalam Al Qur’an, surat ayat : الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ ()رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ () وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ “(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala, ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syurga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ", Rasulullah SAW bersabda : عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " إِذَا قَضَى رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَمْرًا سَبَّحَ حَمَلَةُ الْعَرْشِ ، ثُمَّ سَبَّحَ أَهْلُ السَّمَاءِ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ، حَتَّى يَبْلُغَ التَّسْبِيحُ أَهْلَ هَذِهِ السَّمَاءِ ، ثُمَّ سَأَلَ أَهْلُ السَّمَاءِ السَّابِعَةِ حَمَلَةَ الْعَرْشِ : مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ ؟ فَيُخْبِرُونَهُمْ ، ثُمَّ يَسْتَخْبِرُ كُلُّ سَمَاءٍ السَّمَاءَ الَّتِي تَلِيهَا حَتَّى يَنْتَهِيَ إِلَى هَذِهِ السَّمَاءِ " . “Ketika Allah menetapkan sebuah keputusan, para malaikat pemikul Arasy (Singgasana ) bertasbih memuji-Nya. Kemudian para penghuni langit yang lebih rendah juga bertasbih, sampai pujian para penghuni langit yang lebih rendah itu mencapai dunia. Kemudian para malaikat yang berada di bawah malaikat malaikat pemikul Arasy itu bertanya, “ Apakah yang dikatakan oleh Tuhan-Mu?” Para malaikat yang lebih tinggi memberi tahu mereka, apa apa yang Dia perintahkan dan para penghuni langit memberitahukan satu sama lain hingga berita itu sampai ke para penghuni bumi. Dalam riwayat yang lain di sebutkan : “Ketika Allah memutuskan sebuah perintah dilangit, para malaikat mengepak ngepakkan sayap mereka karena mematuhi perkataan-Nya. Mengeluarkan suara seperti gemerincingnya sebuah rantai besi yang menyentuh batu batu halus. Ketika kekaguman telah lepas dari hati mereka, mereka bertanya satu sama lain, “ Apakah yang dikatakan oleh Tuhanmu?” mereka menjawab, “Kebenaran, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar. “ Dalam hadis lain Rasulullah bersabda : إِنِّي قُمْتُ مِنَ اللَّيْلِ فَتَوَضَّأْتُ وَصَلَّيْتُ مَا قُدِّرَ لِي ، فَنَعَسْتُ فِي مُصَلايَ ، حَتَّى اسْتَثْقَلْتُ ، فَإِذَا أَنَا بِرَبِّي فِي أَحْسَنِ صُورَةٍ ، فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ ، فَقُلْتُ : لَبَّيْكَ يَا رَبِّ ، قَالَ : فِيمَ يَخْتَصِمُ الْمَلأُ الأَعْلَى ؟ قَالَ : قُلْتُ : لا أَدْرِي ، قَالَهَا ثَلاثًا ، قَالَ : فَرَأَيْتُهُ وَضَعَ كَفَّهُ بَيْنَ كَتِفَيَّ ، حَتَّى وَجَدْتُ بَرْدَ أَنَامِلِهِ ، بَيْنَ ثَدْيَيَّ ، فَتَجَلَّى لِي كُلُّ شَيْءٍ وَعَرَفْتُهُ ، فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ ، قَالَ : قُلْتُ : لَبَّيْكَ ، قَالَ : يَا مُحَمَّدُ ، قُلْتُ لَبَّيْكَ رَبِّ ، قَالَ : فِيمَ يَخْتَصِمُ الْمَلأُ الأَعْلَى ؟ قَالَ : قُلْتُ فِي الْكَفَّارَاتِ ، قَالَ : وَمَا هُنَّ ؟ قُلْتُ : الْمَشْيُ عَلَى الأَقْدَامِ إِلَى الْجَمَاعَاتِ ، وَجُلُوسٌ فِي الْمَسَاجِدِ بَعْدَ الصَّلَوَاتِ ، وَإِسْبَاغُ الْوضُوءِ حَتَّى الْكَرِيهَاتِ ، قَالَ : وَمَا الدَّرَجَاتُ ؟ قُلْتُ : إِطْعَامُ الطَّعَامِ ، وَلِينُ الْكَلامِ ، وَالصَّلاةُ وَالنَّاسُ نِيَامٌ Aku bangun dimalam hari dan mengambil air wudhu kemudian sholat, namun aku merasa mengantuk dalam shalatku, sehingga akupun tertidur . tuhanku menghampiri, Maha suci dan Maha Tinggi Dia, dalam bentuk yang paling baik dan berkata, Wahai Muhammad.” Aku menjawab, “ Ya Tuhanku, aku penuhi panggilan-Mu. Tuhan berkata “ apakah yang diperselisihkan oleh dewan malaikat tertinggi? ( al Malaul A’la )? Aku menjawab, Aku tidak tahu.” Dia berkata begitu tiga kali, kemudian meletakkan telapak tangan-Nya diantara dua bahuku. Sehingga Aku merasakan dingin jari jemari-Nya menembus dadaku. Kemudian segala sesuatu diperlihatkan kepadaku sehingga aku mengerti. Dia berkata lagi, Wahai muhammad.” Aku menjawab, “Ya Tuhanku, aku penuhi panggilan-Mu. Dia kemudian berkata, “ Apakah yang diperselisihkan oleh dewan malaikat tertinggi? ( al Malaul A’la )? Aku menjawab, “ Mereka berselisih tentang perbuatan perbuatan yang dapat menghapus dosa ( kaffarat ). Dia berkata, “Apa sajakah itu ?” Aku menjawab, “ Berjalan kaki untuk melaksanakan shalat berjamaah, duduk dimasjid setelah mengerjakan shalat, dan menyempurnakan wudhu walau dalam keadaan sulit.” Dia berkata lagi, Apakah yang mereka perbincangkan berikutnya?” Aku menjawab, “ Mengenai tingkatan tingkatan ( amal amal shaleh ).” Dia berkata, “ Apakah itu?” Aku menjawab, “ Memberikan makan, berkata yang lembut, dan salat dimalam hari ketika orang orang terlelap tidur. ( Misykat, Hal 151 ) Dalam kesempatan lain Rasulullah bersabda : إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ فَيَقُولُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ فَيُحِبُّهُأَهْلُ السَّمَاءِ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ.رواه البخاري “ Sesungguhnya jika Allah membenci seseorang, Dia memanggil Jibril dan berkata, “ Aku mencintai si fulan, karena itu cintailah dia! “ Dan Jibrilpun kemudian mencintainya. Kemudian setelah itu Jibril mengumumkannya di langit seraya berseru, “ Allah telah mencintai si fulan, karena itu cintailah dia! “ Para penghuni langitpun turut mencintainya, kemudian keberhasilan di muka bumi terbentang untuknya. ( HR. Bukhari ) Nabi saw bersabda : “Para malaikat berdoa untuk salah seorang diantara kamu selama ia masih duduk di tempat salatnya, dengan berkata, “Ya Allah, berikanlah rahmat kepadanya, Ya Allah ampunilah dia, “Ya Allah, kasihanilah dia, “ selama ia tidak merusak atau membatalkan wudhunya. Beliau juga bersabda ; “ tiada hari ketika orang bangun dari tidurnya kecuali dua malaikat turun, dan salah seorang dari mereka berkata, “ Ya Allah, berilah balasan yang baik kepada orang yang dermawan. Dan malaikat yang lain berkata, “ Ya Allah berikanlah kehancuran kepada orang yang kikir. “ Keterangan Syaikh Waliyullah Dihlawiy setelah membahas hadits hadits diatas dalam kitabnya Hujjatullah Al Balighah, ia mengatakan, “ Ketahuilah, sungguh telah banyak diriwayatkan dalam hadits bahwa Allah Swt. Memiliki hamba hamba yang paling baik diantara para malaikat dan yang paling dekat kehadirat-Nya. Mereka tidak henti hentinya mendoakan orang orang selalu memperbaiki dirinya ( ishlah diri ) serta berusaha memperbaiki orang lain ( mengishlah masyarakat ), sehingga doa doa para malaikat tersebut menjadi sebab bagi turunnya keberkahan dan rahmat kepada mereka. Para malaikat tersebut juga selalu mengutuk orang orang yang bermaksiat kepada Alllah dan menyebarluaskan kejahatan, sehingga kutukan mereka menjadi sebab bagi kesedihan dan penyesalan yang selalu melekat dalam jiwa orang orang tersebut. Doa do’a merekapun ( malaikat atas ) menyebabkan munculnya ilham pada para malaikat yang tingkatannya ada di bawah mereka ( al Mala’ al Safil ), sehingga mereka turut membenci dan memurkai para pelaku kejahatan tersebut dan mendoakan keburukan bagi dirinya, baik di dunia ini maupun ketika pakaian tubuh duniawinya telah di tanggalkan setelah kematiannya. Para Malaikat tertinggi itu ( al Mala’ al A’la ) adalah utusan dan perantara antara Allah dan hamba hamba-Nya. Dan mereka mengilhamkan kebaikan kedalam hati ummat manusia. Jelasnya, mereka itu merupakan sebab bagi munculnya dorongan hati yang baik dalam diri manusia melalui berbagai sebab akibat. Mereka juga selalu mengadakan pertemuan, dimanapun dan dengan cara bagaimanapun, sesuai dengan kehendak Allah. Pertemuan itu mereka sebut sebagai “ pertemanan tertinggi ( Rofiqul A’la ), lingkaran tertinggi ( Nadal A’la ), dan Dewan Malaikat tertinggi ( Malaul A’la ). Ruh ruh manusia yang utama, termasuk diantara kelompok malaikat tersebut dan bergabung dengan mereka. Seperti diungkapkan dalam firman Allah : يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ () ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً () فَادْخُلِي فِي عِبَادِي () وَادْخُلِي جَنَّتِي “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.” Hal ini juga di perkuat oleh sabda Nabi saw.: “ Aku melihat Ja’far ibn Abi Thalib sebagai seorang malaikat yang sedang terbang mengepakkan sayapnya bersama para malaikat lainnya.” Kepada merekalah pertama kali, keputusan Tuhan ( qadha’ ) turun dan perintah ( amr ) ditetapkan. Sebagaimana diisyaratkan dalam firman-Nya: فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ () أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul, Dsini pula, hukum hukum syari’at dalam beberapa aspeknya, ditentukan. Tiga Kelompok Malaul A’laa Mala’ ul A’la ini terdiri atas tiga kelompok: Pertama : Kelompok para malaikat atas yang dirancang oleh Allah sebagai pengatur sistim kebaikan, dimana kebaikan manusia dibumi sangat tergantung kepada mereka. Sehingga untuk mereka, Allah menciptakan tubuh tubuh yang bercahaya seperti cahaya api yang dilihat oleh Nabi Musa. Dan Allah meniupkan kepada mereka ruh yang mulia. Kedua : Mereka yang tercipta dari peristiwa tercampurnya unsur unsur halus berbagai elemen, yang meniscayakan terjadinya emanasi jiwa jiwa mulia yang menolak bercampur dengan sifat kebinatangan. Ketiga : Mereka adalah jiwa jiwa manusia yang memiliki kesamaan sifat dengan malaikat kalangan atas. Mereka selalu melakukan perbuatan perbuatan yang menyelamatkan, sehingga jiwa jiwa mereka sangat mirip dengan jiwa jiwa para malaikat atas. Apabila kelak kematian telah menjemput mereka, dan mereka telah meninggalkan jasad mereka, maka mereka akan bergabung dengan para malaikat dan menjadi golongan mereka. Adapun keadaan mereka ( Malaul A’la ), senantiasa bertawajjuh kepada Allah, dan sedikitpun tidak terganggu oleh perhatian lain kepada apapun. Inilah maksud firman Allah : يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ “Dan malaikat yang berada di sekeliling -Nya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya”. Mereka selalu menerima ilham dari Allah untuk urusan tatanan kebaikan di muka bumi dan sangat membenci orang orang yang membuat tatanan keburukan dimuka bumi. Sehingga dengan sedirinya mereka selalu terdorong untuk menyayangi orang orang beriman yang selalu berbuat kebaikan di muka bumi. Inilah yang dimaksud oleh firman Allah Swt : وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ ()رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ () وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ “Serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala, ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syurga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ", Cahaya yang memancar dari yang paling utama diantara mereka menyatu bersama sama dan saling menyinari satu sama lain pada tingkatan Ruh yang digambarkan oleh Nabi Saw, sebagai memiliki wajah dan lidah. Disana berkumpul layaknya menjadi satu, dan himpunan mereka itu dinamakan Linkaran Suci ( Hadrotul Quds ). Kadang kadang di dalam Lingkaran Suci itu dicapai kesepakatan untuk menetapkan cara cara penyelamatan manusia dari penderitaan dunia dan akhirat, yaitu dengan menyempurnakan seseorang yang paling suci pada zamannya dan menjadikan segala perintahnya ditaati oleh manusia. ( Muhammad SAW ) Kesepakatan Lingkaran Suci itu menuntut diturunkannya ilham kepada orang orang yang siap untuk menerima dan mengikuti manusia sempurna itu, serta untuk membentuk sebuah “ komunitas yang di keluarkan unntuk manusia “ ( Ali Imran :110 ) ( Para Sahabat Rasulullah SAW ) Kesepakatan itupun menghendaki orang paling suci tersebut ( Muhammad ) memliki gambaran dalam hatinya mengenai berbagai cabang ilmu yang bisa memperbaiki dan membimbing ummat manusia, baik dengan wahyu, mimpi mimpi, atau suara dari Yang Maha Ghaib; juga menuntuk anggota Lingkaran Suci itu untuk menampakkan diri kepadanya dan berbicara secara Langsung, ( Jibril ). Kesepakatan ini mau tidak mau menuntut mereka ( anggota Lingkaran Suci ) untuk membantu para pengikut setianya ( Para sahabat Nabi ) dan mendekatkan mereka kepada semua kebaikan, serta mengutuk orang orang yang menghalangi orang yang berjuang dijalan Allah dan medekatkan mereka pada penderitaan. Inilah salah satu prinsip kenabian. Malaikat Pembatu Salah satu kelompok Malaul A’la adalah kelompok malaikat pembantu. Malaikat kelmpok ini mewujud di alam malakut dengan bentuk manusia. Hubungan malaikat ini dengan manusia sebaimana hubungan daya persepsi ( imajinasi ) yang ada di otak manusia yang membuatnya bisa merasakan apa apa yang diinjak oleh kakinya, apakah sebongkah batu atau sepotong es. Kebijaksanaan Allah telah menciptakan mereka bersama sama dengan jenis manusia, karena jenis manusia tidak dapat berkembang baik tanpa keberadaan mereka. Sebagaimana salah seorang diantara kita tidak akan sehat (normal) jika tidak memilki daya daya persepsi ( imajinasi ) atau daya hayal di dalam otaknya. Setiap kali seorang manusia melakukan perbuatan yang akan membawanya pada keselamatan, maka malaikat malaikat ini akan memancarkan sinar kesenangan dan kebahagiaan. Sebaliknya, ketika ia melakukan perbuatan yang merusak, maka pancaran jijik dan marah akan tampak dari mereka. Pancaran malaikat ini - yang baik atau yang buruk – akan memancar dan memasuki jiwa si pelaku, sehingga ia merasa senang dan gembira atau merasa sedih dan muram karenanya. Perumpamaannya adalah seperti ketika salah seorang diantara kita berjalan diatas batu panas maka daya persepsinya merasakan sakit atau panas, lalu bayangan sakit itu kemudian memengaruhi hatinya, sehingga ia merasa menderita, kemudian memengaruhi tubuhnya, sehingga ia merasakan meriang dan demam. Begitu pula kalau diantara kita merasa sangat ketakutan atau sangat malu maka otot dibawah tulang bahunya akan bergetar, mukanya berubah menjadi pucat, tubuhnya menjadi lemah atau mungkit sampai keluar air kencing karena perasaan takut dan malu yang teramat sangat itu. Semua itu mengambarkan pengaruh daya persepsi terhadap keadaan fisik manusia. Seperti itulah hubungan malaikat pembantu manusia ini dengan manusia. Jika manusia berbuat kebaikan maka kebaikan itu memancar secara langsung kepada malaikat pembantu ini, sehingga ia tersenyum dan merasa senang dan bahagia kemudian perasaan bahagia itu secara otomatis memancar ke hati sipelaku kebaikan tersebut sehingga ia merasa damai, lapang dan bahagia. Law Of Attraction Langit Hukum tarik menarik menyatakan ; “ sesuatu akan menarik pada dirinya segala hal yang satu sifat dengannya”. inilah yang di perkenalkan oleh Rhonda Byrni dalam bukunya "The scret" yang lagi menggemparkan dunia saat ini. Ini menjelaskan mengapa seseorang senang berkumpul dengan mereka yang satu hobi. Begitu pula ketika anda memutar tombol tunning radio ke 107,7 FM, maka siaran radio 107,7 FM lah yang akan anda dengar, karena sinyal menara radio dan di pesawat radio anda sama. Allah swt, Pencipta manusia dan alam semesta ini telah menurunkan kitabnya kepada manusia yang terpilih, sebagai petunjuk kepada manusia untuk meraih kebahagiaannya di dunia dan akhirat. Didalam kitab inilah diungkap segala rahasia kehidupan, termasuk rahasia kebahagiaan manusia. Sebelum Rhonda Byrni menulis bukunya The scret, Allah swt telah menurunkan Al Qur'an yang menjelaskan rahasia ini jauh lebih luas dan lebih jelas. Allah swt menciptakan manusia dengan memiliki potensi positif dan negatif. Dan sebelumnya Allah telah menciptakan Malaikat dengan hanya memiliki potensi Positif. Disamping itu Allah juga telah menciptakan iblis dengan memiliki hanya potensi negatif. Al Qur'an turun dengan membawa program program langit dimana apabila manusia berhasil memogram dirinya atau melalui perantara orang lain dengan program ini, maka terjadilah kesamaan sifat sifat dirinya dengan sifat sifat malaikat langit atas. Yaitu, memiliki tauhid dan keimanan yang kuat, selalu suci dan bersih, selalu tunduk dan berserah diri kepada Allah, merdeka dari jajahan hawa nafsu, dan selalu bersikap adil dan penuh kasih sayang kepada sesama makhluk. Sehingga membuat dirinya menjadi satu gelombang dan satu frekuensi dengan para malaikat dan terjadi resonansi diantara keduanya. Dan selanjutnya ia akan selalu menerima ilham ilham positif dari malaikat yang datang dari Allah. Bahkan para malaikat akan turun langsung menemaninya, menjaganya dan selalu mendorongnya pada kebaikan. Sebagaimana hal ini telah dijelaskan oleh Allah dalam Al Qur’an surat Al Fushshilat ayat 30-33 sebagai berikut : إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ () نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ () نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Akan tetapi manakala manusia gagal untuk memprogram dirinya dengan program langit ini, maka manusia akan terjadi kemiripan dengan sifat sifat binatang bahkan terjadi kemiripan dengan sifat sifat iblis. Sehingga jadilah manusia itu seperti binatang dan iblis, kemudian Allah menjadikan setan dan iblis sebagai teman setianya dalam kehidupan dunia dan akhirat. Sebagaimana di jelaskan dalam Al Qur'an. Surat Az zukhruf ayat 36 sebagai berikut : وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ () وَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ () حَتَّى إِذَا جَاءَنَا قَالَ يَا لَيْتَ بَيْنِي وَبَيْنَكَ بُعْدَ الْمَشْرِقَيْنِ فَبِئْسَ الْقَرِينُ () وَلَنْ يَنْفَعَكُمُ الْيَوْمَ إِذْ ظَلَمْتُمْ أَنَّكُمْ فِي الْعَذَابِ مُشْتَرِكُونَ () “Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada kami (di hari kiamat) dia berkata: "Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara masyrik dan maghrib, maka syaitan itu adalah sejahat-jahat teman (yang menyertai manusia)." (Harapanmu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu di hari itu karena kamu telah menganiaya (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu bersekutu dalam azab itu.” Dalam Surat Al Fushshilat ayat 25 Allah juga menjelaskan : وَقَيَّضْنَا لَهُمْ قُرَنَاءَ فَزَيَّنُوا لَهُمْ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَحَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ إِنَّهُمْ كَانُوا خَاسِرِينَ “Dan Kami tetapkan bagi mereka teman-teman yang menjadikan mereka memandang bagus apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka dan tetaplah atas mereka keputusan azab pada umat-umat yang terdahulu sebelum mereka dari jin dan manusia, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi.” ( Yang dimaksud dengan yang ada di hadapan ialah nafsu dan kelezatan di dunia yang sedang dicapai, sedang yang dimaksud dengan di belakang mereka ialah angan-angan dan cita-cita yang tidak dapat dicapai ). Terjadinya Resonansi Antara Manusia di Bumi Dengan Malaikat di Langit Apakah gejala resonansi itu? Menurut para ahli fisika, gejala resonansi adalah keadaan turut bergetarnya suatu benda karena adanya gelombang lain yang bekerja pada benda tersebut, dimana frekuensi getar gelombang tersebut sama dengan frekuensi diri benda yang dikenai gelombang. Melalui gejala ini, energi dari sumber getar akan mengalir ke benda yang sama frekuensi dirinya. Lalu apa pula yang dimaksud gelombang di sini? Gelombang dalam ilmu fisika adalah gejala pertambatan energi dari suatu benda ke benda yang lain, tanpa memindahkan benda yang mengirimkan energi tersebut ke benda penerima. Contohnya , ketika seseorang mendengar radio, si penyiar radio tidak berarti datang kerumah pendengar radio tersebut, melainkan hanya energi suaranya saja. Begitu pula siaran televisi, Handpon, dan seterusnya. Ketika kita mencari saluran gelombang radio atau TV yang kita sukai, Manakala frekuensi gelombang sistem penerimaan di radio atau TV kita sama dengan yang di pancarkan saluran gelombang tersebut , maka hasilnya radio atau TV kita turut bergetar pada frekuensi yang sama pula. Itulah yang di sebut gejala resonansi. Gejala resonansi bisa juga dilihat dari peristiwa sehari hari lainnya. Misalnya dua orang yang saling jatuh cinta. Dalam kacamata ilmu gelombang, hati kedua orang tersebut, akibat berbagai hal, saling beresonansi. Satu bergetar, yang lain pun turut bergetar. Itu sebabnya keduanya bisa tidak mampu saling mengendalikan diri Dalam hal ini para ahli fisika telah mengadakan percobaan. Sebatang besi yang di pasang horizontal pada dua buah tiang. Kemudian padanya digantungkan 5 buah bandul, dimana beban masing masing cukup untuk membuat tali bandul meregang, namun panjang tali masing masing di buat ada yang sama ada pula yang berbeda. Sebelum percobaan di mulai, pastikan seluruh bandul dalam keadaan diam. Kemudian salah satu bandul diayunkan, misalnya bandul A. Pada saat bersamaan, amati perilaku bandul yang lain. Setelah itu, percobaan dilanjutkan dengan mengayunkan bandul B setelah yang lain didiamkan terlebih dahulu. Pada saat bersamaan amati perilaku bandul bandul yang lain. Begitulah seterusnya hingga semua bandul mendapat giliran masing masing Apa yang terjadi? Berikut ini uraian hasilnya. Ketika bandul A diayunkan sementara yang lain diam, bandul A terus berayun tetapi bandul yang lain tetap diam. Percobaan selanjutnya, seluruh bandul dalam keadaan diam, kemudian bandul B diayunkan. Apa yang terjadi? Semua bandul lainnya juga tetap diam, kecuali bandul D. Mula- mula pelan tapi lambat laun bandul D bergerak mengikuti ayunan bandul B. Percobaan selanjutnya diterapkan pada bandul C. Hasilnya sama dengan bandul A. Percobaan selanjutnya diterapkan pada bandul D. Hasilnya bandul B turut berayun. Percobaan terahir pada bandul E. Hasilnya semua bandul selainnya tetap diam. Nah, gejala turut begetarnya bandul D oleh bandul B atau sebaliknya disebut dengan resonansi. Mengapa kedua bandul tersebut dapat beresonansi? Karena panjang kedua bandul sama , berarti - menurut perhitungan ilmu fisika - keduanya memiliki frekuensi diri atau frekuensi alami (natural frequency) yang sama pula. Maka bila salah satu bergetar (berosilasi), bandul yang lain pun turut bergetar. Pada peristiwa ini, bandul yang turut bergetar "tidak mampu mengendalikan dirinya" selain ikut bergetar bersama. Silakan pembaca coba eksperimen ini di rumah bila anda ingin membuktikannya. Sudah menjadi