wisata langit
Image by Cool Text: Logo and Button Generator - Create Your Own Logo

Sabtu, 20 Februari 2010

Bagaimana sistem langit bekerja


Allah swt,mendatangkan manusia di muka bumi ini, disamping untuk beribadah kepada-Nya juga mendapatkan tugas menjadi kholifah untuk memakmurkan bumi dengan kebaikan kebaikan.Antara tugas beribadah dan tugas menjadi kholifah ada kaitan yang sangat erat.Manusia tidak akan pernah mampu menjadi khalifah ( pengganti ) Allah dimuka bumi ini, sebelum ia mampu menjadi hamba Allah yang sesungguhnya.

Kenapa demikian ? Karena,manusia yang belum mampu menjadi hamba Allah dalam arti yang sesungguhnya, berarti ia masih menjadi hamba bagi dirinya sendiri.Ia belum merdeka dari penjajahan hawa nafsunya.Ia belum merdeka dalam arti spritual.Ia belum merdeka dalam arti agama.

Kemerdekan dalam arti agama adalah kewajiban manusia untuk mengenal dirinya sebagai hamba Allah dan khalifatullah di bumi, sehingga ia tiada menghamba pada apapun, pada siapapun, kecuali Allah. Dari definisi ini jelas bahwa manusia merdeka adalah manusia yang hanya mengarahkan penghambaannya kepada Allah semata. Manusia yang belum merdeka dalam arti agama ini, ia akan menyembah ilah yang bukan Allah. Misalnya ia akan menyembah pada dunia emperis, pada uang, pada pangkat dan jabatan. Maka jelas manusia seperti ini bukanlah manusia merdeka.

Mengapa begitu banyak masalah kemerdekaan muncul di dunia modern ini ? Pertanyaan ini mudah sekali kita jawab: Yaitu karena banyak manusia yang belum merdeka dalam arti agama memperoleh hak sebagai manusia merdeka. Manusia yang belum merdeka dalam arti agama akan menyalah gunakan kemerdekaan itu kalau mereka diberi hak kemerdekaan. Dari sinilah muncul rumus eksploitasi yang begitu banyak kita lihat di dunia modern ini :

- Si kaya merdeka untuk memperbudak si miskin, dan si miskin merdeka untuk diperbudak si kaya

- Si pinter merdeka untuk memperbudak si bodoh, dan sibodoh merdeka untuk diperbudak si pinter.

- Si kuat merdeka untuk memperbudak si lemah, dan si lemah merdeka untuk diperbudak si kuat.

- Dan bentuk masyarakat yang paling terkutuk terjadi kalau si pinter, si kuat dan si kaya bersatupadu memperbudak si bodoh, si miskin dan si lemah.

Dan ternyata, Sistem eksploitasi seperti inilah yang berlangsung terus menerus, dalam kehidupan antar bangsa atau dalam suatu negara di zaman yang katanya sudah maju ini. Kenapa ? Sebab ada sebagian bangsa atau negara di dunia ini yang telah mengankat dirinya menjadi penguasa dunia (kholifah), namun mereka enggan menjadi hamba Allah yang telah menciptakan diri mereka. Begitu pula banyak orang orang yang mendapatkan hak dan kemerdekaan untuk menjadi penguasa di suatu negara namun secara spritual dan agama mereka belum merdeka. Maka sepanjang para penguasa di dunia ini berada pada kondisi seperti itu, praktek eksploitasi, penjajahan, penindasan, dan ketidak adilan tidak mungkin dapat dihapuskan dari muka bumi. Dan sepanjang itu pula dunia ini selalu dalam ancaman bahaya.

