Rosulullah saw, bersabda, “ Allah menjadikan kebahagiaanku didalam sholat “ .
Dari sabda Rasullah saw, ini kita dapat menyimpulkan bahwa sholat yang diperintahkan kepada kita oleh Allah swt adalah sarana atau media untuk kebahagian manusia.
Tentu saja apa yang dinyatakan Rasulullah tersebut bagi kita masih menyisakan pertanyaan. Bagaimana tidak, bagi kita orang orang biasa, mengerjakan sholat itu seakan akan terpaksa. Terbukti di saat kita sholat pikiran kita masih suka keluar dari arena sholat. Ini artinya kita tidak menemukan apa yang telah ditemukan oleh Rasulullah saw. Yaitu Rasa bahagia di dalam sholat.
Sebenarnya, dari sini seharusnya kita memahami tentang sabda rasululah saw, yang lain, masih mengenai sholat, yaitu anjuran Rasululah saw, “ Sholatlah kalian sebagaimana kalian meliat sholatku “ . Maka sangat mungkin sekali kaulau sabda rasululah ini bukan hanya berhubungan dengan dhahir sholat Rasululah saja yang harus ditiru, tapi lebih dari itu, yaitu suasana batin Rasululah saw ketika berhadapan dengan Tuhan-Nya disaat sholat.
Memang yang sering terjadi dalam masalah sholat ini orang orang islam hanya banyak terfokus kepada dhohirnya sholat Rasulullah saw, saja. Bahkan tidak sedikit diantara mereka yang mulai baru mengenal takliman suka bertengkar dengan yang lain setelah mengetahui sebagian tata cara dhahirnya shalat Rasulullah ini.
Padahal disamping dhahir sholat Rasululah saw, yang harus di praktekkan, batin sholat Rasulullah saw pun juga harus di ciptakan dan diwujudkan dalam sholat kita. Walaupun tentunya walau bagaimanapun suasana batin kita tidak akan pernah sama dengan suasan batin Rasulullah didalam sholat. Namun dengan usaha yang sungguh sungguh minimal mudah mudahan sepuluh persennya dapat diraih.
Hal ini perlu kita usahakan, sebab sholat ini merupakan sentral aksi dalam kehidupan kita. Bila didalam sholat kita merasakan kebahagiaan, maka pasti diluar sholat kita akan merasakan kebahagiaan. Kenapa demikian ? ya, karena kebahagian itu berkaitan dengan perasaan, sedangkan apabila perasaan bahagia itu terjadi berulang ulang, kontinyu dan terus menerus maka perasaan bahagia itu masuk kealam bawah sadar kita dan akan menggeser perasaan sedih yang telah lama mengendap dalam alam bawah sadar kita.
Sehingga berubahlah kepribadian kita, yang semula berkarakter dan berkepribadian pemurung dan tidak ceria, menjadi orang yang berkeperibadian ceria dan bahagia.
Disinilah sholat sebagai media penginstal kebahagiaan kedalam suasana batin dalam kehidupan. Sebab ketika sholat di didirikan 5 kali dalam sehari. Ini artinya kita telah mengulang perasaan bahagia itu dalam 5 kali sehari dalam kehidun kita. Apabila pengulangan ini terus menerus dalam kehidupan kita, maka perasaan bahagia itu akan masuk kealam bawah sadar kita.
Sehingga dengan demikian, secara ilmiyah dapatlah dibuktikan, bahwa sholat itu merupakan media kebahagiaan dalam kehidupan kita. Hal itu terjadi, manakala sholat dengan cara Rasulullah lahir dan batin mampu kita terapkan dalam kehidupan kita.
Memilih pikiran didalam sholat
Sebagaimana kita tahu, bahwa manusia memiliki dua kekuatan, yaitu kekuatan fikiran dan kekuatan perbuatan. Dua kekuatan inilah yang dihidupkan dan dikembangkan didalam sholat.
Fikiran melahirkan perasaan sedangkan perbuatan yang didalamnya juga termasuk perkataan akan mewujudkan perolehan.
Bahagia adalah perasaan, yaitu rasa bahagia. Sedangkan perolehan adalah buah dari perbuatan, yaitu perbuatan yang di usahakan untuk memperoleh sesuatu.
Kebahagian bersifat internal, ia ada didalam diri kita. Sedangkan perolehan dan kesuksesan bersifat eksternal ia ada diluar diri kita.
Untuk bahagia kita harus memilih pikiran, yaitu pikiran bahagia. Sebab kalau kita memikirkan sesuatu yang membuat kita bahagia maka kita akan bahagia. Begitupula sebaliknya, kalau kita memilih pikiran atau memikirkan sesuatu yang membuat kita sedih, kita akan bersedih. Jadi perasaan sedih dan bahagia itu tergantung kepada isi pikiran kita.