sunnatullah, bahwa setiap benda di alam semesta ini tidak ada yang diam sempurna, melainkan pasti selalu bergerak. Sedangkan akibat gerakan tersebut, apapun yang ada di alam semesta ini akan mengeluarkan gelombang yang memilki frekuensi, panjang gelombang, amplitudo, dan ukuran gelombang lainnya. Dengan demikian dapat di simpulkan bahawa benda dan peristiwa apa saja yang ada di alam semesta ini pastilah menghasilkan gelombang dengan ukuran ukuran tertentu. Lalu apa kaitantannya dengan pembahasan sub bab ini ? Penulis hanya ingin memberikan informasi, bahwa sekitar 350 tahun yang lalu, sebelum teori gelombang dan gejala resonansi ini ditemukan dan di terapkan, ada seorang ulama' besar di india, yaitu Syah Waliyyullah Dahlawiy dalam sebuah kitabnya " Hujjatullah al Balighah" telah menjelaskan tentang hubungan Malaikat langit atas ( Malaul A'la ) dengan manusia di muka bumi. Terjadinya komunikasi antara malaikant langit dengan manusia ini, hanya manakala manusia memiliki kemiripan dengan sifat sifat dan amalan amalan malaikat langit. Semakin kuat kemiripan sifat sifat manusia dengan sifat sifat malaikat, maka semakin jelas dan luas informasi dari malaikat yang dapat di terimanya. Untuk tujuan inilah al Qur'an di turunkan. al Quran di turunkan membawa program program langit, yang terprogram kepada para malaikat sejak awal mula mereka di ciptakan. Program program langit ini kemudian di perintahkan kepada Rasul-Nya - yang merupakan manusia yang paling mirip dalam sifat sifatnya dengan para malaikat- untuk di programkan kepada manusia seluruh alam sampai hari kiamat. Apabila program program langit ini telah terpasang ( terinstal ) dalam diri seseorang, maka dengan sendirinya orang tersebut akan memiliki sifat sifat seperti malaikat. Ini artinya bahwa frekuensi dirinya telah sama dengan frekuensi malaikat di langit. Keadan ini menimbulkan terjadinya resonansi antara malaikat di langit dengan dirinya, sebagaimana yang telah diatur prosesesnya oleh Allah swt. Allah swt telah mendesain penciptaan manusia begitu rupa. Ia di ciptakan dilengkapi dengan sistem penerimaan ilham yang canggih di dalam jiwanya. Begitu pula malaikat di langit atas ( malaul A'la ). Allah swt telah menciptakan mereka dan melengkapinya dengan sistem pemancaran ilham yang ditugaskan oleh Allah untuk dipancarkan kedalam setiap jiwa manusia yang telah memiliki frekuensi yang sama di muka bumi. Dalam hal ini manusia diibaratkan radio atau TV yang di bikin dilengkapi dengan sistem penerima gelombang yang canggih. Sedangkan Para malaikat langit atas seperti pemancar radio atau TV yang telah dilengkapi dengan sistem pemancar saluran gelombang. Sehingga manakala frekuensi gelombang sistem penerimaan di radio atau TV tersebut sama dengan yang dipancarkan saluran gelombang pemancar radio atau TV tersebut, maka hasilnya radio atau TV tersebut turut bergetar pada frekuensi yang sama, yang menyebabkan tertangkapnya siaran atau informasi yang di pancarkan oleh pemancar radio atau TV tersebut kedalam radio atau TV penerima. Begitu pula manusia, manakala frekuensi gelombng sistem penerimaan ilham di dalam jiwa manusia sama dengan frekuensi para malaikat langit atas, maka sampailah ilham dari malaikat yang di tugaskan Allah swt tersebut kedalam hatinya, yang selalu akan menuntunnya kejalan yang lurus. Di dalam al qur'an, Allah menjelaskan hal ini dalam surat Asy- Syams ayat 7 -10 yang artinya : وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا () فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا () قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا () وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا "Demi jiwa serta penyempurnaan penciptaannya. Maka Dia mengilhamkan kepadanya jalan kejahatan dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya. Dan sungguh merugi orang yang mengotorinya ". Perhatikanlah di dalam ayat ini, Allah telah bersumpah dengan jiwa dan penciptaannya yang sempurna. Dimana penciptaan jiwa manusia ini dilengkapi dengan fitrah yang memiliki kecenderungan kepada agama tauhid yaitu Islam. Fitrah di dalam jiwa ini adalah sistim penerimaan gelombang yang memiliki muatan kecenderungan kepada 5 nilai langit, yaitu ; Tauhid, Kesucian, Ketundukan atau penyerahan diri, kemerdekaan dan keadilan. Sedangkan para malaikat langit atas (malaul a'la) memiliki fitrah yang sama yang telah aktif di dalam diri mereka, yang di perintahkan untuk selalu di pancarkan kedalam jiwa jiwa manusia yang telah terprogram dengan nilai nilai langit yang sama , melalui pemograman al Qur'an. Kemudian perhatikan firman Allah " Sungguh beruntung orang yang telah nyucikan jiwanya". Maksudnya sungguh beruntung orang yang telah terprogram dengan program al Qur'an. Karena kecenderungan fitrahnya telah terpenuhi. Hijab hijab fitrahnya telah sirna. Fitrahnya menjadi cemerlang dan bercahaya dengan Tauhid, kesucian, ketundukan dan penyerahan diri, kemerdekaan dan keadilan. Maka terjadilah kesamaan frekuensi dengan malaikat langit atas, yang membuatnya selalu mendapatkan ilham kepada jalan ketakwaan dari Allah melalui para malaikat-Nya. Lalu perhatikan pula Firman-Nya. "Dan sungguh merugi orang yang mengotori jiwanya". Maksudnya sungguh merugi orang yang tidak mau di program dengan program al Qur'an. Karena kebutuhan fitrahnya tidak terpenuhi. Fitrahnya tertutup oleh hijab hijab hawa nafsu, kecintaan kepada dunia, dan kebodohan tentang Penciptanya. Jiwanya kotor dan menjadi serupa dengan jiwa iblis. Sehingga ia tidak bisa menangkap ilham ilham jalan ketakwaan dari langit , karena berbeda frekuensi. Bahkan justeru ia memiliki frekuensi yang sama dengan iblis, yang menyebabkan ia selalu mendapatkan ilham kejalan kejahatan dari Allah melalui musuh Allah yaitu iblis. Inilah maksud firman Allah pada ayat sebelumnya ; "Maka Dia (Allah) mengilhamkan kepadanya jalan kejahatan dan ketakwaannya" Apabila 5 perinsip langit ini telah mampu di bumikan oleh manusia, maka dialah yang disebut “manusia langit” yang memiliki karakter malaikat seperti di bawah ini . Lima Karakter Manusia Langit 1. Bertauhid dan beriman kepadaAlla SWT. 2. Selalu suci dan bersih. 3. Tunduk, patuh dan pasrah kepada Allah SWT. 4. Merdeka dari jajahan hawa nafsu dan lapang hati. 5. Berlaku adil dan penuh kasih sayang Kepada sesama. PEMOGRAMAN AL QUR’AN DALAM DIRI MANUSIA Membumikan Al Qur’an dan Melangitkan Manusia Bagaimana menginstall Al qur'an dalam diri manusia ? pertanyaan ini mungkin terdengar aneh, akan tetapi penulis hanya ingin memberikan gambaran kepada pembaca agar mudah dipahami, bahwa manusia kalau ibarat komputer, untuk memasukkan program program yang kita inginkan kedalam komputer, maka salah satunya dengan cara menginstall (memasang) program program tersebut kedalam komputer kita dengan cara mengikuti petunjuk penginstalan dari pembuat program dan pembuat komputer tersebut.Tidak dengan asal asalan. Sebab kalau tidak mengikuti cara dari sang pembuatnya. bisa jadi penginstalan progam terbut gagal dan komputer tidak jalan. Begitu pula manusia, seperti komputer tadi.Sedangkan al Qur'an adalah kitab suci yang memuat program program langit yang harus di pasang ( diinstal ) di dalam diri manusia berikut cara cara pemasangannya yang datang dari Pencipta manusia dan pemilik program program al Qur'an. Hal ini supaya manusia dapat menjalankan fungsinya di muka bumi, sebagai hamba Allah dan kholifatullah fil ardhi. Nabi Muhammad saw, yang mendapatkan kemuliaan dari Allah swt, untuk menerima wahyu yang berisi program progran langit ini, sekaligus mendapatkan tugas untuk memogram program program langit ini kepada dirinya, kepada keluarga terdekat beliau,dan kepada manusia seluruh alam. Untuk tugas besar ini Beliau di berikan petunjuk bagaimana memasang (menginstal) program program langit ini kepada seluruh manusia dan bagaimana menyebarkannya di muka bumi.Ada beberapa ayat di dalam al Qur'an yang menjelaskan tentang tugas Rasulullah ini sekaligus cara pemasangannya dalam diri manusia. Salah satunya bisa kita lihat dalam surat al Jumu'ah ayat 2 , Allah swt berfirman : هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ "Dialah Allah yang mengutus seorang rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat ayat-Nya, menyucikan jiwa mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah (al Qur'an dan sunnah). Meskipun sebelumnya mereka benar benar berada dalam kesesatan yang nyata". Di dalam ayat ini Allah swt, menjelaskan tentang apa tugas Rasulullah saw, yaitu; 1. Membacakan ayat ayat Allah kepada ummatnya. 2. Mensucikan mereka. 3. mengajarkan kepada mereka Al Qur'an dan sunnah. Kemudian ayat ini juga memberi petunjuk tentang cara pemograman al Qur'an dalam diri ummatnya. Yaitu, 1. Dibacakan ayat ayat Allah kepada mereka, baik ayat ayat qouliyyah, berupa ayat ayat al Qur'an yang di turunkan kepada beliau pada saat setelah wahyu diturunkan,- yaitu di bacakan secara talaqqi (pembacaan langsung) kepada para sahabat,- maupun ayat ayat kauniyyah yang merupakan tanda tanda kekuasaan dan kebesaran Allah yang di muat dalam kandungan ayat ayat qouliyyah tersebut, dengan cara mendakwahkannya, membicarakannya berulang ulang dalam setiap kesempatan, sehingga masuklah kebesaran dan keaguangan Allah dalam hati para sahabat. 2. Mensucikan mereka, dari kemusyrikan dan dosa dosa masa lalu mereka, dengan dakwah kepada tauhid dan dan ketaatan yang ikhlas kepada Allah 3. Mengajarkan kepada mereka isi kandungan al Qur'an dan sunnah, yaitu mengenai hukum hukum syariah, berkaitan dengan perintah perintah Allah yang wajib dan yang sunnah, begitu pula berkaitan dengan larangan larangan Allah yang haram dan yang makruh, serta yang berkaitan dengan perkara perkara yang mubah. Cara pemograman ini tidak boleh diabaikan. Sebab jika di abaikan berakibat kepada gagalnya pemasangan ( penginstalan ) program program al Qur'an ini kepada diri manusia. Betapa banyak orang orang islam yang sudah mepelajari Alqur'an, namun tidak mengikuti petunjuk pemograman yang di berikan oleh Allah swt ini, akhirnya mereka masih gagal meraih predikat mukmin yang sejati dan jebol jebolnya kebanyakan mereka masih menjadi muslim yang fasik bahkan munafik. Untuk Tujuan inilah al Qur'an diturunkan tidak sekali turun, tapi secara berangsur angsur. Di dalam sejarah tumbuhnya islam, ada periode Mekkah dan ada periode Madinah. Dalam periode Mekkah, ayat ayat al Qur'an yang turun berkaitan dengan keimanan kepada Allah swt. Tentang Tauhid,Tentang tanda tanda kebesaran Allah, sifat sifat Allah, nikmat nimat Allah, tentang kematian, hari qiamat, hari berbangkit,makhsyar, hisab, siroth,surga dan neraka. Begitu pula kisah kisah ummat terdahulu. Mereka yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, mendapatkan keselamatan dan kemuliaan. Seperti pengikut Nabi Nuh yang selamat bersamanya di atas kapal. Kaum Nabi Yunus yang tidak jadi di azab oleh Allah karena mereka mau bertobat dan mau taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan seterusnya. Begitu pula kisah ummat terdahulu yang tidak taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seperti kaum nabi Nuh yang tenggelam sebab bencana banjir bersama anak Nabi Nuh, Kaum Nabi Hud, yaitu kaum 'Ad yang luluh lantak sebab angin topan yang sangat dahsyat, kaum nabi Sholeh, yaitu kaum Stamud yang pecah berkeping keping sebab suara petir yang keras yang menimpa mereka, Qorun yang hartanya di tenggelamkan kedalam bumi, Fir'aun dan tentaranya yang di tenggelamkan di laut merah. Inilah yang pertama tama kali ayat ayat Al Qur'an di turunkan di mekkah. Ayat ayat ini memuat program program aqidah,tauhid dan keimanan, yang merupakah kebutuhan fitrah manusia yang pertama dan utama. Ayat ayat inilah yang pertama kali di programkan kedalam dada para sahabat, dengan cara membacakannya secara langsung kepada mereka, kemudian di renungkan dan di bicarakan isi dan kandungannya, berulang ulang, lagi dan lagi, dalam waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 13 tahun, sehingga masuklah kebesaran Allah dalam dada mereka,timbullah rasa takut yang mendalam akan siksa di dunia dan di akhirat,lahirlah cinta kepada kebaikan dan keindahan surga.Muncullah keinginan untuk selalu berbakti dan bersyukur kepada Tuhannya. Ayat ayat tentang keimanan inilah yang telah di turunkan pertama kali dan diperintahkan oleh Allah kepada Rasulnya, untuk di programkan pertama kali kepada para sahabatnya dan kepada manusia di seluruh alam dengan cara dibacakan, di dakwahkan, direnungkan,dibicarakan berulang ulang lagi dan lagi dalam waktu yang tidak sebentar. Sehingga pemograman ini berhasil sempurna, yang akan di tandai dengan mulai merasakan kebesaran Allah dalam hati,mulai banyak mengingat akhirat dan mencintainya dari pada kehidupan dunia. Dan mulai ingin selalu bertaubat dan minta ampun kepada Allah atas dosa dosa yang selama ini dilakukan. Kemudian mulai ada keinginan untuk selalu bersukur atas nikamat nimat Allah yang telah di terimanya. Dan mulai ada keinginan untuk selalu menambah baktinya kepada Allah yang telah memberikan semua itu. Inilah bukti keberhasilan penginstalan atau pemograman dalam tahap pertama. yaitu pemograman iman. Dan inilah yang telah berhasil di programkan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya pada periode mekkah dalam fase dakwahnya. Setelah keberhasilan pemograman iman inilah kemudian Allah swt, menurunkan ayat ayat hukum atau peraturan peraturan, yaitu yang ada kaitannya dengan perintah dan larangan.Yang pertama turun ayat ayat yang ada kaitannya dengan ibadah ibadah mahdhoh. Ayat ayat yang berkaitan dengan perintah kewajiban sholat diantaranya turun sebelum berahirnya periode mekkah, yang menunjukkan bahwa program sholat ini sangat dekat kaitannya dengan program iman. Setelah itu tidak lama setelah Rasulullah hijrah kemadinah, turunlah ayat yang membawa perintah pemograman puasa dan zakat. begitu juga berangsur angsur turun ayat ayat yang berkaitan dengan larangan larangan, seperti, meminum khomer,berzina, berjudi, memakan riba, mencuri, membunuh, dan seterusnya. semua itu di turunkan di madinah. Bahkan dimadinah ini pula telah di izinkan jihad dengan pedang.Dan berahir dengan perintah haji, tidak lama sebelum Rasulullah wafat. Semua pemograman yang berkaitan dengan hukum hukum, yang berupa, ibadah, muamalah, mu'syaroh dan akhlak ini, hanya di tempuh dalam waktu sekitar sepuluh tahun. Namun dapat dengan mudah di jalankan dengan penuh keberhasilan. Hal ini karena pemograman pada tahap pertama yaitu program iman telah lebih dahulu di selesaikan, walaupun perlu waktu yang cukup lama. Sebab apabila kebesaran Allah dan kecintaan kepada akhirat telah masuk kedalam hati manusia maka perintah dan larangan apa saja yang diberikan oleh Allah kepadanya semua akan di laksanakan dan dihindari secara mudah dan ringan. Dan inilah yang terjadi pada diri sahabat. Sehingga islam bisa tumbuh di zaman mereka penuh dengan keberhasilan dan kemenangan. Seperti inilah Al Qur'an harus di programkan kepada manusia; yaitu mulai dari pemograman ayat ayat iman, baru setelah selesai dan berhasil pemograman iman ini, kemudian dimulai penekanannnya kepada program program ibadah, muamalah, muasyaroh dan akhlak. Sehingga semua itu akan dengan mudah dan cepat terprogram dalam setiap individu manusia. Betapa banyak orang yang sudah tahu dan paham tentang perintah dan larangan Allah namun mereka tidak mampu melaksanakannya dalam kehidupan sehari hari, hanya karena mereka belum merasakan kebesaran Allah dan belum ada rasa takut di hatinya akan siksa Allah di dunia dan di akhirat. Sehingga mereka hanya bisa menjadi muslim yang fasik dan munafik. dan tidak mampu menjadi muslim yang mukmin, hanya karena salah dalam cara pemograman Al Qur'an dalam diri mereka. Bagaimana Proses Pemrogramannya kepada Manusia ? Kalau manusia di umpamakan secara sederhana dengan komputer. Maka komputer itu terdiri dari dua perangkat. Yaitu ; Perangkat keras atau hardware dan perangkat lunak atau software. Sementara software ini juga ada dua jenis. Yaitu ; software sistem dan software aplikasi. Software sistem adalah software untuk menghidupkan dan menjalankan komputer. Seperti software windwos microsoft misalnya. Tanpa software ini komputer hanyalah rakitan perangkat keras yang tidak punya fungsi. Sedangkan software aplikasi atau software program adalah software yang memuat program atau aplikasi yang ingin dijalankan di dalam komputer. Seperti software aplikasi perkantoran, misalnya microsoft office dan lainnya. Begitupula manusia. Manusia terdiri dari dua unsur. Yaitu unsur badan (hardware) dan unsur ruh (software). Dan software manusia pun ada dua. Pertama adalah software sistem, yaitu ruh yang telah ditiupkan kedalam badan sejak empat bulan di rahim sang ibu. Dimana dengan software ini manusia bisa hidup dan menjalani aktivitas. Tanpa software ini manusia hanyalah tunpukan daging dan tulang yang terus membusuk. Yang kedua, adalah software aplikasi atau software program, itulah Al Qur'an. Software Al Qur'an ini adalah software yang secara khusus di datangkan dari langit untuk di programkan kepada setiap manusia, agar manusia dapat keluar dari gelapnya sifat sifat binatang dan iblis, sebagai konsekwensi dari banyaknya aplikasi aplikasi bumi yang sempat terperogram kedalam dirinya, menuju terangnya sifat sifat malaikat sebagai konsekwensi dari pemograman aplikasi langit yaitu AlQur'an kedalam dirinya. Software aplikasi langit ini ada dua (2): 1. Aplikasi ilmiyah imaniyah 2. Aplikasi ilmiyah amaliyah. Aplikasi Ilmiyah imaniyah Aplikasi ilmiyah imaniyah adalah aplikasi langit yang bermuatan ilmu pengetahun yang berkaitan dengan prinsip langit yang pertama yaitu "Tauhid dan keimanan. Aplikasi ini terakses dari inti inti pokok informasi langit atau isi kandungan Al Qur'an yang ke satu (1) sampai yang ke empat (4), sebagaimana keterangan sebelumnya. Sementara aplikasi ilmiyahamaliyah adalah merupakan aplikasi langit yang bermuatan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan prinsip prinsip langit ke dua (2) sampai ke lima (5). Yaitu ; Kesucian dan kebersihan, Ketundukan dan kepasrahan, kemerdekaan dan kelapangan hati, keadilan dan kasih sayang. Aplikasi ini terakses dari inti pokok informasi langit atau isi kandungan Al Qur'an yang ke lima (5), sebagaimana keterangan sebelumnya. Sedangkan manusia sebagai hardware, sebagaimana ditulis oleh Ar Roziy dalam Tafsir kabirnya, memiliki dua (2)kekuatan sebagai berikut : 1. Kekuatan pikiran, yang terletak pada akal dan qalbunya. 2. Kekuatan amal perbuatan, yang terletak pada badan jasmaninya. Maka, dalam pemrogaman aplikasi langit ini, untuk efektifnya harus melalui langkah langkah sebagai berikut : Pertama ; Pemograman harus dimulai dari aplikasi ilmiyah imaniyah dengan cara menginstalkan pada kekuatan manusia yang pertama, yaitu kekutan pikiran. Adapun penginstalannya bisa dengan beberapa cara dan proses. Misalnya : 1. Melalui proses, membaca. 2. Melalui proses mendengar. 3. Melalui proses belajar mengajar (ta'lim wa ta'allum). 4. Melalui proses pendidikan (tarbiyah). Dan yang lainnya. Kedua ; Apabila aplikasi ilmiyah ini telah terinstal kedalam pikiran, maka proses selanjutnya adalah : Dengan cara 1. Mengulang mengulang dalam pikiran, dengan cara mentadabburi ( merenungkan ) Isinya lagi dan lagi. 2. Menyampaikannya lagi kepada orang lain, yaitu dengan mendakwahkannya atau mengajarkannya kepada orang lain. 3. Memperbanyak dzikir yang maknanya bekaitan dengan kalimat tauhid dan keagungan Allah, kesucian-Nya, kesempurnaan-Nya dan ketidak terhinggaan nikmat-Nya. 4. Menghafal Nama-Nama Allah dalam Asmaul Husna, dan membacanya berulang sambil merenungi maknanya. 5. Membaca Al Qur'an dan mentadabburi makna maknanya hususnya yang berkaitan dengan inti kandungan Al Qur'an yang ke (1) sampai ke empat (4). yaitu yang berkaitan dengan ; 1. Allah, Nama Nama-Nya, Sifat Sifat-Nya, Nikmat-Nimat-Nya, 1. Hari Hari Allah, yang termuat dalam setiap kisah dalam Al Qur'an. 3. Kematian dan setelah kematian. Sambil membayangkan tempat tempat yang akan dilalui di masa depan, mulai dari alam kubur, hari kebangkitan, hari makhsyar, jembatan shirat sampai tempat kehidupan yang abadi, di surga atau di neraka. 4. Sesatnya keyakinan 4 kelompok manusia, yaitu Musrikin, Munafiqin, Yahudi dan Nasrani. Sehingga pengetahuan tentang konten aplikasi ini benar nampak dalam pikiran dan masuk kedalam Qalbu, atau alam bawah sadar kita. Adapun target dan sasaran yang ingin dicapai dengan penginstalan aplikasi ilmiyah imaniyah ini adalah : 1. Masuknya keimanan yang kuat dan rasa takut kepada Allah SWT kedalam hati. 2. Masuknya kebesaran, keeagungan, kehebatan dan kemaha dasyatan kekuasaan Allah kedalam hati. 3. Dapat mengambil pelajaran dari kejadian kejadian masa dahulu, hingga takut berbuat kesalahan dan bermaksiat kepada Allah, dan selalu ingin berbuat taat dan patuh kepada perintah Allah dalam kehidupan di dunia sampai ahir hayat. 4. Masuknya rasa cinta kepada Allah karena ternyata begitu besar nikmat nikmat Allah yang telah dirasakan dan dialami dalam kehidupan. 5. Dapat membayangkan betapa masih jauh perjalanan menuju tempat abadi, hingga merasakan betapa sementaranya dan betapa sempitnya kehidupan di dunia ini, bila dibandingkan dengan kehidupan di akhirat. 