Inilah perlunya manajemen langit diprogramkan di muka bumi. Manajemen langit adalah nilai nilai dari langit yang termuat dalam kitab suci Al Qur'an,untuk di programkan di dalam diri setiap manusia di bumi.Nilai nilai tersebut terintisarikan di dalam 5 nilai, Yaitu ;

1. Tauhid
2. Kesucian
3. Ketundukan
4. Kemerdekaan
5. Keadilan

lima nilai langit ini telah diletakkan oleh Allah swt, di dalam cetakan dasar penciptaan manusia yang di sebut dengat fitrah.Oleh sebab itu, setiap diri manusia sejak awal kejadiannya telah memiliki kecenderungan terhadap 5 nilai langit tersebut. Lima nilai ini merupakan inti kandungan Al Qur'an, inti ajaran islam dan inti jiwa manusia. Setiap manusia terlahir ke dunia ini, membawa kecenderungan terhadap 5 nilai ini.Hanya kemudian lingkungannyalah yang membuat kecenderungan kepada lima nilai ini menjadi meredup atau bahkan menjadi padam.

Rasulullah saw, bersabda,"Setiap anak yang dilahirkan (di dunia ini), terlahir dalam keadaan fitrah ( memiliki kecenderungan kepada lima nilai langit ).Maka orang tuanyalah ( lingkungannyalah ) yang membuat ia menjadi nasrani, yahudi dan majusi ( yang menjadikan padamnya 5 nilai langit tersebut ).

Manakala 5 nilai langit telah menjadi padam dalam diri kebanyakan manusia di muka bumi, maka dunia ini akan menjadi ajang pertumpahan darah dan menjadi ajang penindasan si kuat pada si lemah, yang mumbuat hidup kebanyakan manusia di dunia ini terasa dalam neraka.Ini telah menjadi keputusan Allah sejak manusia dan iblis terusir dari surga. Di dalam surat Al Baqoroh ayat 36 di jelaskan;

"Dan kami berfirman, Turunlah kalian ! ( dari surga ke bumi ). Sebagian kalian menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan bagi kalian ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang di tentukan (ajal/kematian).

Selanjutnya pada ayat yang ke 38 Allah berfirman :

"Kami berfirman,"Turunlah kalian semua dari surga ! Kemudian jika benar telah datang petunjuk-Ku (manajemen langit) kepada kalian, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku,(memprogram dirinya dengan manajemen langit ini) tidak ada rasa takut kepada mereka dan mereka tidak pula bersedih hati".

Yang di maksud dengan apabila telah datang petunjuk-Ku dalam firman ini, adalah; apabila telah datang kitab kitab suci yang memuat petunjuk petunjuk Allah yang berupa nilai nilai langit yang di intisarikan dalam 5 tata nilai diatas. Dan seluruh petunjuk petunjuk Allah yang termuat dalam kitab kitab suci terdahulu telah termuat secara keseluruhan dalam Kitab yang terahir yang di turunkan kepada hamba-Nya yang terpilih ( Muhammad saw ) melalui malaikat kepercayaan ( Jibril as ), yaitu kitab Al Qr'an.

Hubungan Antara Manajemen Langit ( Al Qur'an ) dan Manusia

Al Qur'an adalah kitab suci yang terahir yang di turunkan dari langit kebumi.Di dalamnya terekam seluruh nilai nilai ajaran islam, baik aqidah, syariah dan akhlak islam. Aqidah terangkum dalam Rukun Iman yang 6.Syariah Terangkung dalam rukun islam yang 5. Akhlak terangkum dalam rukun ikhsan yang 1. Sehingga ada sebagian dai kontemporer yang mengembangkan training kecerdasan spritual yang berlambangkan 165, yang dikenal dengan ESQ.

Adapun di ML (Manajemen Langit)- nama blog yang anda baca ini-,untuk lebih mempermudah dan mempercepat ummat memahami dan mengamalkan islam dalam kehidupan, maka nilai nilai islam yang terangkum dalam 165 ini, di peras lagi menjadi 5 nilai langit. Penjelasannya sebagai berikut :

1. Tauhid, ini merangkum rukun iman yang 6 termasuk rukun islam yang pertama.
yaitu perkara aqidah.

2. Kesucian dan
3. Ketundukan, ini merupakan tujuan dari rukun islam yang ke 2, yaitu sholat.
4. Kemerdekaan, ini merupakan tujuan dari rukun islam yang ke 3, yaitu puasa.
5. Keadilan, ini merupakan tujuan dari rukum islam yang ke 4, yaitu zakat.