Selanjutnya, manakala perasaan bahagia itu terjadi secara berulang ulang, terus menerus dan kontinyu, maka rasa bahagia tersebut masuk kedalam alam bawah sadar atau pikiran batin kita. Disana ia akan mendelet atau menghapus perasaan sedih yang telah lama terprogram dalam alam bawah sadar atau pikiran batin kita, akibat pikiran negativ yang selama ini kita kembangkan.
Buah berikutnya, pikiran batin atau alam bawah sadar kita akan dialiri oleh perasaan bahagia hingga memenuhi seluruh ruangnya. Dari sinilah terjadinya hijrah kepribadian, yaitu hijrah dari keperibadian penyedih, pemurung, tidak percaya diri, pembenci, tidak bahagia, kepada kepribadian yang periang, simpati, optimis dan percaya diri serta bahagia.
Kenapa demikian ? ya, sebab, sebagian besar perbuatan, sikap dan kepribadian manusia sangat di kendalikan oleh suasana alam bawah sadar mereka. Sementara alam bawah sadar menyerap dari perasaan manusia yang terjadi berulang ulang, sedangkan terjadinya pengulangan perasaan yang sama seperti ini disebabkan oleh pemilihan pikiran pada suatu obyek pemikiran yang dilakukan secara berulang ulang, baik di sengaja atau terjadi begitu saja dipikiran kita.
Lalu apa hubungannya ini semua dengan sholat kita?
Jawabannya, hubungannnya sangat kuat, sebab didalam sholat, kita di tuntut untuk mengkonsentrasikan pikiran kita kepada Allah semata, dengan cara memikirkan arti dan makna dari setiap bacaan didalam sholat kita.
Sementara secara global arti bacaan didalam sholat kita berkisar seputar kebesaran dan keagungan Allah, kasih sayang-Nya, kesucian-Nya dari segala keserupaan dengan makhluk, mengesakan-Nya, meminta hanya kepada-Nya, berdoa dengan penuh ketundukan kepada-Nya.
Bersamaan dengan itu, gerakan di dalam sholat mengikuti alur makna yang sedang direnungkan oleh fikiran kita didalam sholat, sehingga makna dan arti dalam bacaan bacaan sholat yang berisikan seputar kebesar dan keagungan allah akan begitu terkesan dan masuk dalam hati kita.
Cobalah konsentrasikan pikiran kita di saat kita bediri di dalam sholat, kepada bacaan doa iftitah berikut:
اني وجهت وجهي للذي فطر السموات والارض حنيفا مسلما وما أنا من المشركين
“ Sesungguhnya aku hadapkan diriku kepada Allah pencipta tujuh langit dan bumi dengan lurus dan pasrah kepada-Nya. Dan aku bukan termasuk golongan orang yang musrik “.
Bayangkan dalam fikiran anda, bahwa anda saat itu telah bertemu dengan Allah, berhadapan langsung dan berada di dekat-Nya. Terus kembangkan fikiran anda, betapa Maha Agung dan Maha Besar allah Azza Wajalla, Dialah Pencipta langit dan bumi, Penguasa langit dan bumi dan pemilik semua yang ada diantara keduanya.
Bayangkan bahwa saat ini anda berada di dekat Sang pemilik langit dan bumi itu. Seluruh duit di bank di seluruh dunia ini, Dialah Pemiliknya. Seluruh milyuner di dunia, Dialah Pemegang ubun ubunnya. Seluruh ikan di lautan dialah Pemiliknya. Dan seluruh apa saja, baik dalam kehidupan kita di dunia ini bahkan seluruh kehidupan di akhirat Dialah Pencipta, Penguasa dan Pemiliknya.
Dan sekarang anda dalam sholat, telah berada di dekat-Nya. Seandainya Allah Azza Wajalla itu mau, maka Dia akan memberikan semua yang anda inginkan dari sebagian yang dimiliki-Nya itu kepada anda. Tidak susah bagi allah. Namun Allah Azza wajalla, tidak hendak memberikan keinginan anda itu kepada Anda.
Kenapa demikian ? Karena semua keinginan anda di dunia ini hanyalah setetes dibandingkan dengan keinginan Allah untuk membahagiakan anda kelak di hari akhirat, dari sholat yang anda dirikan.
Senyum Allah ketika anda menghadap-Nya didalam sholat, lebih berharga bagi anda dari pada pemberian Allah sepenuh langit dan bumi kepada Anda di dunia ini.
Lalu bagaimana mungkin anda tidak merasakan bahagia didalam sholat, jika anda mampu memahami makna dan arti dari bacaan bacaan sholat seperti pemahaman diatas. Walla A’lam bis Shawab.