6. Masuknya rasa benci kepada aqidah yang batil seperti aqidahnya golongan musyrikin, munafiqin, yahudi dan nasrani, karena telah dikuak kebatilannya Oleh Allah SWT, dalam Al Qur'an. Inilah diantara target dan sasaran yang ingin dicapai dari pemograman aplikasi ilmiyah imaniyah kepada manusia. Aplikasi ilmiyah imaniyah inilah yang pertama kali diinstal dan diprogramkan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya di Mekkah pada awal sejarah dakwah islam, yang dikenal dalam sejarah islam sebagai periode Mekkah. Aplikasi ilmiyah ini diturunkan oleh Allah secara berangsur angsur melalui malaikat jibril kepada rasul-Nya, Muhammad SAW, untuk memasukkan target dan sasaran aplikasi ini sebagaimana diterangkan diatas. Karena pentingnya aplikasi ilmiyah imaniyah ini, hingga memerlukan waktu kurang lebih 13 tahun penurunnya, dan jumlah ayat ayat yang diturunkan sampai mencapai 19 JUZ terdiri dari 86 surat dan 4780 ayat dalam Al qur'an. Pemograman aplikasi ilmiyah imaniyah ini sebagai persiapan menerima pemograman aplikasi ilmiyah amaliyah, yaitu aplikasi yangmemuat konten yang berkaitan dengan perintah perintah dan larangan larangan Allah SWT, dalam Al Qur'an. Sebab, apabila aplikasi ilmiyah amaliyah ini diprogramkan terlebih dahulu, sebelum manusia memiliki iman yang kuat kepada Allah, sebelum manusia penuh hatinya dengan rasa takut kepada Allah, sebelum tergambar balasan yang akan dialami diakhirat kelak, sebelum rasa cinta dan kebesaran Allah masuk kedalam hatinya, maka semua perintah dan larangan yang diprogramkan dalam aplikasi amaliyah tersebut akan terasa berat dan terasa sulit di kerjakan. Disinilah pentingnya mempelajari sejarah pemrogaman Al Qur'an pada masa pertama kali Al Qur'an di turunkan. Dimana pada periode mekkah selama kurang lebih 13 tahun, adalah masa pemrograman aplikasi ilmiyah imaniyah langit , yaitu ayat ayat yang berkaitan denngan tauhid dan keimanan. Sementara pada periode madinah selama kurang lebih 10 tahun, adalah masa pemrograman aplikasi ilmyah amaliyah langit, yaitu yang berkaitan dengan perintah perintah dan larangan larangan Allah SWT. Dengan demikian dapat dipahami, kenapa para sahabat Rasulullah, hanya dalam jangka waktu 10 tahun dapat melaksanakan dengan baik dan sempurna semua perintah perintah Allah yang begitu banyak diturunkan, baik yang wajib maumun yang sunnah ?. Bahkan mereka melaksanakannya dengan mudah dan penuh senang hati. Bahkah perintah berperang sekalipun. Begitu pula dapat dimengerti kenapa mereka dapat dengan mudah dan senang hati meninggalkan apa saja yang dilarang oleh Allah pada masa masa itu ? bahkan sekalipun itu telah menjadi tradisi dan kesenangan mereka. Jawabannya adalah, karena memang sebelum itu, selama kurang lebih 13 tahun pada periode Mekkah, mereka telah di instal dan diprogram dengan sekitar 19 JUZ aplikasi ilmiyah imaniyah langit, yang membawa mereka pada rasa takut yang begitu kuat kepada Allah SWT, membawa mereka pada rasa cinta yang begitu dalam kepada Allah dan Rasulnya, membawa mereka lebih mencintai kehidupan akhirat yang abadi dari pada kekhidupan dunia yang sementara ini. Inilah yang pernah di ucapkan oleh Ibnu Mas'ud ra, tentang hal ini : نحن تعلٌمنا الا يمان ثم تعلمنا القرأن "Kami pertama kali belajar iman kemudian baru belajar (hukum hukum) Al Qur'an". Kemudian datanglah generasi setelah mereka, dimana mereka mempelajari hukum hukum Al Qur'an sebelum belajar iman. Mereka menginstal dalam pikiran mereka aplikasi ilmiyah amaliyah langit sebelum sempurna menginstal aplikasi ilmiyah imaniyah langit. Mereka mempelajari hukum hukum Al Qur'an sebelum dihati mereka ada rasa takut yang kuat kepada Allah. Maka hasilnya, kebanyakan diantara mereka kurang mampu menjalankan ilmu yang telah didapatkan dalam kehidupan mereka. Walaupun keinginan untuk mengamalkan sangat kuat, namun mereka tidak mampu membawa diri mereka untuk hal tersebut. AplikasiIlmiyah Amaliyah Aplikasi ilmiyah amaliyah adalah program langit yang berkaitan dengan amalan atau apa yang harus dikerjakan dan apa yang harus di tinggalkan.Dalam sejarah dakwah islam, aplikasi ini diprogramkan kepada para sahabat ketika mereka telah berhijrah ke Madinah, dan sebelumnya sekitar 3 tahun sebelum hijrah. Adapun konten dari aplikasi ini adalah apa yang berkaitan dengan rukun islam yang selanjutnya, yaitu dari rukun islam yang kedua (2) sampai yang ke lima berikut hasil fermentasinya, yaitu prinsip prinsip langit dari prinsip yang kedua (2)sampai prinsip yang kelima (5), sebagimana keterangan sebelumnya. Berbeda dengan aplikasi ilmiyah imaniyah yang diprogramkan pada kekuatan pikiran, aplikasi amaliyah ini setelah di di instal pada pikiran kemudian dipahami dengan betul dalam fikiran kemudian langkah selanjutnya di programkan pada kekuatan badan jasmani untuk dilakukan secara berulang berulang sesuai ketentuan langit. Sehingga tercapai target yang diinginkan oleh Allah dalam kaitannya dengan aplikasi ilmiyah imaniyah ini. Apa Target Dari Aplikasi Ilmiyah Amaliyah Langit Ini ? Target dari aplikasi ilmiyah amaliyah ini antara lain : 1. Memogram orang yang telah beriman, dengan program program amal sholeh, disamping sebagai bukti dan ujian dari Allah atas keimanannya, juga sebagai pemberi energi ruhiyah yang akan menambah dan meningkatkann kualitas keimanannya dihadapan Allah SWT. 2. Memogram orang yang telah beriman dengan program program malaikat langit atas. Para malaikat langit atas sejak awal penciptaannya telah diprogram oleh Allah dengan program program khusus, yang membuat mereka selalu dalam keadaan taat kepada Allah, yang mana ketaatan itu merupakan kebahagiaan bagi mereka. Program program inilah yang kemudian dimuat dalam Al Qur'an dan kemudian diturunkan secara berangsur angsur kebumi untuk di programkan kepada manusia. Sebagaimana telah diterangkan diatas, bahwa program program yang termuat dalam Al Qur'an terbagi dalam dua aplikasi, yaitu aplikasi ilmiyah imaniyah dan aplikasi ilmiyah amaliyah. Pada aplikasi ilmiyah imaniyah termuat program yang telah diprogramkan kepada malaikat atas, yaitu tepatnya program yang pertama, yaitu ; 1. Tauhid dan keimanan. Sementara pada aplikasi ilmiyah amaliyah termuat program program langit atas yaitu tepatnya program yang kedua (2) sampai kelima (5). yaitu sebagai berikut : 2. Kesucian dan kebersihan. 3. Ketundukpatuhan dan kepasrahan. 4. Kemerdekaan dan kelapangan hati 5. Keadilan dan kasih sayang. Jadi, dengan kata lain, fungsi aplikasi ilmiyah amaliyah ini adalah untuk memogramkan karakter dan sifat sifat malaikat langit atas kepada manusia, yaitu tepatnya empat karakter dari nomor dua (2) sampai nomor lima (5) diatas. Sementara pemograman karakter dan sifat sifat malaikat langit atas yang pertama yaitu "Tauhid dan keimanan, adalah merupakan target dan fungsi dari aplikasi ilmiyah imaniyah. Jadi, Apa Target Dari Dua Aplikasi Langit Ini ? Targetnya adalah tidak lain agar manusia yang telah terprogram dengan program software langit ini memiliki kemiripan dan keserupaan dengan para malaikat atas dalam sifat sifat dan karakter karakternya. Sebab kebaikan bangsa manusia dalam ketetapan Allah sangat tergantung padakemiripan sifat sifat mereka dengan sifat sifat para malaikat. Inilah rahasia yang belum pernah di temukan oleh para pemikir barat manapun. Inilah the secret yang sesungguhnya. Inilah THE LAWOF ATRACTION yang sebenarnya. Islamadalah agama langit, agama dari Pencipta manusia dan Pencipta alam semesta. Dialah yang memiliki semua rahasia di langit dan di bumi. Sementara manusia tidak sedikitpun mengetahui rahasia alam semesta tanpa pemberitahuan dari Allah. Apa yang ditemukan oleh pikiran manusia tentang alam semesta ini tanpa wahyu dari Alah hanyalah prasangka. Sedang prasangka sediktpun tidak menyentuh kebenaran. Allah berfirman dalam surat Yunus ayat 36 : وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلَّا ظَنًّا إِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ “Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaranSesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” Dalam hikmah penciptaan, Allah telah menciptakan malaikat dan jin sebelum menciptakan manusia. Allah menciptakan malaikat dari cahaya ( nur ) dan menciptakan jin dari api. Kemudian setelah Allah mencitakan manusia, yaitu Adam, Allah memerintahkan malaikat dan jin untuk bersujud pada adam. Kenapa ? karena walaupun Allah menciptakan badan Adam dari tanah, namun Allah meniupkan ruh kepada badan Adam yang berasal dari ruhNya. Akan tetapi hanya malaikat saja yang mau tunduk kepada perintah Allah, sedang Iblis yang merupakan bapak para jin tidak mau tunduk kepada Allah untuk bersujud kepada Adam hanya karena ia merasa lebih tinggi derajatnya dari Adam. Dari sinilah dapat di ketahui antara sifat dan karakter malaikat dengan sifat dan karakter Iblis. Sifat dan karakter malaikat tunduk dan patuh kepada penciptanya sedangkan sifat dan karakter iblis adalah sombong dan menentang kepada penciptanya. Sementara sifat dan karakter Adam sebagai bapak manusia, Allah ciptakan ada diantara sifat dan karakter malaikat dan sifat dan karakter iblis tersebut. Inti dari sifat dan karakter malaikat adalah suci dan mulia ( SDM ). Suci dari syirik karena selalu mentauhidkan dan mengimani Allah. Suci dari hadats dan najis karena mereka memang tidak memiliki penciptaan seperti binatang. Suci dari kesombongan dan pembangkangan karena mereka selalu tunduk dan patuh kepada Allah. Suci dari naluri naluri rendah karena mereka memang tidak memiliki syahwat kebinatangan. Suci dari dendam dan kebencian karena mereka selalu adil dan penuh kasih sayang. Dan semua itu adalah sifat sifat yang mulia. Karena itu malaikat dijadikan oleh Allah sebagai pemancar enerji positif dalam kehidupan manusia di dunia ini. Inti dari sifat dan karakter iblis adalah kotor dan hina ( KDH ). Kotor dari tauhid karena ia tidak memiliki tauhid dan keimanan yang benar. Kotor lahir batinnya karena mereka selalu berhadats dan najis. Kotor hatinya karena mereka selalu sombong dan menentang Allah. Kotor jiwanya karena mereka selalu tunduk kepada hawa nafsunya yang lebih rendah dan lebih ganas dari hawa nafsu binatang. Kotor nuraninya karena mereka selalu ingin berbuat jahat dan dholim kepada orang orang yang beriman serta sangat dendam dan benci kepada mereka. Dan semua itu adalah sifat sifat yang hina. Karena itu iblis dan bala tentaranya di jadikan oleh Allah sebagai pemancar energi negatif dalam kehidupan manusia di dunia. Lalu bagaimana dengan manusia ? Manusia diciptakan oleh Allah jauh setelah penciptaan bangsa malaikat dan jin. Manusia tidak diciptakan dari Nur sebaimana halnya malaikat, tapi tidak juga diciptakan dari api sebagaimana halnya jin. Tapi Allah menciptakan manusia dengan dua unsur. Yaitu unsur bumi dan unsur langit. Unsur bumi adalah jasadnya yaitu dari saripati tanah. Unsur langit adalah ruhnya yaitu dari ruh ciptaan Allah. Jadi, di lihat dari penciptaan badannnya, manusia sama dengan penciptaan binatang yaitu sama sama diciptakan dari saripati tanah, sehingga naluri yang muncul dari badan manusia adalah sama dengan naluri yang ada pada binatang, yaitu naluri mempertahankan diri dan naluri seksual ( naluri melanjutkan keturunan ). Inilah naluri naluri rendah apabila di bangsakan kepada manusia. Karena dorongan naluri ini dalam diri manusia sama dengan dorongan naluri yang ada di dalam diri binatang sedangkan derajat binatang jauh di bawah manusia Sementara iblis diciptakan dari api. Sehingga iblis memiliki naluri rendah yang lebih kuat dari binatang. Disamping itu iblis dalam penciptaannya di lengkapi dengan akal sementara binatang tidak. Maka dengan dorongan naluri rendah yang pekat dan tebal ditambah dengan akal licik yang dimiliki, semakin sempurnalah nyala hawa nafsu dan keangkara murkaan iblis ini. Jadi, persamaan manusia dengan binatang dan iblis ialah sama sama diberi naluri naluri rendah untuk mempertahankan hidup dan melangsungkan keturunan. Yaitu naluri naluri yang tidak di berikan kepada malaikat. Persamaan manusia dengan malaikat ialah sama sama memiliki naluri tinggi, yakni naluri suci dan mulia, yaitu naluri beragama tauhid, naluri yang tidak diberikan kepada binatang dan iblis Sementara persamaan malaikat dengan iblis adalah keduanya sama sama diberi kemampuan membisiki hati manusia. Kemampuan yang tidak diberikan kepada binatang dan manusia. Dengan demikian secara penciptaan ada rahasia yang dapat diungkap terkait dengan penciptaan Malaikait, manusia, iblis dan binatang. Perhatikanlah firman Allah dalam surat As Syamsu ayat : وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا () فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا () قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا () وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا “Dan demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” Pembaca yang budiman, lihatlah penjelasan ayat ini, setelah Allah bersumpah dengan jiwa manusia serta kesempurnaan penciptaannya. Allah kemudian meberi tahukan bahwa Dia kemudian mengilhamkan kepada jiwa jalan kefasikan dan jalan ketakwaannya. Ini artinya bahwa diantara kesempurnaan penciptaan jiwa, Allah telah melengkapinya dengan perangkat penerima gelombang langit dan penerima gelombang bumi. Penerima gelombang langit adalah penangkap ilham ilham malaikat di mana Allah Menugaskan Jibril Sebagai pemancar ilham ilham kebaikan yang datang dari Allah. Penerima gelombang bumi adalah alat penangkap bisikan bisikan iblis dimana Allah telah menjadikan Iblis sebagai pemancar ilham ilham keburukan yang hakikatnya datang dari Allah. Ayat selanjutnya Allah menjelaskan, “ Sungguh beruntung orang yang membersihkan jiwa itu “ yaitu orang yang mampu menginstal dirinya dengan software langit yaitu Al Qur’an. Kenapa beruntung ? karena hanya dengan mengamalkan isi kandungan Al Qur’anlah jiwa manusia menjadi bersih. Sedangkan apabila jiwa manusia telah bersih maka ia akan menjadi orang suci dan mulia. Dan apabila ia telah menjadi orang suci dan mulia berarti ia telah memiliki sifat sifat dan karakter karakter malaikat langit atas. Dari kemiripan inilah kemudian terjadi resonansi antara dirinya dengan malaikat atas. Karena antara dirinya dan malaikat telah berada dalam satu frekuensi dan satu gelombang yang sama. Inilah The secret yang sesungguhnya. Inilah THE LAW OF ATTARACTION yang sebenarnya. Yaitu ketika jiwa manusia telah memiliki enerji positif langit karena telah terprogram Al Qur’an dalam dirinya, maka dengan sendirinya ia akan dapat menarik dan menankap energi positif langit dalam hal ini adalah ilham ilham kebaikan yang datang dari sisi Allah Melalui malaikat jibril yang dipancarkan langsung kedalam hatinya. Akan tetapi saudaraku yang budiman, lihatlah kelanjutan ayat, “ Dan seungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” Kenapa ? karena ia tidak mau memogram Al Qur’an didalam dirinya sehingga menjadi kotor dan hina. Karena kotor dan hina ia menjadi mirip dengan sifat sifat dan karakter iblis. Sehingga dengan demikian ia menjadi satu gelombang dan satu frekuensi dengan iblis. Inilah the secret yang sesungguhnya. Inilah THELAW OF ATTRACTION yang sebenarnya. Yaitu ketika jiwa manusia telah terasuki energi negatif bumi karena ia tidak mau memogram Al qur’an dalam dirinya. Maka dengan sendirinya ia akan menarik dan menangkap energi negatif bumi yaitu bisikan bisikan kejahatan dari iblis dan setan Inilah yang di jelaskan oleh Allah dalam surat Al Hijr ayat 39-42 : قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأرْضِ وَلأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ * إِلا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ * قَالَ هَذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيمٌ * إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ “Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka." Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya)Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat.” Perhatikan ayat yang terahir ini, “ Sesungguhnya hamba hambaku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang orang yang mengikuti kamu, yaitu orang orang sesat.” Inilah dalil bahwa orang yang bisa menerima dan menangkap bisikan syetan hingga dapat di pengaruhi dan dikuasai oleh syetan adalah orang yang mengikuti setan yaitu mengikuti sifat sifat dan karakter setan. Adapun orang orang yang mukhlis adalah orang orang yang tidak ada jalan bagi setan untuk mempengaruhinya. Hal ini disebabkan bahwa di dalam diri mereka tidak ada sedikitpun sifat sifat setan yang terakses, sehingga dengan sendirinya ilham ilham dari malaikatlah yang senantiasa menuntunnya pada jalan yang benar. 77 CABANG IMAN Setelah anda mengetahui penjelasan tentang lima pokok kandungan Al Qur’an yang tersurat yang terperas dalam rukun iman, rukun islam, yang kemudian terperoses dalam prosesor rukun ikhsan yang melahirkan lima inti kandungan Al Qur’an yang tersirat yang merupakan lima karakter malaikat langit atas dan lima inti fitrah manusia. Kali ini anda akan saya bawa kepada ajaran langit secara lebih terperinci. Yang dalam hadits Rasulullah dinamakan cabang cabang iman. Sebagaimana dalam ungkapan Rasulullah pada hadits dibawah ini : الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسِتُّونَ، أَوْ سَبْعُونَ شُعْبَةً، فَأَرْفَعُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ " رَوَاهُمُسْلِمٌ فِي الصَّحِيحِ، “ Iman memiliki 77 cabang, yang akarnya adalah kalimat La Iha IllaLLah dan ujungnya menyingkirkan gangguan dari jalan “ HR. Muslim. Dilihat dari penjelasan hadits diatas, islam dibaratkan seperti sebatang pohon yang memiliki akar, batang pohon dan cabang cabangnya. Rukun iman sebagai akarnya, rukun islam sebagai batang pohonnya, yang dari batang pohon ini muncul cabang cabangnya kemudian buahnya. Tentang perumpamaan ini Allah telah menyebutnya dalam Al Qur’an, surat ibrahim ayat 24 seperti dibawah ini : أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءتُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baikseperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” Ulama’ telah meneliti tentang cabang cabang iman ini. Mereka telah menjelaskannnya dengan cara global dan terperinci. Ada yang membaginya menurut pembagian amal amal bathin dan amal dhahir. Ada yang membaginya menurut pembagian ayat ayat perintah dan larangan dan banyak lagi yang lainnya namun semuanya dengan tujuan supaya mudah dipelajari dan dipahami. Dibuku yang anda baca ini penulis membaginya sesuai dengan pembahasan pada buku ini yaitu menurut pembagian bagaimana mudah memahami Al Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan, dan menjadikan buah dari pohon iman tersebut sebagai prinsip dan kepribadian sebagai seorang muslim. Yang demikian itu agar senantiasa ada interaksi yang positif antara dirinya dengan malaikat langit atas, melalui ilham ilham kebaikan yang dipancarkan oleh malaikat langit atas kepada dirinya yang telah memiliki kesamaan frekuensi dengan malaikat langit atas tersebut. Sehingga selalu membawanya kejalan yang lrus. Lima inti Al Qur’an yang tersirat sebagaimana keterangan yang lalu adalah merupakan buah dari pohon islam. Keterangan lengkapnya seperti dibawah ini : 1. Tauhid dan keimanan ; merupakan buah dari 10 ajaran islam. Yaitu : 1. Beriman kepada Allah. 2. Beriman kepada Malaikat 3. Briman kepada kitab kitab Allah. 4. Beriman kepada Rasul Rasul Allah. 5. Beriman kepada hari akhrat. 6. Beriman kepada Qada’ dan Qadar. 7. Mengucapkan dua kalimat syahadat. 8. Mencintai Rasulullah. 9. Tidak berbuat kesyirikan. 10. Selalu ikhlas dalam beribadah. 2. Kesucian dan Kebersihan : merupakan buah dari 4. Ajaran Islam. Yaitu : 1. Berwudhu’ dan mandi. 2. Menjaga kebersihan. 3. Selalu beristighfar. 4. Bertaubat. 3. Ketundukan dan kepasrahan: merupakan buah dari 11. Ajaran islam. Yaitu; . mendirikan shalat. 2. Tilawah Al Qur’an. 3. Berdzikir. 4. Bershalawat kepada Nabi. 5. Membaca ta’awwud dan basmalah. 6. Selalu mejaga berjamaah. 7. Membaca asmaul husna. 8. Berdo’a. 9. Takut kepada Allah. 10. Mengharap rahmat Allah. 4. Kemerdekaan dan kelapangan hati : merupakan buah dari 32 ajaran islam. Yaitu : 1. Berpuasa. 2. Bersabar. 3. Jujur. 4. Hidup sederhana. 5. Malu 6. Ridha 7. Tawakkal. 8. Tidak menipu. 9. Tidak membunuh. 10. Tidak berzina. 11. Mencari harta yang halal. 12. Tidak memakan harta yang haram. 13. Tidak berdusta. 14. Tidak marah. 15. Tidak dengki. 16. Tidak dendam. 17. Tidak mengadu domba. 18. Tidak cinta dunia. 19. Tidak cinta pangkat. 20. Tidak menggunjing. 21. Tidak curang. 22. Tidak suka dipuji. 23. Tidak mengumpat. 24. Selalu berkata benar. 25. Memenuhi kafarat sumpah. 26. Tidak ujub. 27. Tidak kikir. 28. Tidak cinta harta. 29. Tidak ceroboh. 30. Tidak mencuri. 31. Tidak tamak. 32. Menepati janji. 5. Keadilan dan Kasih Sayang : merupakan buah dari 20 ajaran islam. Yaitu : 1. Menunaikan zakat. 2. Mencintai karena Allah. 3. Menghormati kedua orang tua. 4. Menikah dan melaksanakan hak hak nikah. 5. Mendidik anak dan sayang keluarga. 6. Menjaga diri dan keluarga dari neraka. 7. Berbuat baik kepada pembantu. 8. Menjalin tali silatur rahmi. 9. Suka bermusyawarah. 10. Damai dan tidak bermusuhan. 11. Mencari dan mengamalkan ilmu. 12. Menyebarkan ilmu agama. 13. Menyembelih hewan qurban. 14. Menyampaikan amanah dengan adil. 15. Amar ma’ruf nahi Mungkar. 16. Taat pada ulil amri dalam kebaikan. 17. Berjihad dijalan Allah. 18. Tidak lari dari pertempuran 19. Melunasi hutang. 