Adapun rukun islam yang ke 5, yaitu haji, ia merupakan rangkuman dari nilai yang lima ini. Dari 2 sampai 5 ini merupakan aplikasi dari semua tujuan Syariat.

Adapun akhlak, ia merupakan buah dari pelaksanaan nilai yang ke 4 dan yang ke 5 setelah sebelumnya mendapatkan energi dari nilai yang ke 1,2 dan ke 3.

Inilah lima nilai langit yang merupakan inti dari manajemen langit hasil perasan dari rukun iman yang 6, rukun islam yang 5, dan rukun ikhsan yang 1. atau dengan kata lain, ia hasil perasan dari perkara aqidah, syari'ah dan akhlak.

Yang menakjubkan adalah, bahwa 5 nilai langit yang merupakan inti ajaran al Qur'an dan islam ini telah Allah letakkan di dalam diri setiap manusia pada cetakan dasar penciptaannya, yang di sebut sabagai fitrah manusia. Sehingga dengan cetakan dasarnya ini setiap manusia sejak awal penciptaannya telah memiliki kerinduan dan kecenderungan kepada nilai nilai islam, sebagaimana ketertarikan potongan potongan besi kepada besi semberani.Dengan kata lain, bahwa setiap manusia di ciptakan oleh Allah memiliki naluri beragama, yaitu agama tauhid, yaitu islam. Inilah yang di maksudkan dalam hadits di atas."Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah"

Di dalam al Qur'an, Allah swt, menjelaskan hal ini pada surat ar Rum ayat 30 yaitu;

فَأقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًا فِطْرَتَ اللهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لاَتَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَالِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمْ وَلكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَيَعْلَمُوْنَ

"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama islam, itulah fitrah Allah,Yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan dalam ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui"


Maksud firman Allah,"Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama islam", adalah,"Kerjakanlah (amalkanlah) agama islam ini dengan sempurna dan penuh kesungguhan",sebab agama islam itu sesuai fitrah Allah.

Sedangkankan maksud fitrah Allah disini menurut ulama ahli tafsir adalah al Islam, yaitu agama islam itu sendiri. Adapun yang di maksud dengan ,"Dimana Allah telah menciptakan manusia menurut fitrah itu", adalah, bahwa Allah menciptakan manusia atas cetakan dasar nilai nilai islam. Yaitu nilai nilai langit yang 5 ; Tauhid, kesucian, ketundukan, kemerdekaan dan keadilan.

Maka dari sinilah kita mendapatkan kesimpulan, bahwa 5 nilai langit ini, disamping merupakan inti ajaran Al Qur'an dan islam, ia juga merupakan inti fitrah manusia atau inti kecenderungan dan kebutuhan jiwa dan ruhiyyah manusia. Dari sini pula kita mengerti bahwa, kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat hanya ada di dalam islam. Semakin sempurna seseorang dalam menjalankan agama islam, semakin banyak pula kebutuhan jiwanya terpenuhi sehingga menjadi semakin bertambah kebahagiaannya.

Gambaran keadaan ini sama seperti rembulan di malam purnama, ia dengan lurus dan sempurna menghadap matahari, tanpa sedikitpun terhalang oleh bumi. Sehingga rembulan mendapatkan pancaran matahari begitu sempurna. Maka nampaklah pancaran cahaya kegebiraan yang sempurna di wajah sang rembulan, dan pancaran kebahagiaan inipun ia bagikan dan pantulkan pada penduduk bumi. Sehingga penduduk bumi turut pula merasa bahagia bersamanya. Dan ini tidak terjadi di malam malam yang lain, karena ia tidak mampu menghadap matahari dengan sempurna, sebab ia terhalang oleh bumi.