20 menyingkirkan duri dari jalan.. Untuk lebih mudahnya, lihatlah diagram dibawah ini : TAUHID DAN KEIMANAN Bersumber dari 10 Cabang Iman KESUCIAN DAN KEBERSIHAN Bersumber dari 4 Cabang Iman. KETUNDUKAN DAN KEPASRAHAN Bersumber dari 11 Cabang Iman yang point powernya adalah SHALAT. Sebagaimana terlihat pada bagan di bawah ini : KEMERDEKAAN DAN KELAPANGAN HATI, Bersumber dari 32 Cabang Iman yang Point Powernya adalah Ibadah PUASA. Sebagaimana tergambar pada bagan di bawah ini : KEADILAN DAN KASIH SAYANG Bersumber Dari 20 cabang Iman Seperti terlihat pada Bagan Di Bawah ini. IBADAH HAJI SEBAGAI PENYEMPURNA DALAM RUKUN IMAN DAN RUKUN ISLAM LANGIT PERTAMA 5 PRINSIPMANUSIA LANGIT ( 5 principles of human celestial ) Hakikat Kebahagiaan Manusia Dalam kitab fenomenalnya, Hujjatullah Al Balighah, Syah Waliyullah Dahlawiy menulis mengenai HAKIKAT KEBAHAGIAAN MANUSIA. Menurut beliau, di dalam diri setiap manusia terdapat dua daya kekuatan yang selalu tarik menarik, yaitu daya kekuatan sifat malaikat dan daya kekuatan sifat binatang. Daya kekuatan sifat malaikat merupakan potensi unsur langit, yaitu ruh manusia, dan daya kekuatan sifat binatang merupakan potensi unsur bumi, yaitu badan manusia. Hakikat kebahagiaan manusia , lanjut beliau , adalah apabila keberadaan potensi unsur langit, yaitu sifat sifat malaikat yang ada dalam dirinya menjadi pengendali dan pengatur keberadaan potensi bumi, yaitu sifat sifat binatang yang ada dalam dirinya. Hal ini sama dengan konsep Al Ghazaliy dalam kitabnya "Kimia Kebahagiaan". Selanjutnya, Dahlawiy menulis dan menyimpulkan bahwa unsur unsur kebahagiaan manusia yang tersirat dalam kitab kitab suci langit itu ada 5 ( lima ). Yaitu : 1. Tauhid ( Mengesakan Allah ) 2. Thaharah ( Kesucian ) 3. Ikhbat ( Ketundukan ) 4. Samahah ( Kelapangan hati ) 5. ‘Adalah ( Keadilan ) Menurut beliau, untuk lima unsur kebahagiaan manusia inilah seluruh para Nabi diutus oleh Allah ke muka bumi. Untuk itu pula seluruh kitab suci diturunkan dari langit kebumi. Seluruh tujuan syariat bermula dan berujung kepada lima unsur kebahagiaan manusia ini. Lima unsur kebahagiaan manusia inilah yang dalam tulisan ini disebut dengan "Lima Prinsip Manusia Langit". Lima prisip langit inilah yang akan mampu membangun dan membentuk diri diri manusia di bumi memiliki keperibadian dan mentalitas langit, yaitu "KEPERIBADIAN DAN MENTALITAS MALAIKAT". Mereka itulah yang di sebut sebagai ULUL AL BAAB, yaitu orang orang telah memiliki KECERDASAN LANGIT. Selanjutnya, dari komunitas mayoritas individu individu langit inilah akan tercipta sebuah generasi masyarakat baru, yaitu "GENERASI LANGIT" sebagaimana generasi masyarakat terbaik yang pernah tercipta dan eksis di Zaman Rasulullah dan khalifah rasyidin di permulaan islam. Penjelasan Tentang Lima Perinsip Langit Dibagian ini anda akan mendapatkan penjelasan mengenai 5 Prisip langit ini. Bacalah dengan seksama penjelasannya pada halaman berikut ini. Prinsip Langit 1 Tauhid dan Keimanan Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu." Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( Al Fushshilat : 31-32 ) Prinsip kebajikan yang paling mendasar dansumber utama berbagai bentuk kebajikan adalah ajaran mengenai tauhid dan keimanan. Dengan tauhid dankeimanan ia bisa sepenuhnya mengarahkan dirinya untuk bersentuhan dengan yang Maha ghaib, dan mempersiapkan jiwanya untuk berhubungan dengan Nya dalam keadaan yang suci. Nabi Muhammad saw. Telah menegaskan kedudukan tauhid dan keimanan yang sangat agung dan hubungannya dengan berbagai kebajikan yang bersumber darinya. Hubungan antara tauhid dan keimanan dan kebaijikan kebajikan yang lain adalah seperti hati manusia, yang jika baik hatinya, baik pula seluruh dirinya. Begitu pula dengan tauhid dan keimanan, apabila tauhid dan keimanan seseorang lurus maka lurus semua seluruh amal perbuatannya Tauhid Menurut syaikh Ahmad bin Abdur Rahim Dihlawiy, ada empat tingkatan tauhid : Pertama : Mengakui dan meyakini bahwa hanya Allah yang wajib ada ( Wajibul wujud ). Tidak ada yang lain selain Dia yang niscaya ada. Kedua : Mengakui dan meyakini bahwa hanya Allah saja yang menciptakan alam semesta, mulai dari arasy, langit, bumi dan semua yang tercipta. Ketiga : Mengakui dan meyakini bahwa hanya Allah saja yang mengatur, memelihara, menjaga semua alam semesta, mulai dari arasy, langit, bumi dan apa saja yang tercipta diantara ketiganya. Keempat : Mengakui dan meyakini bahwa tidak satupun selain Dia yang wajib di sembah. Kemudian empat tingkatan tauhid ini akan membuahkan tiga karakter bertauhid dalam keyakinan seseorang ; Pertama : ia memiliki tauhid ibadah yang kuat. Yaitu ia meyakini bahwa hanya Allah saja yang harus di sembah dan ia membenci penyembahan selain Allah sebagaimana bencinya dilempar kedalam api. Kedua : ia meyakini bahwa tiada daya dan kekuatan selain daya dan kekuatan dari Allah swt. Dan ia meyakini bahwa tidak ada pengaruh sedikitpun dialam semesta ini selain Qudrotullah ( Sifat kuasa Allah ) tanpa perantara. Semua sarana dalam kehidupan dunia hanyalah tradisi. Pengaruh dikaitkan dengan sarana hanyalah kiasan. Semua yang bermanfaat dialam semesta datangnya dari Allah semata. Semua bahaya yang ada di alam semesta semua datangnya dari Allah. Ketiga : Ia meyakini bahwa Allah Maha suci dari keserupaan dengan makhluq, dan meyakini bahwa sifat sifat Allah tidak serupa dengan sifat sifat semua makhluk. Kalimat Tauhid Adapun kalimat tauhid tersimpul dalam kalimat Thoyyibah لا اله الا الله ( tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah ). Dalam kaitannya dengan kalimat tauhid ini Imam Al Ghazali membagi orang yang mengucapkan kalimat tauhid ini menjadi empat kelas : Pertama : orang yang mengucapkan لا اله الا الله dengan lidahnya, tapi hatinya lalai dengan maknanya atau mengingkarinya. Ini adalah tauhidnya orang munafik Kedua : orang yang mengucapkan لا اله الا الله dengan lidahnya dan hatinya membenarkan makna dari kalimat tauhid tersebut. Ini adalah tauhidnya kebanyakan kaum muslimin atau di sebut “ I’tiqad tauhid ‘awam. Ketiga : Orang yang mengucapkan kalimat لا اله الا الله dengan lidahnya dan hatinya menyaksikan ke Esaan Allah Ta’ala, karena cahaya kebenaran masuk kedalam hatinya. Ia melihat segala sesuatu dengan mata hatinya sehingga ia meyakini semua yang dilihat yang banyak itu berasal dari perbuatan Allah yang Maha Esa yang memilki sifat Al Wahidu Al Qahiru. Inilah maqam orang orang muqorrabin. Pada tingkatan ini para ahli sufi menamakan juga martabat : Tauhid Af’al, Tauhid Asma’ dan Tauhid Sifat. Tauhid af’al adalah meyakini bahwa segala perbuatan gerak dan diamnya makhluk bersumber dari gerak dan diamnya Allah swt. Tauhid sifat adalah meyakini bahwa semua sifat sifat yang ada pada makhluk pada hakikatnya merupakan perwujudan dari sifat sifat Allah semata. Tauhid asma’ adalah meyakini bahwa segala nama pada hakikatnya perwujudan dari Asma Asma Allah. Orang yang sudah sampai ke maqam ini berarti ia talah sampai ke derajat “ Tauhid khawash “ Keempat : Orang yang mengucapkan kalimat لا اله الا الله dan ia meyakini dalam hatinya bahwa tiada yang wujud kecuali wujud Allah yang wajibul wujud, yang selain Allah hanyalah mumkinul wujud atau yang di wujudkan atau bayangan dari yang wajibul wujud. Dan inilah hakikat makna لا اله الا الله yakni لاموجود الا الله ( tiada yang wujud kecuali wujud Allah ). Inilah yang dikatakan derajat tauhid “ Khawashul Kawash. Keimanan Adapun keimanan adalah membenarkannya hati kepada apa yang Allah perintahkan untuk membenarkannya yaitu apa apa yang diucapkan Rasulullah saw, dalam menjawab pertanyaan malaikat jibril tentang apa itu iman. Beliau menjawab : “ Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, rasul rasul-Nya, hari Akhir dan qoda’ dan qodar-Nya. Sedangkan keimanan dalam pengertiannya yang lebih luas adalah sebagaimana apa yang telah di jelaskan oleh ulama Ahlus sunnah Wal Jamaah Yaitu : Membenarkan dengan hati apa apa yang dibawa oleh Rasulullah saw. Mengucapkan dengan lisan dan mengerjakannya dalam amal perbuatan. Setiap orang yang tidak membenarkan dalam hati dalam pengertian keimanan yang pertama maka di sebut orang yang kafir. Sementara setiap orang yang tidak membenarkan dalam pengertian keimanan yang terahir ini ada beberapa nama : Pertama : apabila ia tidak membenarkan dalam hati sementara ia mengucapkan dengan lisan mengerjakan dalam perbuatan tapi hanya karena takut pedang, maka ia disebut dengan orang munafik yang murni. Orang munafik murni ini tidak ada bedanya dengan orang kafir di akhirat, bahkan ia berada di kerak api neraka, lebih berat siksanya daripada kafir biasa. Kedua : Apabila ia membenarkan dalam hati dan lisan tapi tidak mengamalkan dalam amal perbuatan, maka ia disebut orang yang fasiq. Atau iamengamalkan dalam perbuatan tetapi tidakmengerjakan kewajiban hati maka ia di sebut dengan munafik amal. Inilah prinsip langit yang pertama. Yaitu Tauhid dan keimanan. Prinsip langit yang pertama ini merupakan inti kandungan ayat ayat Al Qur’an yang di turunkan di Mekkah selama 13 tahun yang terdiri dari 19 Juz dan 86 surat serta 4.780 ayat. Semua ayat ayat yang diturunkan dimekkah ini telah disimpulkan dalam 6 Rukun Iman, ditambah dengan Rukun Islam yang Pertama. Barang siapa yang penuh kesungguhan memahami dan kemudian melaksanakannyadengan cara ikhsan sesuai tahapan dan jenjangnya, maka ia akan sampai kepada derajat hakikat dan makrifah . yaitu orang orang telah di sinari hatinya dengan tauhid dan keimanan. Dan telah memiliki kemiripan dengan sifat sifat malaikat langit atas dimana mereka selalu mentauhidkan dan mensucikan Allah tanpa mengenal capek dan jenuh dan mereka selalu dalam keadan mengimani Allah dengan sempurna dan tanpa cacad sedikitpun. Untuk kepentingan inilah Allah menurunkan ajaran aqidah dan keimanan yang berupa aqidah dan keimanan berikut ini : 1. Beriman kepada Allah. 2. Beriman kepada Malaikat 3. Briman kepada kitab kitab Allah. 4. Beriman kepada Rasul Rasul Allah. 5. Beriman kepada hari akhirat. 6. Beriman kepada Qada’ dan Qadar. 7. Mengucapkan dua kalimat syahadat. 8. Mencintai Rasulullah. 9. Tidak berbuat kesyirikan. 10. Selalu ikhlas dalam beribadah. Prinsip langit 2. Kesucian dan Kebersihan (Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala, ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syurga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, ( Al Mukmin : 7-8 ) Hakikat kesucian dan kebersihan adalah bahwa seorang yang memilikiFitrah yang sehat, ia tidak merasa senang bila dirinya dalam keadaan kotor seperti tersebut berikut ini :Terkotori najis, misalnya habis buang air kecil atau buang air besar, Junub sebab hubungan sex. Seorang yang memiliki Fitrah yang sehat merasa senang bila dirinya dalam keadaan suci dan bersih seperti ini : Telah membersihkan diri dari kotoran sebab buang air kecil dan besar serta telah mandi dari junub, dengan wudhu’ dan mandi. Berpakain yang rapi dan memakai wangi wangian Keadaan pertama disebut hadats dan najis ( kotor secara ritual ), dan keadaan kedua disebut thaharah dan nadhafah ( kesucian dan kebersihan ). Orang yang sehat fitrahnya dan sehat akalnya yaitu orang orang yang selalu menampilkan sifat sifat kemanusiaannya yang baik serta memiliki potensi diri untuk mengikuti sifat sifat yang baik, pasti akan mengetahui bahwa keadan berhadats dan bernajis dibanding dengan keadaan bertharah dan bernadhafah terasa sangat berbeda. Karena sesuai dengan wataknya, ia akan membenci keadaan yang kotor dan sangat mencintai keadan yang suci bersih. Bahkan orang yang sangat awam sekalipun bila ia sedikit melemahkan sifat kebinatangannya serta selalu berada dalam keadaan suci dan menetapi keshalehan, seraya ia terus memperhatikan keadaan kotor dan suci pada dirinya, niscaya lambat laun ia akan merasakan nikmatnya keadaan suci dan merasakan tidak enaknya keadaan kotor dan berhadats. Kesucian adalah sifat jenis manusia yang sangat serupa dengan keadaan Malaikat langit atas ( Malaul A’laa ) dari sisi jauhnya mereka dari kotoran kotoran sifat kebinatangan dan dari sisi perasaan bahagia mereka, sebab mereka telah memiliki pancaran cahaya Ilahi.. Keadan berhadas dan Najis apabila telah menguasai manusia dan mengepungnya dari segala arah, akan mempersiapkan lahan yang subur dalam dirinya untuk menerima bisikan bisikan iblis dan setan dalam hatinya. Keadaan seperti itupun akan menyebabkan kecenderungan munculnya kegelapan yang akan menyelimuti hati dan pikirannya. Munculnya gambaran prilaku prilaku kebinatangan yang keji dan terkutuk kedalam hati dan fikirannya. Namun , apabila kesucian telah menguasai seseorang dan telah mengepungnya dari segala arah, sehingga ia selalu memperhatikan kesucian itu dan terus menjaganya, maka kesucian tersebut akan menimbulkan kecenderungan dan potensi untuk menerima ilham ilham dari malaikat dan kecenderungan mereka, akan mengalami mimpi mimpi yang baik, munculnya cahaya dan gambaran gambaran berbagai kelakuan yang baik dan menyenangkan dan sejumlah hal lain yang utama dan di berkahi. Untuk kepentingan inilah Allah menurunkan syari’at diantaranya : 1. Istinja’, 2. Wudhu, 3. Mandi besar, 4. Istighfar dan 5. Taubat. Agar manusia terlepas dari segala macam kotoran, baik kotoran yang dhahir maupun kotoran yang bathin, seperti keadaan para malaikat. Prinsip langit 3. Ketundukan dan Kepasrahan Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. ( Al Anbiya’ : 19 – 20 ) Hakikat Ketundukan dan kepasrahan adalah bahwa jika seseorang yang sehat wataknya dan lepas dari jeratan jeratan dunia diingatkan akan tanda tanda sifat sifat Allah swt. dan ia merenungkannya secara mendalam, maka jiwanya akan bangkit, serta seluruh indra dan anggotan badannya akan tunduk kepada-Nya, dan ia akan menjadi seperti orang yang keheranan dan kebingungan. Kemudian suatu kecenderungan ke sisi yang Suci muncul, dan keadaannya seperti rakyak jelata yang melihat kehinaan dirinya di tengah istana raja dan di depan kekuasaan raja yang begitu besar. Ia tidak kuasa, baik untuk memberi dan menolak. Inilah keadaan manusia yang paling dekat dan paling mirip dengan keadaan malaikat langit atas dalam ketawajjuhan mereka kepada pencipta mereka, sementara mereka terpana dalam keagungan-Nya dan larut dalam penyucian-Nya. Karena itu keadaan keadaan ini merupakan persiapan untuk membawa jiwa kepada kesempurnaan intelektualnya, yaitu terukirnya makrifat ilahi di dalam lembaran jiwanya dan melekatnya kehadiran ilahi di dalam jiwanya dengan cara apapun, walupun kekuatan bahasa tidak memadai melukiskan hal ini. Untuk tujuan inilah Allah menurunkan syari’ah shalat beserta syari’ah suplemennya, seebagaimana berikut ini : 1. Mendirikan shalat. 2. Tilawah Al Qur’an. 3. Berdzikir. 4. Bershalawat kepada Nabi. 5. Membaca ta’awwud dan basmalah. 6. Selalu mejaga berjamaah. 7. Membaca asmaul husna. 8. Berdo’a. 9. Takut kepada Allah. 10. Mengharap rahmat Allah. Prinsip Langit 4. Kemerdekaan dan kelapangan hati Dan mereka berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak", Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya. Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. ( Al Ambiya’ : 26 – 28 ) Hakikat kemerdekaan dan kelapangan hati adalah penolakan jiwa untuk mengikuti dorongan dorongan yang muncul dari kekuatan daya sifat kebinatangan, tidak membekasnya jejak kebinatangan yang digoreskan kepadanya, sehingga akibat dari dampak negatif dari pencemarannya tidak melekat kepadanya. Hal ini terjadi karena manusia memiliki dua gharizah atau dua naluri rendah yaitu ; pertama ;naluri mempertahankan hidup yang memiliki kecenderungan ingin memiliki benda benda duniawiy apa saja yang dapat membuat hidupnya berlangsung dan sekaligus mendapatkan kepuasan dan kesenangan. Kedua; naluri seksual yaitu adanya saling ketertarikan antara laki laki dan perempuan yang dengannya akan menjadi penyebab kelangsungan keturunan. Dengan anugerah dua naluri inilah manusia dapat mempertahankan hidup dan melangsungkan keturunan yang menjadi penyebab keberlangsungan species manusia. Namun sebab kedua naluri ini pulalah manusia banyak jatuh kelembah dosa, akibat penyimpangan dari syariah Penciptanya yang membatasi dan mengatur penyaluran naluri naluri ini. Maka , untuk kebaikan manusia Allah menurunkan syariah puasa dan shalat malam. Dimana dengan puasa dan shalat malam ini manusia bisa memiliki sifat takwa dan qanaah, sifat sabar dan syukur sehinga dengan sifat sifat ini manusia memiliki jiwa yang merdeka dan lapang hati. Merdeka dari penjajahan hawa nafsu, lapang hati karena segala sesuatunya di kembalikan kepada Allah swt. Jika jiwa kemerdekaan dan kelapangan hati telah menguasai seseorang, maka jiwanya terbebas dari belenggu dan jajahan hawanafsunya, sehingga menjadi serupa dengan sifat sifat malaikat yang memang diciptakan tidak memiliki nafsu. Dan semakin jauh kemiripannya dengan sifat sifat binatang dan iblis. Maka untuk tujuan inilah Allah menurunkan syariat puasa dan qiamul lail dibulan Ramadhan, kemudian untuk sempurnanya ditambah dengan menu menu amal ibadah yang lain, sebagaimana berikut ini : 1. Berpuasa. 2. Bersabar. 3. Jujur. 4. Hidup sederhana. 5. Malu 6. Ridha 7. Tawakkal. 8. Tidak menipu. 9. Tidak membunuh. 10. Tidak berzina. 11. Mencari harta yang halal. 12. Tidak memakan harta yang haram. 13. Tidak berdusta. 14. Tidak marah. 15. Tidak dengki. 16. Tidak dendam. 17. Tidak mengadu domba. 18. Tidak cinta dunia. 19. Tidak cinta pangkat. 20. Tidak menggunjing. 21. Tidak curang. 22. Tidak suka dipuji. 23. Tidak mengumpat. 24. Selalu berkata benar. 25. Memenuhi kafarat sumpah. 26. Tidak ujub. 27. Tidak kikir. 28. Tidak cinta harta. 29. Tidak ceroboh. 30. Tidak mencuri. 31. Tidak tamak. 32. Menepati janji. Prinsip Bintang 5 Keadilan dan Kasih Sayang Kepunyaan-Nya-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atas (karena kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhan-nya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Penyayang. ( Asy Syuura : 4 – 5 ) Keadilan dan kasih sayang adalah sebuah watak dan keperibadian yang melekat kepada seseorang. Dengan kepribadian ini manusia akan mudah dan spontan dalam melahirkan perbuatan perbuatan yang mendukung perbaikan secara universal serta mendukung kemajuan peradaban dan kehidupan. Jika keadilan dan kasih sayang ini telah menguasai seseorang, maka jiwanya seakan akan dengan sendirinya cenderung kepada perbuatan perbuatan yang adil dan dan penuh kasih sayang kepada manusia. Sehingga hari harinya selalu risau memikirkan kebaikan dan perbaikan ummat. Rahasianya adalah bahwa apa yang di inginkan oleh Allah dalam penciptaan alam semesta ini, yakni tegaknya tata aturan kehidupan, sesungguhnya telah tercetak dalam diri para malaikat dan jiwa jiwa manusia yang murni. Jika keadilan telah menguasai seseorang, maka akan terciptalah kerjasama antara dirinya dengan para malaikat pemikul arasy, begitu pula dengan para malaikat yang paling dekat dengan Allah, yang menjadi perantara bagi turunnya kemurahan dan berkah dari Allah. Kerjasama ini akan menjadi pintu terbuka di depan dirinya dan tempat bagi turunnya warna warna dan pengaruh malaikat atas, seperti menjadikan jiwa mampu menerima ilham ilham dari mereka dan terbangkitkan oleh dorongan dari mereka. Untuk tujuan inilah Allah menurunkan syari’at zakat dan shodaqah, bersama suplemen ibadah yang lain seperti berikut ini : 1. Menunaikan zakat. 2. Mencintai karena Allah. 3. Menghormati kedua orang tua. 4. Menikah dan melaksanakan hak hak nikah. 5. Mendidik anak dan sayang keluarga. 6. Menjaga diri dan keluarga dari neraka. 7. Berbuat baik kepada pembantu. 8. Menjalin tali silatur rahmi. 9. Suka bermusyawarah. 10. Damai dan tidak bermusuhan. 11. Mencari dan mengamalkan ilmu. 12. Menyebarkan ilmu agama. 13. Menyembelih hewan qurban. 14. Menyampaikan amanah dengan adil. 15. Amar ma’ruf nahi Mungkar. 16. Taat pada ulil amri dalam kebaikan. 17. Berjihad dijalan Allah. 18. Tidak lari dari pertempuran 19. Melunasi hutang. 20. menyingkirkan duri dari jalan.. KILAU BINTANG I FUNGSI LIMA PRINSIP LANGIT Apa Fungsi 5 Prinsip Langit ini untuk Manusia ? Dengan 5 prinsip langit ini, manusia mengetahui : 1. Apa tujuan hidupnya di dunia (VISI) 2. Apa tugas tugas yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan hidupnya (MISI). 3. Bagaimana menjalankan tugas tugas tersebut dalam kehidupan (APLIKASI). Dengan mengetehui tiga elemen manajemen langit ini, hidup manusia dalam kehidupan ini menjadi terarah, mudah dan berkah. Dengan 5 prinsip langit ini pula manusia memiliki kecerdasan langit : 1. Kecerdasan malaikati 2. Ulul Albab Dengan 5 perinsip langit manusia mengetahui dan merasakan hubungan tarik menarik anatara manusia dan malaikat langit atas Lau of Atraktion Langit Dengan 5 prinsip langit ini pula, manusia mengetahui : 1. Bagaimana menjalin hubungan dengan Allah, Tuhan Pencipta dirinya dan alam Semesta. 2. Bagaimana menjalin hubungan dan berdamai dengan dirinya sendiri. 3. Bagaimana menjalin hubungan dan berkasih sayang dengan semesta. Dengan terjalinnya segi tiga komunikasi langit inilah ia sampai kepada sumber dan puncak kebahagiaan manusia, baik di dunia yang sementara dan di akhirat yang abadi. LANGIT KE DUA Manajemen Langit ( Managemen Celestial ) Cahaya Bintang 1. Visi Misi Hidup Seorang Muslim Visi dan Misi Hidup Manusia Didalam manajemen Al Qur’an telah di jelaskan tentang visi dan misi hidup manusia. Visi dan misi ini akan mengarahkan kehidupan manusia kepada arah yang diinginkan oleh Sang Pencipta manusia dan akan menjadi kebahagiaan kepada manusia sendiri. Berikut ini penjelasannya ; VISI Meraih ridho Allah untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan diakhirat MISI . Ada tiga misi manusia didatangkan di bumi ini, yaitu : 1. Menjadi hamba Allah (beribadah kepada Allah) sampai datang kematian. 2. Menjadi kholifah Allah di muka bumi 3. Menjadi bagian dari ummat yang terbaik. APLIKASI Perencanaan. Di dalam manajemen langit segala prosedurnya telah disempurnakan dari langit. Manusia tinggal menjalaninya. Tujuan hidup manusia atau visi dan misinya telah di tentukan oleh sang Maha Pencipta. Begitu pula perencanaan dan cara pelaksanaannya sekaligus pengawasannya. Manusia hanyalah dituntut untuk mengikuti sitem yang dibuat dan melaksanakannya dengan sebaik baiknya. Untuk berjalannya sistem ini Sang Maha Pencipta Allah swt, memberlakukan sistem pembalasan. Siapa yang bisa menjalankan sistem langit ini dengan sebaik baiknya maka ia akan di sediakan kenikmatan surga. Dan siapa yang tidak menjalankan dengan semestinya maka ia diancam dengan siksa neraka. Setelah mengetahui tujuan hidup yang dijabarkan dalam visi dan misi, sesuai dengan ketentuan dari Sang pencipta manusia. Tugas selanjutnya adalah mengubah tujuan atau misi misi tersebut menjadi sebuah rencana periodik atau program kerja. Dalam hal ini Sang Pencipta dan pengatur manusia telah menentukan bahwa tujuan manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah sampai datang kematian. Sepanjang rentang hidupnya ini manusia diperintahkan untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadahnya kepada Allah, sehingga mendapatkan akhir umurnya merupakan puncak kualitas terbaik dalam ibadah dan ketakwaannya kepada Allah yang membawanya kepada khusnul khotimah dan meraih pengampunan dan keridhaan Allah yang sangat besar ketika berjumpa dengan-Nya. Tujuan hidup manusia terbagi dalam dua bagian: 1.Tujuan jangka panjang,global, biasanya disebut dengan tujuan strategis 2.Tujuan jangka pendek, parsial, bertahap, bisa disebut tujuan teknis. Dalam penerapannya, tujuan teknis dilakukan untuk mencapai tujuan strategis, sekaigus sebagai sarana untuk meraihnya. Untuk penentuan tujuan jangka panjang ini Allah swt menjelaskan kepada kita dalam surat al Hijr ayat 99 ; واعبد ربك حتي يأتيك اليقين "Dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu". Kemudian dari tujuan jangka panjang ini di tetapkan sebuah rencana periodik atau program kerja yang sitematis seperti dibawah ini; - Rencana atau program kerja seumur hidup - Rencana atau program kerja tahunan - Rencana atau progran kerja bulanan - Rencana atau program kerja pekanan - Rencana atau program kerja harian Perinciannya, Rencana atau program kerja seumur hidup dipecah menjadi rencana atau program kerja tahunan. Rencana atau program kerja tahunan ini dipecah menjadi rencana atau program kerja bulanan. Rencana atau program kerja bulanan dipecah menjadi rencana atau program kerja pekanan. Rencana atau program kerja pekanan di pecah menjadi rencana atau program kerja harian. Dengan manajemen seperti ini, tugas yang berat akan terasa ringan, tujuan jangka panjang akan dengan mudah dapat dicapai. Pengorganisasian Untuk terlaksananya program program kerja ini. Allah swt dengan kebijaksanaannya telah membagi bagikan tugas dan profesi hamba hambany-Nya didunia ini. Tentang hal ini Allah swt di dalam surat az Zukhruf ayat 32 berfirman : أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ "Apakah mereka yang membagi bagikan rahmat Tuhanmu. Kamilah yang melakukan pembagian pada penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan ". Di antara kita ada ulil amri (pemegang kekuasaan) yang Allah perintahkan untuk ditaati setelah Allah dan Rasul-Nya, selama pemegang kekuasaan itu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Dalam hal ini Allah berfirman dalam surat an Nisa' ayat 59 : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُم "Wahai orang orang yang beriman ! Taatilah Allah dan taatilah Rasul dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu". Diantara kita ada ulama atau ahli ilmu sebagai pewaris para nabi tempat orang orang awam bertanya tentang urusan agamanya. Dalam hal ini di dalam surat an Nahl ayat 43 Allah swt berfirman : فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ "Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui". Dari ayat ayat diatas dapatlah dipahami bahwa Allah swt, telah mengorganisir atau membagikan tugas kepada hamba hambanya dalam kehidupan didunia ini. Ada yang menjadi penguasa, ada yang menjadi ahli ilmu agama (ulama'), dan mayoritasnya menjadi orang awam dalam agama. Sehingga untuk kebaikan urusan urusan dunianya mereka butuh kepada penguasa, sedangkan untuk kebaikan urusan urusan agamanya (akhiratnya) mereka membutuhkan para ulama, sedangkan para penguasa dan para ulama butuh kepada bantuan orang orang awam. Dengan demikian terjadi koordinasi dan sinerji diantara mereka yang membuat kehidupan ini akan berjalan sesuai tujuan penciptaan. Pelaksanaan Didalam surat al 'Ashr Allah swt, menjelaskan tentang ciptaannya yang bernama manusia, bahwa seluruh manusia dalam keadaan merugi kecuali mereka yang beriman, yaitu beriman kepada Allah dan sifat sifatnya yang sempurna. Beriman kepada adanya malaikat berikut sifat sifat dan tugasnya. Beriman kepada kitab kitabnya, khususnya kitabnya yang terahir yaitu al Qur'an berikut program programnya. Beriman kepada Rasul Rasul-Nya yang bertugas memogramkan kitab kitab-Nya kepada kepada hamba hanba-Nya. Beriman kepada hari akhir berikut segala apa yang di kabarkan Allah dan Rasul-Nya di dalamnya. Dan beriman kepada Qoda' dan qodar-Nya. Begitu pula manusia dalam keadaan merugi kecuali mereka yang beramal sholeh. Yang dimaksud beramal sholeh adalah orang orang yang telah MELAKSANAKAN program program kerja atau perencanaan yang telah di tetapkan oleh Allah Pencipta dan Pengaturnya dalam al Qur'an sebagai kitab yang diimaninya mememuat perencanaan dan program program kerja yang harus dibumikan dan dilaksanakan dalam kehidupannya. Di dalam Al Qur'an, Visi, misi dan perencanaan di simpulkan dalam Rukun iman yang 6. sedangkan pelaksanaannya diwujudkan dalam pelaksanaan rukun islam dalam kehidupan sebagaimana yang disabdakan dan dicontohkan oleh Rosulullah saw. Pengawasan Apabila perencanaan dan program kerja telah di laksanakan maka langkah selanjutnya adalah pengawasan. Itulah sebabnya, di dalam surat al Ashr setelah beriman dan beramal sholeh dilanjutkan dengan tugas "Saling memberikan taushiyyah (wasiat/nasihat) tentang pelaksanaan iman dan amalsholeh dengan penuh kesabaran". وَالْعَصْرِ . إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ . إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” Dalam hal ini, setiap ummat islam mendapatkan tugas untuk mengawasi yang lain dalam pelaksanaan program program al Qur'an, yang di dalam al Qur'an disebut sebagai pelaksanaan amar ma'ruf nahi mungkar. Dalam menjelaskan hal ini di dalam surat ali imram ayat 110 Allah swt berfirman : كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” Cahaya Bintang 2. Aplikasi Dengan Menerapkan Segi Tiga Sukses Program Kerja Harian Manajemen Langit Menerapkan Segi Tiga Sukses Program kerja harian adalah proses pembumian Visi dan Misi. Pada pelaksanaan program kerja harian inilah setiap kita harus selalu menghadirkan apa yang telah menjadi Visi hidup kita. Sehingga setiap langkah hidup kita tidak keluar dari proses pencapaian tujuan hidup kita. Setiap kita melangkah mulailah dengan mengingat VISI. Atau mulailah dengan bagian yang terahir dalam pikiran kita. Itulah yang disebut sebagai niat didalam islam. Sebagaimana dalam setiap ibadah yang mahdhah, kita di wajibkan memulainya dengan mengingat dan meniatkan VISI.Sebab di dalam ibadah mahdhah, niat merupakan rukun yang pertama. Atau setidaknya menjadi syarat pertama dalam sahnya ibadah mahdhah . Yaitu kita meniatkannya karena mencari ridha Allah semata. Begitu pula didalam ibadah ghairu mahdhah,kita harus memulainya dengat mengingat dan meniatkan VISI, yaitu dengan cara selalu mengingat bahwa " Langkah langkah saya ini diniatkan hanya mencari ridha Allah swt, karena saya ingin bahagia di dunia dan akhirat". Kemudian terapkan dan bumikan segitiga sukses dalam setiap lembaran hari kita selama 24 jam. Yaitu sukses dalam ibadah, sukses dalam pekerjaan atau profesi, sukses dalam hubungan antar sesama manusia. Sukses dalam ibadah dengan cara membumikan rukun iman, rukun islam dan rukun ikhsan dalam setiap lembaran hari kita, dengan berusaha melahirkan dan mengaplikasikan nilai nilai inti dari rukun iman, rukun islam dan rukun ikhsan tersebut, yaitu nilai nilai tauhid, kesucian, ketundukan, kemerdekaan dan keadilan. Sukses dalam pekerjaan dengan cara melakukan pekerjaan dengan sempurna dan menyelesaikannya satu persatu serta menjadikan nilai nilai ibadah diatas sebagai inspirator utama dalam setiap pekerjaan kita. Sukses dalam hubungan antar sesama dengan cara mencintai mereka sebagaimana kita mencintai diri sendiri, mengajak mereka mentaati Allah dan menjahui larangan-Nya. memberi kepada mereka tanpa mengharapkan balasan dari mereka, memaafkan mereka apabila mereka menyakiti kita tanpa menuntut balas kepada mereka. Karena di dalam cinta, memberi dan memaafkan terdapat nilai nilai inti dari ibadah yang tersebut diatas. Sukses dalam ibadah inilah misi hidup kita yang pertama, sebagaimana firman Allah وماخلقت الجن والانس الا ليعبدون "Aku tidak ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku" Penjelasan hal ini akan di terangkan di cahaya bintang dua. Sukses dalam profesi atau pekerjaan inilah misi hidup kita yang kedua, yaitu menjadi Khalifah Allah di bumi, sebagaimana firman Allah ; واذ قال ربك للملاءكة انى جاعل في الارض خليفة "Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat sesungguhnya Aku akan menjadikan khalifah di muka bumi" Penjelasan hal ini akan dijelaskan di cahaya bintang tiga. Sukses dalam hubungan antar sesama, inilah misi hidup kita yang ketiga, sebagaimana firman Allah surat ali imran ayat 104 ; وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkarmerekalah orang-orang yang beruntung.” Penjelasan hal ini akan diterangkan di cahaya bintang empat. Sebagaimana diketahui, bahwa program kerja harian merupakan ujung tombak atau penggerak utama dari semua bentuk perencanaan dan program kerja. Barangsiapa berhasil menjalankan atau mengaplikasikan program kerja hariannya dalam proses mencapai cita citanya, maka sesungguhnya cita citanya telah tercapai. Manusia di dalam menjalankan misinya sebagai hamba Allah dan kholifah Allah dimuka bumi, serta sebagai bagian ummat yang terbaik telah diberikan waktu 24 jam setiap hari. Waktu 24 jam ini harus di pergunakan sebaik mungkin dan tidak boleh di habiskan untuk hal hal dan pekerjaan pekerjaan yang sia sia. Tidak ada yang lebih mahal daripada waktu. Waktu yang telah berlalu tidak akan pernah datang kembali kepada kita.ia harus hanya di pergunakan untuk menjalankan tugas Sang Pemberi Waktu itu sendiri, Allah swt. Pada kenyataannya, seorang muslim dalam kehidupan kesehariannya, tidak akan pernah lepas dari tiga perkara berikut ini ; 1. Ibadah (iman dan amal sholeh) 2. Pekerjaan atau profesi ( Khalifah ) 3. Hubungan dengan sesama manusia ( Bagian Ummat Terbaik ) Maka barangsiapa yang mampu menjalankan tugas tugas diatas sesuai dengan keinginan Pencitpanya maka dia sesungguhnya telah berada dalam ZONA SUKSES DUA ALAM, yaitu alam kehidupan yang pertama, yakni alam dunia yang sementara, dan alam kehidupan yang kedua, yaitu kehidupan alam akhirat yang abadi. Untuk sampai pada tujuan ini kita disaratkan untuk menempuh metode SEGI TIGA SUKSES. Yaitu menjadikan kesuksesan dalam ibadah yang ada pada pada ujung atas segi tiga, sebagai poros dan generator bagi kesuksesan dalam profesi dan pergaulan yang ada pada dua kaki segi tiga. Dengan kata lain, sukses menjadi hamba Allah haruslah diraih terlebih dahulu sebelum menjadi khalifah Allah dan menjadi bagian ummat yang terbaik. Sebab apabila manusia masih menjadi hamba bagi keinginannya sendiri atau keinginan sesama manusia, maka ia sangat berpotensi untuk menyalahgunakan tugasnya sebagai khalifah Allah dan sebagai da’inya Allah. Dalam bahasa moderennya, kecerdasan intelektual ( IQ ) dan kecerdasan emosional ( EQ ) tanpa dikendalikan dan dikontrol oleh kecerdasan sepritual ( SQ ) maka akan terjadi berbagai macam penyelewengan dan penyalah gunaan dalam berbagai tugas tugas kehidupan. Lihatlah, berapa banyak orang yang mengaku menjadi pelayan rakyat tapi kenyataannya menyengsarakan rakyat. Betapa banyak orang yang mengaku dan merasa telah berkorban banyak untuk ummat islam, tetapi kenyataannya ummat islamlah yang sebenarnya telah banyak berkorban untuk dia. Ini semua karena dirinya belum menjadi hamba Allah yang sebenarnya tetapi masih menjadi hamba dari hawa nafsunya sendiri. Inilah pentingnya kita harus menerapkan segi tiga sukses. Ibadah sebagai ungkapan syukur kepada Sang Pencipta atas semua nikmat yang diberikan kepada kita, baik nikmat lahir maupun batin. Begitu pula Ibadah sebagai kebutuhan ruhiyyah dan fitrah manusia. Ibadah merupakan kehidupan dan kebahagiaan bagi rohani manusia. Tanpa ibadah rohani manusia merana dan mati. Pekerjaan atau profesi sangat penting untuk kelangsungan kehidupan jasmani manusia. Umumnya manusia harus bekerja untuk mempertahankan hidupnya. Dengan bekerja manusia dapat memenuhi dan membeli kebutuhan badannya. Badan adalah kendaraan ruh. Manusia diperintahkan untuk beribadah kepada Penciptanya dengan badan dan ruhnya. Tanpa kehidupan badan manusia tidak lagi diperintahkan untuk ibadah kepada Allah Penciptanya. Inilah maksud firman Allah dalam al Qur'an surat al Jumua'ah ayat 10 ; فاذا قضيت الصلاة فانتشروا في الارض وابتغوا من فضل الله واذكرواالله كثيرا لعلكم تفلحون "Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak banyak agar kamu beruntung". Disini Allah swt, memerintahkan bekerja, mencari karunia Allah kepada orang orang beriman setelah sholat selesai dikerjakan. Namun demikian, apabila kita sudah dalam keadaan bekerja maka ada perintah selanjutnya, yaitu agar banyak banyak mengingat Allah swt pada saat itu. Kemudian manakala panggilan untuk sholat kembali di kumandangkan, maka Allah swt, memerintahkan orang orang beriman, meninggalkan seluruh pekerjaannya kembali untuk melaksanakan sholat fardhu berikutnya, dan begitu seterusnya, sehingga selalu dapat menjaga sholat fardhunya di awal waktu dengan berjamaah sebagaimana yang di contohkan oleh rasulullah dan para sahabatnya. inilah salah satu maksud firman Allah pada ayat 9 surat jumu,ah : ياأيهاالذين أمنوا اذا نوذي للصلاة من يوم الجمعة فاسعو الى ذكر الله وذرو البيع ذالكم خير لكم ان كنتم تعلمون "Wahai orang orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan sholat pada hari jumu'at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui". Begitu pula dalam surat An Nur ayat 37 Allah swt, berfirman : رجال لاتلهيهم تجارة ولا بيع عن ذكر الله و اقام الصلاة وايتاء الزكاة "Orang orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat...". Adapun hubungan dengan sesama manusia ini juga sangat penting dalam kehidupan. Kita tidak dapa membayangkan kehidupan ini tanpa adanya hubungan dengan sesama manusia, baik dirumah, ditempat kerja, maupun di masyarakat.Hanya dengan hubungan dengan sesama manusia kita dapat menjalankan fungsi kita sebagai kholifah Allah di bumi ini,walaupun dalam skupnya yang paling kecil seperti dalam keluarga. Allah swt, berfirman dalan surat Al Hujurat ayat 13 : يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ "Wahai manusia ! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku suku, agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa". Dalam riwayat Tirmidzi, Rasulullah saw, bersabda ; "Orang yang paling dekat tempat duduknya di antara kalian dengan tempat dudukku pada hari kiamat adalah orang yang paling baik ahlaknya" Dengan penjelsan diatas, dapatlah di simpulkan, bahwa pengaplikasian program kerja harian haruslah mencakup 3 hal, yaitu aspek keimanan dan ibadah, aspek pekerjaan, dan aspek hubungan dengan sesama manusia. Apabila 3 aspek penting ini mampu diaplikasikan dengan baik dan benar dalam program kerja harian kita, maka tercapailah kebahagiaan di dunia dan akhirat dalam bingkai ridho Allah sebagaimana yang tertuan dalam Visi hidup kita. Seorang bijak mengatakan ; "Ketahuilah bahwa kebahagiaan memiliki tiga sumber yang ada dalam kehidupan manusia : 1. Ridha Allah swt, (berusaha untuk mencapai keunggulan dalam aspek ibadah) 2. Melakukan pekerjaan dengan sempurna dan menyelesaikan segala urusan satu persatu (berusaha untuk mencapai keunggulan dalam aspek pekerjaan atau keahlian) 3. Membantu orang lain dengan cara menjaga etika dalam bergaul dengan orang lain, berbuat baik kepadanya, dan mengorbankan sebagian waktu, usaha dan harta untuk kepentingannya ( berusaha mencapai keunggulan dalam aspek sosial) Bagaimana sistem langit bekerja Allah swt,mendatangkan manusia di muka bumi ini, disamping untuk beribadah kepada-Nya juga mendapatkan tugas menjadi kholifah untuk memakmurkan bumi dengan kebaikan kebaikan.Antara tugas beribadah dan tugas menjadi kholifah ada kaitan yang sangat erat.Manusia tidak akan pernah mampu menjadi khalifah ( pengganti ) Allah dimuka bumi ini, sebelum ia mampu menjadi hamba Allah yang sesungguhnya. Kenapa demikian ? Karena,manusia yang belum mampu menjadi hamba Allah dalam arti yang sesungguhnya, berarti ia masih menjadi hamba bagi dirinya sendiri.Ia belum merdeka dari penjajahan hawa nafsunya.Ia belum merdeka dalam arti spritual.Ia belum merdeka dalam arti agama. Kemerdekan dalam arti agama adalah kewajiban manusia untuk mengenal dirinya sebagai hamba Allah dan khalifatullah di bumi, sehingga ia tiada menghamba pada apapun, pada siapapun, kecuali Allah. Dari definisi ini jelas bahwa manusia merdeka adalah manusia yang hanya mengarahkan penghambaannya kepada Allah semata. Manusia yang belum merdeka dalam arti agama ini, ia akan menyembah ilah yang bukan Allah. Misalnya ia akan menyembah pada dunia emperis, pada uang, pada pangkat dan jabatan. Maka jelas manusia seperti ini bukanlah manusia merdeka. Mengapa begitu banyak masalah kemerdekaan muncul di dunia modern ini ? Pertanyaan ini mudah sekali kita jawab: Yaitu karena banyak manusia yang belum merdeka dalam arti agama memperoleh hak sebagai manusia merdeka. Manusia yang belum merdeka dalam arti agama akan menyalah gunakan kemerdekaan itu kalau mereka diberi hak kemerdekaan. Dari sinilah muncul rumus eksploitasi yang begitu banyak kita lihat di dunia modern ini : - Si kaya merdeka untuk memperbudak si miskin, dan si miskin merdeka untuk diperbudak si kaya - Si pinter merdeka untuk memperbudak si bodoh, dan sibodoh merdeka untuk diperbudak si pinter. - Si kuat merdeka untuk memperbudak si lemah, dan si lemah merdeka untuk diperbudak si kuat. - Dan bentuk masyarakat yang paling terkutuk terjadi kalau si pinter, si kuat dan si kaya bersatupadu memperbudak si bodoh, si miskin dan si lemah. Dan ternyata, Sistem eksploitasi seperti inilah yang berlangsung terus menerus, dalam kehidupan antar bangsa atau dalam suatu negara di zaman yang katanya sudah maju ini. Kenapa ? Sebab ada sebagian bangsa atau negara di dunia ini yang telah mengankat dirinya menjadi penguasa dunia (kholifah), namun mereka enggan menjadi hamba Allah yang telah menciptakan diri mereka. Begitu pula banyak orang orang yang mendapatkan hak dan kemerdekaan untuk menjadi penguasa di suatu negara namun secara spritual dan agama mereka belum merdeka. Maka sepanjang para penguasa di dunia ini berada pada kondisi seperti itu, praktek eksploitasi, penjajahan, penindasan, dan ketidak adilan tidak mungkin dapat dihapuskan dari muka bumi. Dan sepanjang itu pula dunia ini selalu dalam ancaman bahaya. Inilah perlunya software langit diprogramkan di muka bumi. Software langit adalah kitab Al Qur’an yang di turunkan dari langit ke bumi yang membawa program program langit agar diinstal kepada manusia yang didalamnya terdapat nilai nilai inti yang harus menjadi perinsip dan karakter manusia. .Nilai nilai tersebut terintisarikan di dalam 5 nilai, Yaitu ; 1. Tauhid 2. Kesucian 3. Ketundukan 4. Kemerdekaan 5. Keadilan lima nilai langit ini telah diletakkan oleh Allah swt, di dalam cetakan dasar penciptaan manusia yang di sebut dengat fitrah.Oleh sebab itu, setiap diri manusia sejak awal kejadiannya telah memiliki kecenderungan terhadap 5 nilai langit tersebut. Lima nilai ini merupakan inti kandungan Al Qur'an, inti ajaran islam dan inti jiwa manusia. Setiap manusia terlahir ke dunia ini, membawa kecenderungan terhadap 5 nilai ini.Hanya kemudian lingkungannyalah yang membuat kecenderungan kepada lima nilai ini menjadi meredup atau bahkan menjadi padam. Rasulullah saw, bersabda,"Setiap anak yang dilahirkan (di dunia ini), terlahir dalam keadaan fitrah ( memiliki kecenderungan kepada lima nilai langit ).Maka orang tuanyalah ( lingkungannyalah ) yang membuat ia menjadi nasrani, yahudi dan majusi ( yang menjadikan padamnya 5 nilai langit tersebut ). Manakala 5 nilai langit telah menjadi padam dalam diri kebanyakan manusia di muka bumi, maka dunia ini akan menjadi ajang pertumpahan darah dan menjadi ajang penindasan si kuat pada si lemah, yang mumbuat hidup kebanyakan manusia di dunia ini terasa dalam neraka.Ini telah menjadi keputusan Allah sejak manusia dan iblis terusir dari surga. Di dalam surat Al Baqoroh ayat 36 di jelaskan; "Dan kami berfirman, Turunlah kalian ! ( dari surga ke bumi ). Sebagian kalian menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan bagi kalian ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang di tentukan (ajal/kematian). Selanjutnya pada ayat yang ke 38 Allah berfirman : "Kami berfirman,"Turunlah kalian semua dari surga ! Kemudian jika benar telah datang petunjuk-Ku (manajemen langit) kepada kalian, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku,(memprogram dirinya dengan manajemen langit ini) tidak ada rasa takut kepada mereka dan mereka tidak pula bersedih hati". Yang di maksud dengan apabila telah datang petunjuk-Ku dalam firman ini, adalah; apabila telah datang kitab kitab suci yang memuat petunjuk petunjuk Allah yang berupa nilai nilai langit yang di intisarikan dalam 5 tata nilai diatas. Dan seluruh petunjuk petunjuk Allah yang termuat dalam kitab kitab suci terdahulu telah termuat secara keseluruhan dalam Kitab yang terahir yang di turunkan kepada hamba-Nya yang terpilih ( Muhammad saw ) melalui malaikat kepercayaan ( Jibril as ), yaitu kitab Al Qur'an. Hubungan Antara Manajemen Langit ( Al Qur'an ) dan Manusia Al Qur'an adalah kitab suci yang terahir yang di turunkan dari langit kebumi.Di dalamnya terekam seluruh nilai nilai ajaran islam, baik aqidah, syariah dan akhlak islam. Aqidah terangkum dalam Rukun Iman yang 6.Syariah Terangkung dalam rukun islam yang 5. Akhlak terangkum dalam rukun ikhsan yang 1. Sehingga ada sebagian dai kontemporer yang mengembangkan training kecerdasan spritual yang berlambangkan 165, yang dikenal dengan ESQ. Adapun di ML (Manajemen Langit)- nama blog yang anda baca ini-,untuk lebih mempermudah dan mempercepat ummat memahami dan mengamalkan islam dalam kehidupan, maka nilai nilai islam yang terangkum dalam 165 ini, di peras lagi menjadi 5 nilai langit. Penjelasannya sebagai berikut : 1. Tauhid, ini merangkum rukun iman yang 6 termasuk rukun islam yang pertama. yaitu perkara aqidah. 