Manusia seperti rembulan, Al Qur'an/islam seperti matahari, nafsu seperti bumi. Apabila nafsu secara total menghalangi manusia untuk mendapatkan sinar Al Qur'an, maka ia disebut manusia Kafir (gerhana total). Apabila nafsu dapat di geser atau di kendalikan oeh manusia sehingga secara penuh ia dapat menerima sinar Al Qur,an maka ia disebut manusia mukmin yang sejati (bulan purnama),dimana ia akan dapat memantulkan cahaya rahmat kepada nafsu, sehingga nafsu menjadi tenang (mutmainnah), sebagaimana bulan purnama dapat memantulkan cahaya kepada bumi, dan membuat bumi menjadi indah dan penduduknya terasa damai.

Fitrah Manusia

Telah di sebutkan diatas, bahwa manusia pada asal penciptaannya telah di titipkan nilai nilai langit kepadanya, yaitu berupa kecenderungan kepada agama tauhid, yaitu agama islam. Sehingga antara manusia dan islam ada keterkaitan yang sangat erat yang tidak dapat di pisahkan.Manusia tidak akan bahagia dan sempurna tanpa islam. Islam tidak akan teramalkan di bumi tanpa manusia.Hubungan ini bisa kita perjelas seperti di bawah ini:

Fitrah Manusia memiliki kecenderungan kepada:

1. Tauhid, yaitu mengenal Tuhannya yang Satu
2. Kesucian, yaitu kesucian dari kotornya jiwa dan badan
3. Ketundukan, yaitu tunduk kepada Penciptanya.
4. Kemerdekaan, yaitu merdeka dari kekuasaan hawa nafsu.
5. Keadilan, yaitu kasih sayang antar sesama

Al Qur'an/Islam memuat nilai (ajaran) yang di cenderungi (dibutuhkan) manusia yaitu:

1. Nilai Tauhid, (Rukun iman, syahadataini).
2. Nilai Kesucian, (Wudhu',Mandi,kebersihan, kerapian,memakai wewangian).
3. Nilai Ketundukan, (Sholat,tilawah,dzikir,do'a,istighfar, dll).
4. Nilai kemerdekaan, (Puasa,zuhud,qona'ah,waro',sabar,mujahadah,taubat,tawakkal,
syukur,takwa, dll).
5. Nilai Keadilan, (Zakat,shodaqoh,tolong menolong,saling menghormati dan menyayangi,
dermawan,tawadhu',mengajarkan ilmu,dakwah,amar ma'ruf nahi mungkar,jihad, dll).

Keterkaitan antara fitrah manusia dan nilai nilai langit ini, sama seperti keterkaitan badan manusia dengan benda benda bumi.Badan manusia memiliki kecenderungan atau kebutuhan kepada benda benda bumi, seperti sandang, pangan, dan papan. Sebagaimana ruh manusia memiliki kecenderungan atau kebutuhan pada nilai nilai langit, seperti, tauhid, kesucian, ketundukan,kemerdekaan dan keadilan.

Demikianlah dengan kasih sayangnya, Allah telah menciptakan manusia dengan kedua cenderungan atau kebutuhan tersebut, kemudian Allah memenuhi masing masing kecenderungan atau kebutuhan manusia tersebut untuk kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat.

Untuk kebutuhan badan manusia, Allah swt, turunkan air hujan dari langit, kemudian dialirkannya kepori pori bumi dan memunculkannya menjadi mata air - mata air di pelosok pelosok bumi, dengannya Allah tumbuhkan tumbuh tumbuhan yang beranika ragam, sehingga dari itu Allah penuhi kebutuhan sandang (pakaian),pangan (makanan dan minuman), papan (rumah atau tempat tinggal)untuk manusia. Begitu pula Allah turunkan besi dari langit untuk kepentingan peralatan dan kendaraan manusia.

Sedangkan untuk kebutuhan ruh manusia, Allah telah turunkan wahyu atau kitab kitab dari langit yang memuat ajaran dan nilai nilai langit. Sehingga dengan nilai nilai langit ini kecenderungan dan kebutuhan ruhiyyah manusia - yang di dalamnya terdapat fitrahnya,- dapat terpenuhi.

Apabila manusia bisa mendapatkan apa yang menjadi kecenderungan dan kebutuhan fisik dan ruh yang telah di sediakan oleh Allah tersebut, maka ia selalu berada dalam ketentraman dan kebahagiaan yang sempurna.