2. Kesucian dan 3. Ketundukan, ini merupakan tujuan dari rukun islam yang ke 2, yaitu sholat. 4. Kemerdekaan, ini merupakan tujuan dari rukun islam yang ke 3, yaitu puasa. 5. Keadilan, ini merupakan tujuan dari rukum islam yang ke 4, yaitu zakat. Adapun rukun islam yang ke 5, yaitu haji, ia merupakan rangkuman dari nilai yang lima ini. Dari 2 sampai 5 ini merupakan aplikasi dari semua tujuan Syariat. Adapun akhlak, ia merupakan buah dari pelaksanaan nilai yang ke 4 dan yang ke 5 setelah sebelumnya mendapatkan energi dari nilai yang ke 1,2 dan ke 3. Inilah lima nilai langit yang merupakan inti dari manajemen langit hasil perasan dari rukun iman yang 6, rukun islam yang 5, dan rukun ikhsan yang 1. atau dengan kata lain, ia hasil perasan dari perkara aqidah, syari'ah dan akhlak. Yang menakjubkan adalah, bahwa 5 nilai langit yang merupakan inti ajaran al Qur'an dan islam ini telah Allah letakkan di dalam diri setiap manusia pada cetakan dasar penciptaannya, yang di sebut sabagai fitrah manusia. Sehingga dengan cetakan dasarnya ini setiap manusia sejak awal penciptaannya telah memiliki kerinduan dan kecenderungan kepada nilai nilai islam, sebagaimana ketertarikan potongan potongan besi kepada besi semberani.Dengan kata lain, bahwa setiap manusia di ciptakan oleh Allah memiliki naluri beragama, yaitu agama tauhid, yaitu islam. Inilah yang di maksudkan dalam hadits di atas."Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah" Di dalam al Qur'an, Allah swt, menjelaskan hal ini pada surat ar Rum ayat 30 yaitu; فَأقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًا فِطْرَتَ اللهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لاَتَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَالِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمْ وَلكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَيَعْلَمُوْنَ "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama islam, itulah fitrah Allah,Yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan dalam ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui" Maksud firman Allah,"Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama islam", adalah,"Kerjakanlah (amalkanlah) agama islam ini dengan sempurna dan penuh kesungguhan",sebab agama islam itu sesuai fitrah Allah. Sedangkankan maksud fitrah Allah disini menurut ulama ahli tafsir adalah al Islam, yaitu agama islam itu sendiri. Adapun yang di maksud dengan ,"Dimana Allah telah menciptakan manusia menurut fitrah itu", adalah, bahwa Allah menciptakan manusia atas cetakan dasar nilai nilai islam. Yaitu nilai nilai langit yang 5 ; Tauhid, kesucian, ketundukan, kemerdekaan dan keadilan. Maka dari sinilah kita mendapatkan kesimpulan, bahwa 5 nilai langit ini, disamping merupakan inti ajaran Al Qur'an dan islam, ia juga merupakan inti fitrah manusia atau inti kecenderungan dan kebutuhan jiwa dan ruhiyyah manusia. Dari sini pula kita mengerti bahwa, kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat hanya ada di dalam islam. Semakin sempurna seseorang dalam menjalankan agama islam, semakin banyak pula kebutuhan jiwanya terpenuhi sehingga menjadi semakin bertambah kebahagiaannya. Gambaran keadaan ini sama seperti rembulan di malam purnama, ia dengan lurus dan sempurna menghadap matahari, tanpa sedikitpun terhalang oleh bumi. Sehingga rembulan mendapatkan pancaran matahari begitu sempurna. Maka nampaklah pancaran cahaya kegebiraan yang sempurna di wajah sang rembulan, dan pancaran kebahagiaan inipun ia bagikan dan pantulkan pada penduduk bumi. Sehingga penduduk bumi turut pula merasa bahagia bersamanya. Dan ini tidak terjadi di malam malam yang lain, karena ia tidak mampu menghadap matahari dengan sempurna, sebab ia terhalang oleh bumi. Manusia seperti rembulan, Al Qur'an/islam seperti matahari, nafsu seperti bumi. Apabila nafsu secara total menghalangi manusia untuk mendapatkan sinar Al Qur'an, maka ia disebut manusia Kafir (gerhana total). Apabila nafsu dapat di geser atau di kendalikan oeh manusia sehingga secara penuh ia dapat menerima sinar Al Qur’an maka ia disebut manusia mukmin yang sejati (bulan purnama),dimana ia akan dapat memantulkan cahaya rahmat kepada nafsu, sehingga nafsu menjadi tenang (mutmainnah), sebagaimana bulan purnama dapat memantulkan cahaya kepada bumi, dan membuat bumi menjadi indah dan penduduknya terasa damai. Fitrah Manusia Telah di sebutkan diatas, bahwa manusia pada asal penciptaannya telah di titipkan nilai nilai langit kepadanya, yaitu berupa kecenderungan kepada agama tauhid, yaitu agama islam. Sehingga antara manusia dan islam ada keterkaitan yang sangat erat yang tidak dapat di pisahkan.Manusia tidak akan bahagia dan sempurna tanpa islam. Islam tidak akan teramalkan di bumi tanpa manusia.Hubungan ini bisa kita perjelas seperti di bawah ini: Fitrah Manusia memiliki kecenderungan kepada: 1. Tauhid, yaitu mengenal Tuhannya yang Satu 2. Kesucian, yaitu kesucian dari kotornya jiwa dan badan 3. Ketundukan, yaitu tunduk kepada Penciptanya. 4. Kemerdekaan, yaitu merdeka dari kekuasaan hawa nafsu. 5. Keadilan, yaitu kasih sayang antar sesama Al Qur'an/Islam memuat nilai (ajaran) yang di cenderungi (dibutuhkan) manusia yaitu: 1. Nilai Tauhid, (Rukun iman, syahadataini). 2. Nilai Kesucian, (Wudhu',Mandi,kebersihan, kerapian,memakai wewangian). 3. Nilai Ketundukan, (Sholat,tilawah,dzikir,do'a,istighfar, dll). 4. Nilai kemerdekaan, (Puasa,zuhud,qona'ah,waro',sabar,mujahadah,taubat,tawakkal, syukur,takwa, dll). 5. Nilai Keadilan, (Zakat,shodaqoh,tolong menolong,saling menghormati dan menyayangi, dermawan,tawadhu',mengajarkan ilmu,dakwah,amar ma'ruf nahi mungkar,jihad, dll). Keterkaitan antara fitrah manusia dan nilai nilai langit ini, sama seperti keterkaitan badan manusia dengan benda benda bumi.Badan manusia memiliki kecenderungan atau kebutuhan kepada benda benda bumi, seperti sandang, pangan, dan papan. Sebagaimana ruh manusia memiliki kecenderungan atau kebutuhan pada nilai nilai langit, seperti, tauhid, kesucian, ketundukan,kemerdekaan dan keadilan. Demikianlah dengan kasih sayangnya, Allah telah menciptakan manusia dengan kedua cenderungan atau kebutuhan tersebut, kemudian Allah memenuhi masing masing kecenderungan atau kebutuhan manusia tersebut untuk kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat. Untuk kebutuhan badan manusia, Allah swt, turunkan air hujan dari langit, kemudian dialirkannya kepori pori bumi dan memunculkannya menjadi mata air - mata air di pelosok pelosok bumi, dengannya Allah tumbuhkan tumbuh tumbuhan yang beranika ragam, sehingga dari itu Allah penuhi kebutuhan sandang (pakaian),pangan (makanan dan minuman), papan (rumah atau tempat tinggal)untuk manusia. Begitu pula Allah turunkan besi dari langit untuk kepentingan peralatan dan kendaraan manusia. Sedangkan untuk kebutuhan ruh manusia, Allah telah turunkan wahyu atau kitab kitab dari langit yang memuat ajaran dan nilai nilai langit. Sehingga dengan nilai nilai langit ini kecenderungan dan kebutuhan ruhiyyah manusia - yang di dalamnya terdapat fitrahnya,- dapat terpenuhi. Apabila manusia bisa mendapatkan apa yang menjadi kecenderungan dan kebutuhan fisik dan ruh yang telah di sediakan oleh Allah tersebut, maka ia selalu berada dalam ketentraman dan kebahagiaan yang sempurna. Rukun Islam Adalah Program Kerja Tahunan Setelah mengetahui tentang visi, misi dan perencanaan jangka panjang serta jangka pendek, kali ini akan didedahkan tentang perencanaan jangka pendek yang aplikasinya berupa program kerja tahunan, program kerja bulanan, pekanan dan harian. Di manajemen langit, rukun islam adalah merupakan program kerja tahunan. Program kerja tahunan ini merupakan rangkaian program kerja teknis tahunan sebagai aplikasi dari perencanaan strategis atau program kerja jangka panjang. Program kerja tahunan ini kemudian di pecah lagi menjadi program kerja bulanan, pekanan dan harian. Rukun islam adalah paket program kerja tahunan yang di turunkan dari langit. Rukun islam ini, sebagaimana di jelaskan oleh Rasulullah saw ada lima 5. yaitu : 1. Membaca dua kalimat syahadat 2. Mendirikan sholat 3. Melaksakan puasa 4 Mengeluarkan zakat 5. Menunaikan ibadah haji. Adapun nilai ruhiyyah yang harus diraih melalui rukun islam ini antara lain : 1. Nilai ruhiyyah Tauhid, melalui rukun islam ke 1, yaitu membaca kalimat syahadat. 2. Nilai ruhiyyah kesucian dan 3. Nilai ruhiyyah ketundukan, melalui rukun islam ke 2, Mendirikan sholat. 4. Nilai ruhiyyah kemerdekaan, melalui rukun islam ke 3, yaitu melaksanakan puasa. 5. Nilai ruhiyyah keadilan, Melaui rukun islam ke 4, yaitu menunaikan zakat. Kemudian semua nilai ruhiyyah yang 5 ini semakin terbentuk dan optimal melaui rukun islam yang ke 5, yaitu menunaikan ibadah haji. Dengan demikian, manakala rukun islam yang lima, yang merupakan program kerja tahunan ini dapat diaplikasikan dengan ikhlas dan benar oleh seorang muslim, maka nilai nilai ruhiyyah yang lima ini akan menjadi sifat dan keperibadian dirinya yang akan membawanya kepada apa yang menjadi tujuan dan visi hidupnya, yaitu meraih ridha Allah dan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Lalu kenapa rukun islam yang lima ini dikatakan sebagai paket program kerja tahunan dan merupakan teknis pelaksanaan dari program kerja atau perencanaan seumur hidup ? jawabannya mudah. Yaitu karena perintah waktu pelaksanaan rukun islam ini bersiklus setahun sekali. Seperti; -Ibadah haji, ini pelaksanaannya setahun sekali. -Ibadah zakat, baik zakat fitrah maupun zakat mal juga setahun sekali -Ibadah puasa, satu bulan penuh di bulan romadhon juga setahun sekali -Ibadah sholat, kurang lebih 1800 kali dalam satu tahun. -Membaca dua kalimat syahadat di dalam sholat fardhu, kurang lebih 3,240 kali dalam setahun. Sebagaimana yang kita ketahui dari penjelasan diatas, bahwa perintah mendirikan sholat dalam satu tahun sekitar 1800 kali, berikut sekitar 3,240 kali membaca dua kalimah syahadat di dalamnya. Maka untuk mempermudah pelaksanaannya dan lebih ringan dalam pikiran, hal ini kemudian di pecah lagi menjadi program kerja bulanan, pekanan dan terahir program kerja harian. Perinciannya seperti dibawah ini: Mendirikan sholat. Dalam 1 tahun = 1800 x Dalam 1 bulan = 150 x Dalam 1 pekan = 35 x Dalam 1 hari = 5 x Dengan demikian, seorang muslim hanyalah di tuntut menyempurnakan program kerja hariannya ini. Manakala pelaksanaan program kerja hariannya istiqomah dan sempurna, sudah barang tentu program kerja pekanannya, bulanannya, bahkab tahunannya dalam keistiqomahan dan kesempurnaan. Dan pada akhirnya keistiqomahan dan kesempurnaan ibadahnya selalu menyertainya sepanjang hidupnya, sebagiamana yang diinginkan oleh Allah swt, sebagai Penciptanya. Berpuasa Dalam 1 tahun = 1 bulan (dibulan Romadhon) Dalam 1 bulan = 3 hari (puasa sunnah yaumul baid; tgl; 13,14,15 Hijriyyah) Dalam 1 pekan = 2 hari (puasa sunnah senin & kamis) Dalam 1 hari = 24 jam (menjaga seluruh anggota badan dari yang dilarang Allah) Yaitu menjaga anggota badan dari maksiat 5 x hanya beberapa jam diantara pelaksanaan sholat fardhu yakni ; 8 jam antara sholat subuh dan sholat dhuhur. 4 jam antara sholat dhuhur dan sholat ashar. 2 jam antara sholat ashar dan sholat maghrib. 1 jam antara sholat maghrib dan sholat isya'. 9 jam antara sholat isya' dan sholat subuh. Dengan demikian, apabila seorang muslim mampu memelihara seluruh anggota badannya dari maksiat, hanya beberapa jam diantara waktu sholat 5 waktu, maka ia telah mampu menjaga anggota badannya dari maksiat dalam satu hari. Manakala dalam setiap hari ia mampu menjaga anggota badannya dari maksiat maka itu artinya ia akan mampu menjaga anggota badannya dari maksiat dalam setiap pekan, setiap bulan, setiap tahun dan seumur hidup. Inilah yang diinginkan Allah kepada hamba hambanya yang beriman, sehingga Dia akan meridhoinya dan memberinya kebahagiaan di dunia dan akhirat sesuai dengan Visi hidupnya sebagai manusia. Menunaikan zakat Dalam 1 tahun = 1 x (zakat fitrah, zakat mal) Dalam 1 bulan = 30 x atau lebih (zakat sunnah/shodaqoh) Dalam 1 pekan = 7 x atau lebih (zakat sunnah/shodaqoh) Dalam 1 hari = 24 jam, menjalin kasih sayang antar sesama, memberi manfaat kepada orang lain, menolong yang lemah, menyebarkan ilmu, amar makruf nahi munkar, membela agama Allah. Sebab ini semua merupakan nilai ruhiyyah dari ibadah zakat yang di sebut dengan keadilan. Sehingga manakala seorang muslim dapat menjaga nilai ruhiyyah dari ibadah zakat ini 5 x dalam sehari diantara waktu sholat fardhu, yaitu: 8 jam antara sholat subuh dan dhuhur. 4 jam antara sholat dhuhur dan sholat ashar. 2 jam antara sholat ashar dan sholat maghrib. 1 jam antara sholat mahgrib dan sholata isya'. 9 jam antara sholat isya' dan sholat subuh, maka ia mampu menjaga nilai ruhiyyah ibadah zakat ini, sepanjang hari, sepanjang pekan, sepanjang bulan, sepanjang tahun, dan sepanjang hidupnya. inilah yang diinginkan Allah didalam ibadah zakat kepada hamba hambanya yang beriman. Dengan demikian tercapailah Visi hidupnya untuk mendapatkan ridho Allah, dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Menunaikan ibadah haji Dalam 1 tahun = 1 x (haji wajib, tahun tahun berikutnya haji sunnah) Dalam 1 bulan = bisa 1 x (umroh ) Dalam 1 pekan = Dalam 1 hari = 24 jam, menghidupkan nilai tauhid, kesucian, ketundukan, kemerdekan,dan nilai keadilan, sebagai nilai ruhiyyah ibadah haji yang harus diimplementasikan seorang haji dalam kehidupan kesehariannya. Dengan cara menjaganya dalam 5 x sehari yaitu hanya beberapa waktu diantara pelaksanaan sholat fardhu, yakni; 8 jam antara sholat shubuh dan sholat dhuhur. 4 jam antara sholat dhuhur dan sholat ashar 2 jam antara sholat ashar dan sholat maghrib. 1 jam antara sholat maghrib dan isya' 9 jam antara sholat isya' dan sholat subuh. Dengan demikian, 5 nilai langit yang merupakan ruhiyyah dari pelaksanaan rukun islam yang 5 , yaitu nilai tauhid, kesucian, ketundukan, kemerdekaan dan keadilan, dapat di bumikan setiap hari oleh seorang muslim dalam kehidupannya selama 24 jam, dengan cara menjaga sholat fardhu berjamaah dimesjid bagi laki laki, kemudian 5 nilai ruhiyyah rukun islam ini terus di jaga setelah pelaksanaan sholat fardhu sampai waktu datang sholat fardhu berikutnya, dan begitu sterusnya. dan lebih bagi mereka yang telah melaksanakan ibadah haj Cahaya Bintang 3. Bagaimana sukses dalam ibadah 5 Langkah Sukses Dalam Ibadah 1.Mempelajari dan memahami rukun iman, rukun islam dan rukun ikhsan 2. Mengamalkan rukun iman, rukun islam dan rukun ikhsan 3. Mengajarkan dan mendakwahkan rukun iman, rukun islam dan rukun ikhsan 4. Menjadikan nilai inti rukun iman, rukun islam dan rukun ikhsan sebagai prinsip hidup 5. Menjadikan nilai inti rukun iman rukun islam dan rukun islam sebagai karakter dan keperibadian kita Cahaya Bintang 4. Bagaimana sukses dalam profesi 5 Langkah Sukses Dalam Pekerjaan 1. Menentukan pekerjaan dan selaraskan dengan visi Menjawab3 pertanyaan a.Apa yang menjadi perhatian saya ? b. Apa yang menjadi kesukaan saya ? c. Apa yang menjadi kelebihan saya ? 2.. Membuat rencana atau program kerja 3. Selalu Fokus 4. . Manajemen waktu 5. . Berjuang Melawan diri sendiri Cahaya Bintang 5. Bagaimana sukses dalam pergaulan 5 Jurus Sukses Dalam Pergaulan 1. Bergaul dengan manusia dengan niat mengajak kepada Allah swt 2. Mengajak orang kepada Allah karna mengharap ridho Allah semata 3. Mulai dari memperbaiki diri sendiri dan keluarga 4. Mengajak manusia untuk memahami & mengamalkan Rukun iman, rukun islam dan rukun ihsan seperti kita 5. Mengajak mereka untuk mengajarkan & mendakwahkan rukun iman, rukun islam dan rukun ihsan kepada orang lain LANGIT KE TIGA Kecerdasan langit ( intellegence celestial ) Cahaya Bintang 1. Membentuk manusia SDM ( Suci Dan Mulia ) Cahaya Bintang 2. Sifat sifat malaikat dalam Al Qur’an Cahaya Bintang 3. Mengkonversi manusia KDH ( Kotor Dan Hina ) Cahaya Bintang 4. Sifat sifat iblis dalam Al Qur’an Cahaya Bintang 5. Ulul Albab LANGIT KEEMPAT Hukum Tarik Menarik Langit (Law of attraction celestial ) Cahaya Bintang 1. Hukum Tarik Menarik Antara Manusia Dan Malaikat Cahaya Bintang 2. Hukum Tarik Menarik Antara Manusia Dan Iblis Cahaya Bintang 3. Hukum Tarik Menarik Antara Manusia Dan Alam Semesta Cahaya Bintang 4. Hukum Tarik Menarik Antara Manusia Dan Hewan Cahaya Bintang 5. Hukum Tarik Menarik Antara Manusia Dan Manusia LANGIT KELIMA Menjalin Komunikasi Langit Cahaya Bintang 1. Menjalin Komunikasi Dengan Sang Maha Pencipta Cahaya Bintang 2. Menjalin Komonikasi Dengan Diri Sendiri Cahaya Bintang 3. Menjalin Komunikasi Dengan Sesama Manusia Cahaya Bintang 4. Menjalin Komunikasi Dengan Makhluq hidup yang lain Cahaya Bintang 5. Menjalin Komunikasi Dengan Alam LANGIT KEENAM Membentuk Generasi langit ( Form generation celestial ) Membentuk Dan Menyambut Datangnya Generasi Langit Generasi Langit Generasi langit baru pasti akan datang. Sebagaimana generasi langit pertama telah datang mengukir sejarah peradaban manusia yang gemilang.Mengisi kegersangan peradaban manusia yang yang luluh lantak di panggung dunia pada saat itu, baik di timur maupun di barat. Itulah generasi shahabat hasil binaan langit lewat tangan lembut Rasulullah SAW. Generasi langit adalah generasi Al Qur'an,generasi Muhammad. Generasi yang seluruh pikiran dan jiwanya telah terinstal aplikasi langit, yaitu Al Qur'an. Sehingga sebagai OUTPUT nya, mereka tidak mampu berfikir,berbicara dan berbuat kecuali dengan nilai nilai Al Qur'an. Visi dan misi hidupnya dari Al Qur'an. Seluruh hidup dan matinya demi Al Qur'an. Mereka memiliki sifat dan potensi untuk memegang kepemimpinan atas bangsa bangsa lain.Bangsa bangsa lain dibawah kepemimpinan mereka terjamin keamanan dan kesejahteraannya.Semua itu hanya karena Al Qur'an telah terprogram dalam diri diri mereka.Melalui programer ulung yang mendapatkan pendidikan langsung dari langit. Sebagai murid kesayangan malaikat Jibril As,Jubir Allah SWt. Yaitu Muhammad SAW. Pengaruh Pemograman Al Qur'an Diantara keberhasilan pemograman Al Qur'an pada generasi pertama ummat ini,yang telah disaksikan oleh sejarah adalah ; 1. Mereka tidak melakukan tindakan apapun atas kemauan sendiri. 2. Mereka tidak bertindak dholim kepada orang lain. 3. Mereka dapat menegakkan kedilan dikalangan ummat manusia. 4. Mereka telah diberikan cahaya yang terang oleh Allah agar dapat berjalan dengan indah di tengah tengah manusia. Sebagaimana firmannya : "Dan apakah orang yang sudah mati hatinya (yakni orang orang kafir dan yang lainnya) kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu ia dapat berjalan di tengah tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali kali tidak dapat keluar darinya." (Qs. Al An'am : 122) 5. Sebelum menjadi pemimpin dan penguasa mereka telah mendapatkan pendidikan akhlak dan pembersihan jiwa terlebih dahulu dari Mursyid besarnya, Muhammad SAW. Beliau sendirilah yang mengasuh, membiasakan mereka hidup zuhud, pantang kesenangan duniawi, hidup bersih dan suci, jujur, tidak sombong, tidak ada pamrih, tidak senang mengincar kekuasaan dan pantang mengejarnya dengan serakah. Hal ini sesuai didikan gurunya Muhammad SAW: "Demi Allah kami tidak akan menyerahkan tugas pekerjaan itu kepada orang yang memintanya, atau kepada orang yang mengingikannya." (Muttafaqun 'Alaih) 6. Mereka bergerak dimuka bumi hanyalah ingin membebaskan manusia dari kesesatan menyembah manusia, menuju penyembahan kepada Allah SWT, semata. Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah seorang sahabat Nabi SAW. Rib'i, utusan Rasulullah di hadapan Raja Persia, Jazdagird, " Allah menciptakan kami untuk mengeluarkan manusia dari kesesatan menyembah manusia dan mengajak mereka supaya menyembah Allah semata. Untuk mengeluarkan manusia dari sempitnya dunia kepada keluasan akhirat. Dan untuk mengeluarkan mereka dari kedzaliman agama agama dalam keadilan islam." 7.Didalam diri mereka terpadu unsur unsur keagamaan ( spritual ), ahlak, kekuatan dan politik. Memiliki kesanggupan memadukan soal soal spiritual dan material. memiliki kesiapan fisik yang sempurna dan jangkauan akal pikiran yang luas. 8. Mereka memiliki kemungkinan membawa ummat manusia pada tujuan yang ideal, yitu ; 1. Ketinggian rohani, 2. Keluhuran budi pekerti, 3. Kecukupan materi. Membentuk Generasi Langit Baru Dengan Al Qur'an Menurut peneliti sejarah ummat islam DR.Majid 'Irsan Al Kilani, bahwa didalam perjalanan sejarah ummat islam, ada tiga pola generasi masyarakat yang pernah mewarnai sejarah ummat. Tiga pola generasi masyarakat ummat tersebut menurut beliau adalah : Pertama : Generasi masyarakat yang sehat dan kuat. Kedua : Generasi masyarakat yang sakit dan lemah. Ketiga : Generasi masyarakat yang sekarat dan mati. Menurut beliau, penelitian sejarah ummat ini mengacu kepada suatu filosofi sejarah yang berlandaskan pada dua prinsip berikut ini : Prinsip pertama : Setiap generasi masyarakat terdiri dari tiga elemen utama. Yaitu : 1. Pemikiran 2. Individu manusia 3. Materi. Generasi masyarakat yang sehat dan kuat terlahir, manakala pemikiran yang benar yang terdiri dari aqidah yang shoheh menjadi poros dari aktivitas individu manusia dan perputaran materi. Generasi masyarakat inilah yang disebut "GENERASI LANGIT" Generasi masyarakat yang sakit dan lemah terlahir, manakala aktivitas individu manusia menjadi poros dari aktivitas pemikiran dan perputaran materi. Generasi masyarakat yang sekarat dan mati terlahir, apabila materi telah menjadi poros dari aktivitas pemikiran dan individu manusia. Prinsip kedua : Setiap prilaku manusia terdiri dari dua elemen, yaitu : 1. Niat. 2. Gerak. Niat, menjelma dalam bentuk pemikiran dan kemauan. Gerak, menjelma dalam, bentuk perbuatan dan ucapan. Elemen elemen prilaku ini terangkai dalam tiga mata rantai yang saling mengisi dan mendorong. Mata rantai pertama : Pikiran. Mata rantai kedua : Kemauan. Mata rantai ketiga : Perbuatan dan perkataan. Niat, atau pemikiran dan kemauan ada didalam diri batin manusia. Sedangkan perbuatan dan perkataan ada pada lahir fisik manusia. Berdasarkan gambaran diatas, dapat disimpulkan bahwa munculnya berbagai macam fenomena sosial dan budaya dalam kehidupan, berawal dari buah buah pemikiran yang melahirkan tujuan, yang disusul oleh kecenderungan psikologis, yang mendorong kemauan, yang berahir pada tindakan tindakan nyata dalam kehidupan, yang terwujud dalam bentuk kemajuan atau kemunduran dalam seluruh bidang kehidupan. Dengan kata lain, keadaan suatu generasi masyarakat, yang mencakup keadaan sosial, budaya, ekonomi, militer. tergantung kepada serangkaian perbuatan dan perkataan suatu generasi tersebut. Sedangkan serangkaian perbuatan dan perkatan suatu generasi masyarakat tergantung kepada kecenderungan, keinginan dan kemauan mereka. Sedangkan kecenderungan, keinginan dan kemauan mereka tergantung kepada isi isi pikiran mereka. Lalu, darimana isi isi pikiran mereka ? jawaban dari pertanyaan ini kembali akan memperjelas keberadaan tiga generasi masyarakat diatas. Jawabannya : isi pikiran mereka tergantung kepada informasi yang ditangkap oleh pikiran mereka melalui panca indera mereka. Informasi informasi yang telah diserap oleh pikiran mereka itulah yang terkonsep menjadi sebuah pemikiran yang melahirkan tujuan, memunculkan kemauan,mendorong dan menggerakkan perbuatan dan tingkah laku. Kemudian perbuatan dan tingkah laku inilah yang melahirkan tingkah laku sosial, ekonomi dan budaya dalam sebuah generasi masyarakat manusia. Jadi, apabila yang terinstal dan terserap kedalam pikiran mayoritas ummat adalah aplikasi langit atau informasi dari langit yang datang dari Sang Pencipta manusia itu sendiri, yaitu Al Qur'an, maka pemikiran, visi dan misi, nilai nilai,kecenderungan, dan keinginan mayoritas ummat tersebut akan sesuai dengan program program langit. Dari keadaan batiniyah mayoritas ummat seperti itulah terbangun sebuah generasi masyarakat yang sehat dan kuat, dimana keadaan setiap individu ummat dan materi yang mereka miliki, mereka pergunakan dan mereka korbankan untuk mewujudkan program program langit di muka bumi. Yaitu menjadi hamba dan khalifah Allah dimuka bumi. Jadi tepatlah kalau mereka disebut sebagai "GENERASI LANGIT" yang hidup diatasd bumi. Kemudian, manakala yang terinstal dan terserap kedalam pikiran mayoritas ummat adalah aplikasi aplikasi bumi atau informasi informasi bumi, dari hasil rekayasa manusia, maka pemikiran, nilai nilai, kecenderungan dan kenginan kenginan mayoritas ummat tersebut sesuai dengan cita rasa bumi. Dari kondisi batiniyah mayoritas ummat yang seperti ini muncullah dua tipe generasi bumi, yaitu ; "GENERASI MASYARAKAT YANG SAKIT DAN LEMAH" dan "GENERASI MASYARAKAT YANG SEKARAT DAN MATI". Pertama ; Generasi masyarakat yang sakit dan lemah adalah generasi masyarakat yang menjadikan diri, keluarga, suku, kelompok, partai, mazdhab, menjadi kebanggaan dan fanatisme dalam kehidupan mereka, sehingga pikiran dan materi yang ada pada mereka, dijadikan alat dan sarana untuk meraih sebanyak banyaknya kepentingan diri, keluarga dan kelompok mereka. Selanjutnya, corak umum yang akan berkembang dalam generasi masyarakat yang seperti ini, adalah munculnya orang orang yang menyukai kedudukan dan kehormatan dalam kekuasaan.Mereka memperlakukan pemikiran dan materi sesuai dengan kepentingan pribadi, keluarga, golongan, partai, atau kelompoknya. Sementara segenap perhatian masyarakat kala itu tersedot pada masalah masalah yang dipicu oleh persaingan dan fanatisme mazdhab dan aliran, suku atau daerah. Keadaan seperti ini sangat merasuk begitu dalam dalam pemikiran mereka. Sehingga masalah masalah besar yang harus diatasi oleh ummat ini seperti ancaman dari luar yang senantiasa mengintai aqidah ummat menjadi terabaikan dan luput dalam pemikiran mereka. Inilah corak dan gambaran dari GENERASI MASYARAKAT YANG SAKIT. Kedua ; Generasi masyarakat yang skarat dan mati adalah generasi masyarakat yang menjadikan materi sebagai sentral kehidupan, sementara pemikiran dan sumberdaya manusia ada dibawah kendali materi. Dalam kondisi generasi masyarakat seperti ini yang berpengaruh dalan kehidupan antara lain adalah ; mereka para pemilik modal (kapitalis), konglomrat, dan para pengusaha fasilitas hiburan dan semua bentuk permainan dan prodak yang menjanjikan kesenangan dan membangkitkan nafsu syahwat. Budaya hedonisme (serba boleh), pragmatisme, (mengejar kesenangan sesaat),konsumerisme dan foya foya muncul menjadi trend di masyarakat yang seperti ini. Jaringan interaksi sosial hancur, pemikiran dan nilai hanyalah menjadi komoditas bisnis. Dalam keadaan seperti itu pemikiran dan pemahaman menjadi mandek dan rancu. Corak kehidupan masyarakat kembali bagaikan hidup di era jahiliyyah. Mereka hanya sibuk dengan materi dan kebutuhan harian masing masing. Mereka tidak mengenal kebaikan dan tidak mencegah kemungkaran. Sementara hasrat tertinggi mereka tidak lebih dari urusan perut dan apa yang dibawah perut mereka. Dalam kondisi seperti inilah sebuah generasi masyarakat telah dinyatakan sekarat dan menghembuskan nafasnya yang terakhir. Kemudian datanglah kumunitas masyarakat lain yang liar yang akan mencabik cabik bangkai yang telah berbau tersebut. Potret Tiga Generasi Masyarakat Dalam Sejarah Masa permulaan Islam Generasi Langit Pertama Di zaman permulaan islam, Rasulullah SAW, mengemban amanah risalah, yaitu memogramkan Al Qur'an yang diturunkan kepada beliau kepada para sahabatnya. Pemrograman Al Qur'an kepada mereka ini berakibat pada perubahan total terhadap persepsi mereka mengenai kehidupan. Mereka para sahabat seakan baru di hidupkan kembali dari gelapnya kematian pada terangnya kehidupan. Al qur'an dengan lengkap menginformasikan seluruh kebenaran yang selama ini tidak ada dalam pikiran dan keyakinan mereka. Al Qur'an telah memberi informasi tentang ketauhidan, yaitu hanya ada satu Tuhan yang disembah Yaitu Allah Azza wa Jalla. Dialah satu satu Dzat pencipta langit dan bumi dan seluruh kehidupan diantara keduanya. Dialah yang menciptakan bapak manusia Adam dan di jadikan dari tulang rusuknya Hawa, istrinya. Dialah yang meletakkan Adam dan Hawa di surga, kemudian Dialah pula yang menurunkan mereka berdua ke alam dunia (alam rendah) yaitu bumi untuk diuji sebagai khalifah-Nya di bumi. Maka sebagai rahmat-Nya, Allah SWT menurunkan kitab suci sebagai petunjuk dan pedoman hidup manusia agar mereka selalu dalam bimbingan-Nya. Kitab kitab suci itu diturunkan kepada para Nabi dari keturunan adam untuk diajarkan kepada kaumnya dan dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan di dunia agar bisa kembali ketempat asalnya, yaitu surga. Sebagai pedoman ia harus dipahami dan dikuasai dalam pikiran sehingga menjadi pemikiran yang jelas dan terang, kemudian dijadikan peta dan petunjuk di mana segala aktifitas manusia baik diri manusia sendiri maupun harta yang dimilikinya haruslah mengikuti alur peta dan petunjuk tersebut. Begitulah Al Qur'an sebagai kitab terahir yang diturunkan, fungsinya juga sama. ia harus di pahami dan dikuasi isinya, kemudian diakses menjadi satu satunya pemikiran yang harus menjadi peta dan pedoman bagi seluruh aset hidup manusia, baik dirinya maupun harta yang dimilikinya. Rasulullah SAW, terus menerus menekankan kepada para sahabatnya juga kepada ummatnya secara keseluruhan agar menjadikan Al Qur'an dan sunnahnya menjadi pegangan hidup yang harus diikuti dalam kehidupan mereka, baik yang berkaitan dengan diri mereka maupun harta yang mereka miliki.Rasulullah bersabda : تركت فيكم أمرين لن تضل ما ان تمسكتم بهما كتاب الله وسنة نبيه "Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara, dimana jika kalian berpegang teguh kepada keduanya, kalian tidak akan pernah sesat selamanya, dua perkara itu adalah Kitab Allah (Al Qur'an) dan sunnah Nabi-Nya". Berdasarkan ini semua,para sahabat Rasulullah telah menjadikan al Qur'an sebagai dasar pemikiran mereka secara penuh dan telah mempengarui segenap kehidupan mereka. Pemikiran yang bedasarkan Al Qur'an, atau pemikiran islam ini telah dijadikan sebagai titik pusat dalam segala bentuk aktifitas dan hubungan baik hubungan fertikal maupun horisontal. Sementara sumberdaya manusia yang beriman pada pemikiran islam dan seluruh materi yang mereka miliki tunduk dibawah kendali loyalitas kepada pemikiran. Inilah aktualisasi firman Allah, dalam surah At Taubah ayat 111 : ان الله اشترى من الموءنين أنفسهم وأموالهم بأن لهم الجنة " Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang orang yang beriman, diri dan hartanya dengan surga". Lihatlah karakter dari ayat ini. Ayat ini membawa suatu informasi pemikiran bahwa Allah SWT, telah membeli diri dan hartaorang beriman dengan surga. Ayat ini sendiri mengusung suatu pemikiran. Yaitu pemikiran islam. Orang orang beriman yang beriman kepada pemikiran ini adalah sumber daya manusia. Harta yang dimiliki orang orang yang beriman tersebut adalah sumber daya finansial Maka sebagai wujud penyerahan dan ketundukan kepada pemikiran islam yang di imani, mereka telah menyerahkan diri diri mereka dan harta harta mereka kepada Allah, untuk ditukar dengan surga kelak di akhirat, sebagai konsekwensi dari ketundukan mereka kepada pemikiran islam. Begitulah keadaan generasi masyarakat di zaman Rasulullah SAW. Mereka sanggup mengorbankan diri dan harta mereka demi agama yang telah menjajikan surga kepada mereka. Demi aqidah atau pemikiran yang mereka yakini kebenarannya mereka mereka rela mengorbankan apa saja. Keadaan seperti ini berlanjut pada masa Khulafa' Rosyidin, di mana mereka terus menjadikan pemikiran yang berdasarkan Al Qur'an atau pemikiran islam sebagai titik pusat dan poros dalam kehidupan. Mereka memanfaatkan seluruh sumber daya manusia (diri) dan sumberdaya finansial (harta)untuk berdakwah menyebarkan islam keluar wilayah islam, dan di kalangan internal mereka. Pergeseran Menuju Generasi Yang Sakit. Gejala pergeseran mulai kelihatan setelah periode Khulafa' Rasyididin berahir. Persisnya sejak kalangan elit yang mengusung fanatisme dari glongan Thulaqa' Mekkah, yaitu orang orang yang baru masuk islam setelah futuh Mekkah (setelah penaklukan kota Mekah oleh Rasulullah SAW, dan para sahabatnya) berusaha menundukkan ulama' dan fuqoha'. Mereka berusaha menundukkan para ulama' dan fuqoha' yang merupakan orang orang yang menguasai tentang pemikiran islam, agar memiliki loyalitas dan membenarkan kepada individu individu tertentu. Polemik ini semakin meruncing ketika jajaran elit politik mulai mengintimidasi dan menangkap elit intelektual (ulama) yang merupakan refresentasi daripemikiran islam, apabila mereka menolak untuk tunduk dan loyal kepada individu individu penguasa. Kisah memilukan dan memalukan ini seperti yang di lakukan oleh Hajjaj bin Yusuf ats Tsaqafiy kepada Zaid bin Jubair. Begitu pula yang dilakukan oleh Almansur-Khalifah dinasti Bani Abbas- terhadap ulama besar sufyan ast Tsauriy. Dan perlakuan al Makmun kepada Ahmad bin Hambal dan lain lain. Orang pertama yang bertanggung jawab atas berkembangnya fenomena ini adalah Mu'awiyah bin Abu Sufyan, ketika berusaha menggiring suaraa para sahabat senior semasa pemerintahannya agar merestui pengangkatan putranya yang bernama Yazid sebagai putra mahkota sekaligus khalifah yang akan menggantikannya. Inilah potret generasi yang sakit. Kalangan ulama dan fuqoha' yang merupakan refresentasi dari pemikiran islam, tunduk kepada individu individupenguasa atau dipaksa untuk tunduk kepada mereka. Sehingga dalam kondisi seperti itu para ulama dibeli atau di paksa untuk mengeluarkan fatwa fatwa yang mendukung dan menguatkan kekuasaan. Atau kalau di era sekarang para ulama' di beli untuk mendukung partai yang berkuasa. Dalam tataran masyarakat, pada kondisi seperti ini, tampak dalam pertikaian atar mazdhab, aliran, kelompok, harokah dan yang lainnya. Masing masing kelompok, aliran, menggunakan dalil dalil Al qur'an dan hadits untuk memperkuat kelompok atau alirannya dan menyesatkan kelompok yang lain dengan dalil dalil Al qur'an dan hadist tersebut, yang merupakan dasar dari pemikiran islam.. Muncul pula fenomena persengketaan antar keluarga untuk meraih posisi kholifah. Dan puncul pula kelompok kelompok yang memberontak. Dan begitu seterusnya. Dengan kata lain, Inilah contoh genersi masyarakat yang sakit. Dimana individu manusia menjadi panglima yang dapat menundukkan Pemikiran danmateri dalam kehidupan. Pergeseran Kepada Generasi Yang Mati. Setelah kondisi ummat seperti diatas, fase berikiutnya pun muncul. Yaitu ketika titik pusat loyalitas ummat bergeser kepada materi. Dimana mayoritas masyarakat muslim saat itu dibuat sangat sibuk dengan materi. Mereka berlomba lomba mengoleksi harta dan menumpuk kekayaan, sementara status sosial dan pola hubungan yang terjalin antar sesama mereka ditentukan sesuai kadar materi tersebut. Kondisi masyarakat muslim saat itu semakin terpuruk, karena penyakit yang diderita ummat semakin parah. Sementara jaringan interaksi sosial hancur sampai jauh di lingkungan internal keluarga, mazdhab dan daerah. Simbol simbol pemikiran islam seperti ulama', dalil dalil ayat dan hadits berubah menjadi bagian dari komoditas bisnis dan sarana mencapai kenginan nafsu. Semua keadaan ini, mengantarkan masyarakat muslim menuju gerbang kematian. Kondisi ummat yang seperti itulah yang kemudian mengundang kehadiran pasukan salib dan mongol yang menghantam Baitul Magdis dan dan kekuasaan islam. Mereka datang untuk mengumumkan berita kematian ummat islam berikut proses penguburannya. Bagaimana Mengembalikan Ummmat manjadi Generasi Langit Baru Setelah kita mengetahui tentang corak dan tipe dari generasi langit dan generasi bumi sebagaimana tulisan diatas, kali ini kita akan mendapatkan penjelasan bagaimana terjadinya sebuah perubahan dalam suatu generasi masyarakat, baik perubahan kearah yang positif maupun perubahan kearah negatif. Kalau kaitantannya dengan tema yang sedang kita bahas ini, pertanyaannya adalah ; "Bagaimana sebuah generasi yang sehat dan kuat yaitu generasi langit, bisa berubah menjadi generasi masyarakat yang sakit dan bahkan mati, yaitu generasi bumi ?" menurut Al Qur'an. dan "Bagaimana keadan generasi masyarakat yang sudah sakit dan mati, yaitu generasi bumi, dapat di rubah kembali menjadi kuat dan sehat, dalam hal ini bisa terbentuk kembali menjadi generasi masyarakat langit ?" menurut Al Qur'an. Jawabannya adalah ; Bahwa Al Qur'an telah menerangkan tentang sunnah sunnah perubahan yang terjadi pada suatu qaum, atau suatu generasi masyarakat, sejalan dengan pola pola perubahan yang telah terjadi di suatau generasi masyarakat yang telah di teliti oleh seorang peneliti sejarah ummat seperti yang telah di terangkan di atas. Yaitu di mulai dari perubahan pada apa yang ada pada diri mereka, yaitu pikiran dan kemauan mereka. Lalu berlanjut pada perubahan pada perilaku mereka. Yang dari perubahan perilaku inilah kemudian menjadi perubahan sosial,ekonomi, politik, militer dan seterusnya. Untuk menunjukkan pada perubahan sosial yang positif, dapat dipahami dalam firman Allah SWT. dalam surat Ar Ra'du ayat 11 yaitu: ان الله لا يغير ما بقوم حتى بغير ما بأنفسهم "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah (keadaan) yang ada pada suatu kaum sehingga mereka merubah apa yang ada diri mereka sendiri" Sementara, untuk menunjukkan kepada suatu perubahan sosial yang negatif, dapat dipahami dari firman Allah, surat Al Anfal ayat; 53 yaitu : ذالك بأن الله لم يك مغيرا نعمة أنعمها على قوم حتى يغيرو ما بأنفسهم "Yang demikian itu karena Allah sekali kali tidak akan merubah nikmat yang telah di anugerahkannya kepada suatu kaum, hingga mereka merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri" Dengan demikian, menurut penjelasan Al Qur'an diatas, untuk merubah keadaan generasi masyarakat yang sakit dan mati, yaitu generasi bumi, menjadi generasi masyarakat yang kembali sehat dan kuat, yaitu generasi langit, adalah dengan cara merubah apa yang ada dalam diri diri mereka, yaitu mencakup seluruh muatan yang ada dalam diri mereka. Muatan muatan diri manusia ini memiliki pengertian yang sangat luas. Ia meliputi ; 1. Pemikiran, mind-set, cara pandang, Visi dan misi hidup. 2. Keyakinan Tentang Pencipta Alam semesta, asal penciptaan, kehidupan masa depan di akhirat. 3. Nilai nilai, budaya, kebiasaan dan tradisi. 4. Kecenderungan kecenderungan dan keinginan keinginan. Muatan muatan yang ada dalam diri manusia ini semua datang dari luar diri mereka, yaitu berupa informasi informasi yang terserap dan terinstal dalam pikiran mereka melalui panca indera mereka. Yaitu melalui proses membaca, melihat, mendengar, atau melalui proses belajar mengajar. Sementara informasi informasi yang di serap oleh pikiran manusia ada dua bentuk informasi, yaitu : 1. Informasi langit, yang datangnya dari Pencipta Manusia dan Alam semesta. 2. Informasi bumi, yang datangnya dari sesama manusia di bumi. Informasi informasi langit, yang disebut wahyu, diturunkan oleh Allah ke bumi melalui perantara malaikat Jibril kepada manusia manusia pilihan yang suci yaitu para nabi, untuk dibacakan dan diajarkan kepada kaumnya pada masanya, untuk kebaikan dan kesehatan kaum mereka. Sedangkan informasi informasi langit atau wahyu yang telah menyempurnakan wahyu wahyu yang turun sebelumnya, diturunkan oleh Allah Pencipta manusia dan alam semesta melalui perantara malaikat Jibril as. kepada seorang manusia pilihan yang paling suci, yaitu Muhammad SAW, sebagai Nabi yang terahir yang diutus mengajarkan Al Qur'an sebagai informasi terahir kepada seluruh manusia di akhir zaman sampai hari kiamat. Untuk kebahagiaan manusia di dua alam. yaitu alam dunia dan alam akhirat. Sementara informasi informasi bumi, adalah beragam informasi yang datang dari gagasan gagasan manusia sendiri yang tidak lepas dari kelemahan dan kesalahan. Sehingga boleh di pakai sepanjang hal itu sejalan dengan maksud dan tujuan yang termuat dalam informasi informasi langit. Inti Pokok Informasi Langit Yang Termuat Dalam Al Qur'an Menurut Syah Waliyullah Dahlawiy dalam kitabnya " Al Fauzul kabir Fi Usulit Tafsir " bahwa inti pokok informasi langit yang tersurat di dalam Al Qur'an, mencakup 5 inti : 1. Memberikan informasi tentang Tuhan Pencipta Alam semesta, Nama NamaNya Yang Agung, Sifat Sifat-Nya Yang sempurna,nikmat nikmatnya yang tak terhitung, baik nikmat dhohir maupun nikmat bathin, mencakup nikmat di alam makro dan di alam mikro. 2. Memberikan informasi mengenai hari hari Allah. Yaitu hari di mana Allah telah menolong para kekasih-Nya di masa lalu, seperti para nabi dan orang yang telah beriman dan ikut menolong agama Allah. Begitu pula Hari dimana Allah telah menghancurkan musuh musuh-Nya dan musuh musuh para kekasihnya di masa lalu, yaitu mereka yang tidak mau mengikuti ajakan para Nabi dan bahkan memusuhinya. semua ini disajikan dalam kisah kisah yang tersebar dalam Al qur'an. 3. Memberikan informasi mengenai kehidupan setelah kematian, yaitu kehidupan di alam akhirat, mulai dari kehidupan di alam barzah, hari kiamat, hari kebangkitan, makhsyar, shirhat, sampai kehidupan yang abadi yaitu surga dan neraka. 4. Memberikan informasi mengenai 4 golongan sesat yang tidak mau menerima informasi informasi langit di masa masa di turunkannya Al Qur'an, dan batahan bantahan terhadap kesesatan dan pembangkangan mereka. empat golongan tersebut adalah ; Golongan Musyrikin, Yahudi, Nasrani dan Golongan Munafiqin. 5. Memberikan informasi mengenai hukum hukum syari'at, mencakup semua informasi mengenai perintah perintah Allah kepada Hamba hamba-Nya yang beriman, baik yang wajib, yang sunnah dan yang mubah. Mencakup semua informasi mengenai larangan larangan Allah kepada hamba hamba-Nya, baik yang haram maupun yang makruh. Begitula mencakup sangsi sangsi pelanggaran ( huduud). Lima inti informasi langit ini pertama kali di terima oleh Rasulullah langsung kedalam akal dan hati Beliau secara berangsur angsur melalui perantara malaikat jibril as. Kemudian secara berangsur angsur pula Rasulullah membacakakan ayat ayat yang memuat informasi informasi langit ini kepada para sahabatnya yang ada bersama beliau. Mereka kemudian menghafalnya, merenungi isi kandungannya, di proses dalam pikiran mereka,di tambah lagi dengan penjelasan dari Rasulullah tentang pemahaman informasi tersebut, hingga inti inti informasi itu masuk kedalam hati mereka. Dengan masuknya informasi informasi langit ini kedalam hati mereka, disertai dengan keyakinan dan kepercayaan yang penuh terhadap informasi informasi tersebut, maka berubahlah mindset dan cara pandang mereka tentang Tuhan Pencipta yang harus di sembah, tentang manusia dan asal usulnya, tentang alam semesta, tentang tujuan hidup ( Visi ), dan tugas hidup manusia ( Misi ). Maka seiring dengan berubahnya mindset dan cara pandang mereka tentang hal hal prinsip diatas, maka berubahlah kehidupan mereka 180 derajat. Mereka yang sebelumnya di kekenal sebagai generasi bangsa yang paling biadab di muka bumi (generasi jahiliyah), Kemudian muncul secara mencengangkan sebagai generasi yang paling beradab di muka bumi. Hal ini pun telah di informasikan oleh Allah kepada kita dalam beberapa ayat dalam Al Qur'an, di antaranya dalam surat jumu'ah ayat 2 : هو الذي بعث في الاميين رسولا منهم يتلوا عليهم أياته و يزكيهم ويعلمهم الكتاب والحكمة وان كا نوا من قبل لفي ضلال مبين "Dialah yang mengutus seorang rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat ayat-Nya, menyucikan jiwa mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah ( Sunnah ), meskipun sebelumnya, mereka benar benar dalam kesesatan yang nyata". Cahaya Bintang 1. Generasi Yang Sehat Generasi Bintang Generasi masyarakat yang sehat dan kuat terlahir, manakala pemikiran yang benar yang terdiri dari aqidah yang shoheh menjadi poros dari aktivitas individu manusia dan perputaran materi. Generasi masyarakat inilah yang disebut "GENERASI LANGIT Jadi, apabila yang terinstal dan terserap kedalam pikiran mayoritas ummat adalah aplikasi langit atau informasi dari langit yang datang dari Sang Pencipta manusia itu sendiri, yaitu Al Qur'an, maka pemikiran, visi dan misi, nilai nilai,kecenderungan, dan keinginan mayoritas ummat tersebut akan sesuai dengan program program langit. Dari keadaan batiniyah mayoritas ummat seperti itulah terbangun sebuah generasi masyarakat yang sehat dan kuat, dimana keadaan setiap individu ummat dan materi yang mereka miliki, mereka pergunakan dan mereka korbankan untuk mewujudkan program program langit di muka bumi. Yaitu menjadi hamba dan khalifah Allah dimuka bumi. Jadi tepatlah kalau mereka disebut sebagai "GENERASI LANGIT" yang hidup diatasd bumi. Generasi Langit Pertama Di zaman permulaan islam, Rasulullah SAW, mengemban amanah risalah, yaitu memogramkan Al Qur'an yang diturunkan kepada beliau kepada para sahabatnya. Pemrograman Al Qur'an kepada mereka ini berakibat pada perubahan total terhadap persepsi mereka mengenai kehidupan. Mereka para sahabat seakan baru di hidupkan kembali dari gelapnya kematian pada terangnya kehidupan. Al qur'an dengan lengkap menginformasikan seluruh kebenaran yang selama ini tidak ada dalam pikiran dan keyakinan mereka. Al Qur'an telah memberi informasi tentang ketauhidan, yaitu hanya ada satu Tuhan yang disembah Yaitu Allah Azza wa Jalla. Dialah satu satu Dzat pencipta langit dan bumi dan seluruh kehidupan diantara keduanya. Dialah yang menciptakan bapak manusia Adam dan di jadikan dari tulang rusuknya Hawa, istrinya. Dialah yang meletakkan Adam dan Hawa di surga, kemudian Dialah pula yang menurunkan mereka berdua ke alam dunia (alam rendah) yaitu bumi untuk diuji sebagai khalifah-Nya di bumi. Maka sebagai rahmat-Nya, Allah SWT menurunkan kitab suci sebagai petunjuk dan pedoman hidup manusia agar mereka selalu dalam bimbingan-Nya. Kitab kitab suci itu diturunkan kepada para Nabi dari keturunan adam untuk diajarkan kepada kaumnya dan dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan di dunia agar bisa kembali ketempat asalnya, yaitu surga. Sebagai pedoman ia harus dipahami dan dikuasai dalam pikiran sehingga menjadi pemikiran yang jelas dan terang, kemudian dijadikan peta dan petunjuk di mana segala aktifitas manusia baik diri manusia sendiri maupun harta yang dimilikinya haruslah mengikuti alur peta dan petunjuk tersebut. Begitulah Al Qur'an sebagai kitab terahir yang diturunkan, fungsinya juga sama. ia harus di pahami dan dikuasi isinya, kemudian diakses menjadi satu satunya pemikiran yang harus menjadi peta dan pedoman bagi seluruh aset hidup manusia, baik dirinya maupun harta yang dimilikinya. Rasulullah SAW, terus menerus menekankan kepada para sahabatnya juga kepada ummatnya secara keseluruhan agar menjadikan Al Qur'an dan sunnahnya menjadi pegangan hidup yang harus diikuti dalam kehidupan mereka, baik yang berkaitan dengan diri mereka maupun harta yang mereka miliki.Rasulullah bersabda : تركت فيكم أمرين لن تضل ما ان تمسكتم بهما كتاب الله وسنة نبيه "Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara, dimana jika kalian berpegang teguh kepada keduanya, kalian tidak akan pernah sesat selamanya, dua perkara itu adalah Kitab Allah (Al Qur'an) dan sunnah Nabi-Nya". Berdasarkan ini semua,para sahabat Rasulullah telah menjadikan al Qur'an sebagai dasar pemikiran mereka secara penuh dan telah mempengarui segenap kehidupan mereka. Pemikiran yang bedasarkan Al Qur'an, atau pemikiran islam ini telah dijadikan sebagai titik pusat dalam segala bentuk aktifitas dan hubungan baik hubungan fertikal maupun horisontal. Sementara sumberdaya manusia yang beriman pada pemikiran islam dan seluruh materi yang mereka miliki tunduk dibawah kendali loyalitas kepada pemikiran. Inilah aktualisasi firman Allah, dalam surah At Taubah ayat 111 : ان الله اشترى من الموءنين أنفسهم وأموالهم بأن لهم الجنة " Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang orang yang beriman, diri dan hartanya dengan surga". Lihatlah karakter dari ayat ini. Ayat ini membawa suatu informasi pemikiran bahwa Allah SWT, telah membeli diri dan hartaorang beriman dengan surga. Ayat ini sendiri mengusung suatu pemikiran. Yaitu pemikiran islam. Orang orang beriman yang beriman kepada pemikiran ini adalah sumber daya manusia. Harta yang dimiliki orang orang yang beriman tersebut adalah sumber daya finansial Maka sebagai wujud penyerahan dan ketundukan kepada pemikiran islam yang di imani, mereka telah menyerahkan diri diri mereka dan harta harta mereka kepada Allah, untuk ditukar dengan surga kelak di akhirat, sebagai konsekwensi dari ketundukan mereka kepada pemikiran islam. Begitulah keadaan generasi masyarakat di zaman Rasulullah SAW. Mereka sanggup mengorbankan diri dan harta mereka demi agama yang telah menjajikan surga kepada mereka. Demi aqidah atau pemikiran yang mereka yakini kebenarannya mereka mereka rela mengorbankan apa saja. Keadaan seperti ini berlanjut pada masa Khulafa' Rosyidin, di mana mereka terus menjadikan pemikiran yang berdasarkan Al Qur'an atau pemikiran islam sebagai titik pusat dan poros dalam kehidupan. Mereka memanfaatkan seluruh sumber daya manusia (diri) dan sumberdaya finansial (harta)untuk berdakwah menyebarkan islam keluar wilayah islam, dan di kalangan internal mereka. Cahaya Bintang 2. Generasi Yang Sakit Generasi Binatang Generasi masyarakat yang sakit dan lemah terlahir, manakala aktivitas individu manusia menjadi poros dari aktivitas pemikiran dan perputaran materi. Generasi masyarakat yang sakit dan lemah adalah generasi masyarakat yang menjadikan diri, keluarga, suku, kelompok, partai, mazdhab, menjadi kebanggaan dan fanatisme dalam kehidupan mereka, sehingga pikiran dan materi yang ada pada mereka, dijadikan alat dan sarana untuk meraih sebanyak banyaknya kepentingan diri, keluarga dan kelompok mereka. Selanjutnya, corak umum yang akan berkembang dalam generasi masyarakat yang seperti ini, adalah munculnya orang orang yang menyukai kedudukan dan kehormatan dalam kekuasaan.Mereka memperlakukan pemikiran dan materi sesuai dengan kepentingan pribadi, keluarga, golongan, partai, atau kelompoknya. Sementara segenap perhatian masyarakat kala itu tersedot pada masalah masalah yang dipicu oleh persaingan dan fanatisme mazdhab dan aliran, suku atau daerah. Keadaan seperti ini sangat merasuk begitu dalam dalam pemikiran mereka. Sehingga masalah masalah besar yang harus diatasi oleh ummat ini seperti ancaman dari luar yang senantiasa mengintai aqidah ummat menjadi terabaikan dan luput dalam pemikiran mereka. Inilah corak dan gambaran dari GENERASI MASYARAKAT YANG SAKIT Pergeseran Menuju Generasi Yang Sakit. Gejala pergeseran mulai kelihatan setelah periode Khulafa' Rasyididin berahir. Persisnya sejak kalangan elit yang mengusung fanatisme dari glongan Thulaqa' Mekkah, yaitu orang orang yang baru masuk islam setelah futuh Mekkah (setelah penaklukan kota Mekah oleh Rasulullah SAW, dan para sahabatnya) berusaha menundukkan ulama' dan fuqoha'. Mereka berusaha menundukkan para ulama' dan fuqoha' yang merupakan orang orang yang menguasai tentang pemikiran islam, agar memiliki loyalitas dan membenarkan kepada individu individu tertentu. Polemik ini semakin meruncing ketika jajaran elit politik mulai mengintimidasi dan menangkap elit intelektual (ulama) yang merupakan refresentasi daripemikiran islam, apabila mereka menolak untuk tunduk dan loyal kepada individu individu penguasa. Kisah memilukan dan memalukan ini seperti yang di lakukan oleh Hajjaj bin Yusuf ats Tsaqafiy kepada Zaid bin Jubair. Begitu pula yang dilakukan oleh Almansur-Khalifah dinasti Bani Abbas- terhadap ulama besar sufyan ast Tsauriy. Dan perlakuan al Makmun kepada Ahmad bin Hambal dan lain lain. Orang pertama yang bertanggung jawab atas berkembangnya fenomena ini adalah Mu'awiyah bin Abu Sufyan, ketika berusaha menggiring suaraa para sahabat senior semasa pemerintahannya agar merestui pengangkatan putranya yang bernama Yazid sebagai putra mahkota sekaligus khalifah yang akan menggantikannya. Inilah potret generasi yang sakit. Kalangan ulama dan fuqoha' yang merupakan refresentasi dari pemikiran islam, tunduk kepada individu individupenguasa atau dipaksa untuk tunduk kepada mereka. Sehingga dalam kondisi seperti itu para ulama dibeli atau di paksa untuk mengeluarkan fatwa fatwa yang mendukung dan menguatkan kekuasaan. Atau kalau di era sekarang para ulama' di beli untuk mendukung partai yang berkuasa. Dalam tataran masyarakat, pada kondisi seperti ini, tampak dalam pertikaian antar mazdhab, aliran, kelompok, harokah dan yang lainnya. Masing masing kelompok, aliran, menggunakan dalil dalil Al qur'an dan hadits untuk memperkuat kelompok atau alirannya dan menyesatkan kelompok yang lain dengan dalil dalil Al qur'an dan hadist tersebut, yang merupakan dasar dari pemikiran islam.. Muncul pula fenomena persengketaan antar keluarga untuk meraih posisi kholifah. Dan puncul pula kelompok kelompok yang memberontak. Dan begitu seterusnya. Dengan kata lain, Inilah contoh genersi masyarakat yang sakit. Dimana individu manusia menjadi panglima yang dapat menundukkan Pemikiran danmateri dalam kehidupan. Cahaya Bintang 3. Generasi Yang Sekarat Generasi Bangkai Generasi masyarakat yang sekarat dan mati terlahir, apabila materi telah menjadi poros dari aktivitas pemikiran dan individu manusia. Generasi masyarakat yang skarat dan mati ini adalah generasi masyarakat yang menjadikan materi sebagai sentral kehidupan, sementara pemikiran dan sumberdaya manusia ada dibawah kendali materi. Dalam kondisi generasi masyarakat seperti ini yang berpengaruh dalan kehidupan antara lain adalah ; mereka para pemilik modal (kapitalis), konglomrat, dan para pengusaha fasilitas hiburan dan semua bentuk permainan dan prodak yang menjanjikan kesenangan dan membangkitkan nafsu syahwat. Budaya hedonisme (serba boleh), pragmatisme, (mengejar kesenangan sesaat),konsumerisme dan foya foya muncul menjadi trend di masyarakat yang seperti ini. Jaringan interaksi sosial hancur, pemikiran dan nilai hanyalah menjadi komoditas bisnis. Dalam keadaan seperti itu pemikiran dan pemahaman menjadi mandek dan rancu. Corak kehidupan masyarakat kembali bagaikan hidup di era jahiliyyah. Mereka hanya sibuk dengan materi dan kebutuhan harian masing masing. Mereka tidak mengenal kebaikan dan tidak mencegah kemungkaran. Sementara hasrat tertinggi mereka tidak lebih dari urusan perut dan apa yang dibawah perut mereka. Dalam kondisi seperti inilah sebuah generasi masyarakat telah dinyatakan sekarat dan menghembuskan nafasnya yang terakhir. Kemudian datanglah kumunitas masyarakat lain yang liar yang akan mencabik cabik bangkai yang telah berbau tersebut. Pergeseran Kepada Generasi Yang Mati. Setelah kondisi ummat seperti diatas, fase berikiutnya pun muncul. Yaitu ketika titik pusat loyalitas ummat bergeser kepada materi. Dimana mayoritas masyarakat muslim saat itu dibuat sangat sibuk dengan materi. Mereka berlomba lomba mengoleksi harta dan menumpuk kekayaan, sementara status sosial dan pola hubungan yang terjalin antar sesama mereka ditentukan sesuai kadar materi tersebut. Kondisi masyarakat muslim saat itu semakin terpuruk, karena penyakit yang diderita ummat semakin parah. Sementara jaringan interaksi sosial hancur sampai jauh di lingkungan internal keluarga, mazdhab dan daerah. Simbol simbol pemikiran islam seperti ulama', dalil dalil ayat dan hadits berubah menjadi bagian dari komoditas bisnis dan sarana mencapai kenginan nafsu. Semua keadaan ini, mengantarkan masyarakat muslim menuju gerbang kematian. Kondisi ummat yang seperti itulah yang kemudian mengundang kehadiran pasukan salib dan mongol yang menghantam Baitul Magdis dan dan kekuasaan islam. Mereka datang untuk mengumumkan berita kematian ummat islam berikut proses penguburannya. Cahaya Bintang 4. Bagaimana Terbentuknya Generasi Bintang Membentuk Generasi Langit Baru Dengan Al Qur'an Menurut peneliti sejarah ummat islam DR.Majid 'Irsan Al Kilani, bahwa didalam perjalanan sejarah ummat islam, ada tiga pola generasi masyarakat yang pernah mewarnai sejarah ummat. Tiga pola generasi masyarakat ummat tersebut menurut beliau adalah : Pertama : Generasi masyarakat yang sehat dan kuat. Kedua : Generasi masyarakat yang sakit dan lemah. Ketiga : Generasi masyarakat yang sekarat dan mati. Menurut beliau, penelitian sejarah ummat ini mengacu kepada suatu filosofi sejarah yang berlandaskan pada dua prinsip berikut ini : Prinsip pertama : Setiap generasi masyarakat terdiri dari tiga elemen utama. Yaitu : 1. Pemikiran 2. Individu manusia 3. Materi. Generasi masyarakat yang sehat dan kuat terlahir, manakala pemikiran yang benar yang terdiri dari aqidah yang shoheh menjadi poros dari aktivitas individu manusia dan perputaran materi. Generasi masyarakat inilah yang disebut "GENERASI LANGIT" Generasi masyarakat yang sakit dan lemah terlahir, manakala aktivitas individu manusia menjadi poros dari aktivitas pemikiran dan perputaran materi. Generasi masyarakat yang sekarat dan mati terlahir, apabila materi telah menjadi poros dari aktivitas pemikiran dan individu manusia. Prinsip kedua : Setiap prilaku manusia terdiri dari dua elemen, yaitu : 1. Niat. 2. Gerak. Niat, menjelma dalam bentuk pemikiran dan kemauan. Gerak, menjelma dalam, bentuk perbuatan dan ucapan. Elemen elemen prilaku ini terangkai dalam tiga mata rantai yang saling mengisi dan mendorong. Mata rantai pertama : Pikiran. Mata rantai kedua : Kemauan. Mata rantai ketiga : Perbuatan dan perkataan. Niat, atau pemikiran dan kemauan ada didalam diri batin manusia. Sedangkan perbuatan dan perkataan ada pada lahir fisik manusia. Berdasarkan gambaran diatas, dapat disimpulkan bahwa munculnya berbagai macam fenomena sosial dan budaya dalam kehidupan, berawal dari buah buah pemikiran yang melahirkan tujuan, yang disusul oleh kecenderungan psikologis, yang mendorong kemauan, yang berahir pada tindakan tindakan nyata dalam kehidupan, yang terwujud dalam bentuk kemajuan atau kemunduran dalam seluruh bidang kehidupan. Dengan kata lain, keadaan suatu generasi masyarakat, yang mencakup keadaan sosial, budaya, ekonomi, militer. tergantung kepada serangkaian perbuatan dan perkataan suatu generasi tersebut. Sedangkan serangkaian perbuatan dan perkatan suatu generasi masyarakat tergantung kepada kecenderungan, keinginan dan kemauan mereka. Sedangkan kecenderungan, keinginan dan kemauan mereka tergantung kepada isi isi pikiran mereka. Lalu, darimana isi isi pikiran mereka ? jawaban dari pertanyaan ini kembali akan memperjelas keberadaan tiga generasi masyarakat diatas. Jawabannya : isi pikiran mereka tergantung kepada informasi yang ditangkap oleh pikiran mereka melalui panca indera mereka. Informasi informasi yang telah diserap oleh pikiran mereka itulah yang terkonsep menjadi sebuah pemikiran yang melahirkan tujuan, memunculkan kemauan,mendorong dan menggerakkan perbuatan dan tingkah laku. Kemudian perbuatan dan tingkah laku inilah yang melahirkan tingkah laku sosial, ekonomi dan budaya dalam sebuah generasi masyarakat manusia. Jadi, apabila yang terinstal dan terserap kedalam pikiran mayoritas ummat adalah aplikasi langit atau informasi dari langit yang datang dari Sang Pencipta manusia itu sendiri, yaitu Al Qur'an, maka pemikiran, visi dan misi, nilai nilai,kecenderungan, dan keinginan mayoritas ummat tersebut akan sesuai dengan program program langit. Dari keadaan batiniyah mayoritas ummat seperti itulah terbangun sebuah generasi masyarakat yang sehat dan kuat, dimana keadaan setiap individu ummat dan materi yang mereka miliki, mereka pergunakan dan mereka korbankan untuk mewujudkan program program langit di muka bumi. Yaitu menjadi hamba dan khalifah Allah dimuka bumi. Jadi tepatlah kalau mereka disebut sebagai "GENERASI LANGIT" yang hidup diatasd bumi. Kemudian, manakala yang terinstal dan terserap kedalam pikiran mayoritas ummat adalah aplikasi aplikasi bumi atau informasi informasi bumi, dari hasil rekayasa manusia, maka pemikiran, nilai nilai, kecenderungan dan kenginan kenginan mayoritas ummat tersebut sesuai dengan cita rasa bumi. Dari kondisi batiniyah mayoritas ummat yang seperti ini muncullah dua tipe generasi bumi, yaitu ; "GENERASI MASYARAKAT YANG SAKIT DAN LEMAH" dan "GENERASI Cahaya Bintang 5. Potret Generasi Bintang LANGIT KETUJUH Menyambut datangnya Kerajaan Langit Jilid II Cahaya bintang 1. Sinyalemen Rasulullah Yang Terang Benderang Cahaya Bintang 2. Pasca Jatuhnya Sovyet Musuh Bersama Barat Adalah Islam Cahaya Bintang 3. Geliat islam di Barat Cahaya Bintang 4. Gejolak Di timur Tengah Cahaya Bintang 5. Menyambut Datangnya Khilafah ‘Ala Minhajun Nubuwwah Kepustakaan Tentang Penulis Lima Inti Kandungan Al Qur’an Merupakan Poros Manajemen Langit . Bertujuan Untuk MembentukMentalitas Langit Dalam Kehidupan Manusia Di Bumi Manusia diciptakan oleh Allah SWT, terdiri dari dua unsur, yaitu unsur langit dan unsur bumi. Unsur langit adalah ruhnya, unsur bumi adalah badannya. Kalau diumpamakan dengan komputer, badan manusia seperti hardwarenya ( perangkat keras ), sementara ruhnya seperti softwarenya ( perangkat lunak ). Untuk keberlangsungan dan kesempurnaan dua unsur ini, Allah menciptakan kebutuhannya masing masing. Untuk kebutuhan badan atau jasmani, Allah menurunkan hujan dari langit, kemudian hujan ini menyuburkan bumi dan dari bumi inilah kebutuhan jasmani manusia terpenuhi. Sementara untuk kebutuhan ruh, Allah menurunkan wahyu dari langit yang berupa informasi informasi langit yang inti pokoknya merupakan makanan dan kebutuhan ruh manusia. Dengan hidangan bumi, jasmani manusia menjadi hidup dan sehat. Sementara dengan hidangan langit, ruh dan bathin manusia jadihidup dan sehat pula. Badan adalah kendaraan bagi ruh. Sementara Ruh adalah pengemudi bagi badan di dalam mengarungi perjalanan menuju kepada Sang Pencipta dalam kehidupan di dunia ini. Maka, apabila badan manusia sehat, ia merupakan kendaraan terbaik bagi ruh. Apabila ruh sehat, maka ia dapat mengemudi dan mengendalikan badan sesuai dengan perintah Penciptanya. Hubungan badan dan ruh ini bisa di ilustrasikan dengan kereta kuda dan kusirnya. Kereta kuda ini ditarik oleh 5 ekor kuda. Keretanya ibarat badan manusia, sementara lima kuda yang menarik kereta, ibarat lima panca indra. Sedangkan kusir dari kereta kuda tersebut, ibarat ruh manusia. Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi bila kuda kuda yang menarik kereta ini binal dan liar karena mendapatkan makanan makanan yang menguatkan badannya, kemudian terangsang lebidonya melihat kuda kuda betina yang melintas dihadapannya. Sementara sang kusir dalam keadaan sakit tak berdaya karena tidak mendapatkan makanan makanan bergizi yang dapat menyehatkan dirinya. Seperti itulah orang yang hanya mengurus kepentingan jasmaninya dengan makanan makanan yang bergizi tinggi, rajin olah raga, cukup istirahat. Sementara kebutuhan rohaninya tidak terurus.Tidak pernah mendapatkan "makanan makanan bergizi dari langit". Tidak pernah olah ruhiyah dengan ritual ibadah. Pada akhirnya dialah yang selalu di kendalikan oleh badan dan panca inderanya. Badan dan panca inderanya mengikuti ajakan hawa nafsunya. Sementara ruh sebagai kusir dan pengemudi badan tidak bisa berbuat apa apa. Inilah contoh manusia bumi, yaitu manusia yang hanya memenuhi kebutuhan kebutuhan buminya. Sementara ruhnya sebagai kusir tidak berdaya. Manusia Langit vs Manusia Bumi Dalam Tafsir Kabirnya, Iman Fakhrudin Al Razi membagi manusia menjadi 2 golongan. Golongan Manusia langit dan golongan Manusia bumi. Manusia langit adalah manusia yang memiliki mentalitas dan keperibadian seperti mentalitas dan keperibadian penduduk langit yaitu para malaikat atas ( Mala ul A'la ) atau malaikat muqorrobun. Sementara manusia bumi adalah manusia yang memiliki keperibadian dan mentalitas penduduk bumi selain manusia. Yaitu binatang ternak, binatang buas dan iblis. Al Qur'an diturunkan kepada manusia adalah untuk mengeluarkan mereka dari dzulumat ( kegelapan ) kepada Nur ( cahaya terang ). Yaitu dari kegelapan sifat sifat binatang dan sifat sifat iblis kepada cahaya terangnya sifat sifat malaikat. Lima inti kandungan Al Qur'an atau lima inti informasi langit sebagaimana yang telah diterangkan diatas, adalah merupakan doktrin ajaran langit atau aplikasi langit yang akan memogram manusia kepada terangnya sifat sifat malaikat. Sehingga layak disebut manusia langit. TIGA HUBUNGAN MANUSIA Apabila manusia telah terprogram dengan inti kandungan Al Qur’an yang lima seperti yang telah di sebut diatas, dan ia telah memiliki kesamaan dengan sifat sifat malaikat, maka selanjutnya dia akan mampu berinteraksi dengan tiga obyek sasarannya, yaitu ; hubungan dengan Allah, hubungan dengan diri sendiri dan hubungan dengan sesama manusia serta lingkungannya. Ketika berhubungan dengan Allah ia menggunakan 3 inti fitrahnya : Tauhid dan keimanan, Kesucian dan Kebersihan, Ketundukan dan kepasrahan. Ketika berhubungan dengan diri sendiri ia menggunakan 1 inti ftrahnya yaitu : Kemerdekaan dan kelapangan hati. Ketika berhubungan dengan sesama ia menggunakan 1 inti ftrahnya yang terahir, yaitu : Keadilan dan kasih sayang. Sebagaimana tergambar dalam bagan di bawah ini :